Liputan6.com, Jakarta - Tingkah turis asing di Bali semakin jadi sorotan. Salah satu contohnya tampak dalam unggahan akun Twitter @Heraloebss. Dalam unggahan tersebut terlihar seorang turis asing mengamuk di Bali hingga berusaha ditenangkan oleh petugas keamanan tradisional atau yang akrab disebut pecalang.
Aksi itu terjadi saat prosesi upacara adat Melasti atau pengambilan tirta suci tengah digelar di Kuta Selatan, Minggu, 19 Maret 2023, untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) itu disebut marah karena diminta melambatkan kendaraannya.
Advertisement
Di tempat itu itu banyak warga lokal mengenakan pakaian adat Bali berwarna putih dan kepala memakai udeng. "Turis asing mengamuk dan menantang Duel Pecalang hanya lantaran disuruh melambatkan kendaraannya ketika ada prosesi upacara adat Melasti (pengambilan tirta suci) di Kuta Selatan. Bali 19/3/2023," tulis akun @Heraloebss pada Selasa, 21 Maret 2023.
Dalam video itu turis asing tersebut berteriak sambil menunjuk orang-orang di depannya. Di dekat pria asing itu ada seorang turis asing perempuan mengenakan helm hitam. Pria itu kemudian turun dari motor dengan amarah dan segera ditahan oleh orang-orang yang ada di sana.
Wisatawan asing perempuan dan sejumlah warga di dekatnya langsung mencegahnya, tapi pria itu tetap nekat ingin menghampiri warga yang dituju. Ia kemudian berteriak meski tubuhnya sudah dipegang, sampai akhirnya berhasil ditenangkan.
Disebutkan bahwa turis asing itu menggeber motornya sejak di parkiran yang menimbulkan suara bising di lokasi . Hal itu dinilai mengganggu hingga akhirnya ia ditegur tapi berujung mengamuk.
Turis Harus Hormati Budaya Bali
Unggahan ini lantas menarik banyak perhatian warganet. Sebagian warganet yang menyayangkan tindakan turis asing itu. Menurut mereka, wisatawan mancanegara sebagai pendatang seharusnya menghormati adat dan budaya warga Bali.
"Pada kenapa sih ini bule-bule heran dah dari kemarin kemarin buat onar terus. Mungkin bisa diperketat lagi peraturan buat para turis asing di sana, biar mereka jera," komentar seorang warganet.
"Harusnya kearifan lokal dijunjung sama yang turis-turis ini, “ terang warganet lainnya.
"Yang kayak gini tuh enaknya dideportasi aja langsung," tulis warganet lainnya di kolom komentar.
"Knapa sih bang, qta biarkan negara qta dmasukan orang seperti ini. Knapa imigrasi gk tegas, melakukan pmeriksaan, dan mendeportasi WNA begini. Katanya bekerja dlm snyap, bktinya ini berkeliaran,” timpal warganet lainnya.
Sampai berita ini ditulis, unggahan tentang ulah tak terpuji turis asing itu sudah dilihat lebih dari 9,3 juta kali, disukai lebih dari 18 ribu kali dan mendapatkan lebih dari 3.300 komentar.
Advertisement
Kolaborasi Kemenparekaf dan Pemprov Bali
Aksi sejumlah turis asing yang bikin onar di Bali beberapa waktu belakangan kian membuat resah banyak pihak. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan pihaknya telah bergerak cepat dengan Pemprov Bali untuk menangani hal ini dengan membentuk Satuan Tugas atau Satgas.
"Membentuk unit-unit di bawah Satgas ini yang kita harapkan akan memberikan narasi yang tegas dalam menegakkan hukum, memberikan pengawasan, dan juga kita pastikan pemulihan pariwisata kita menyasar pada wisatawan yang berkualitas," kata Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar hybrid, Senin (20/3/2023).
Pihaknya juga akan terus mensosialisasikan apa yang bisa dilakukan dan yang harus dihindari serta memonitor dan mengevaluasi situasi yang berkembang. Tindakan tegas akan ditegakkan bila ada pelanggaran hukum.
"Tapi kami akan tetap dengan keramahtamahan mengundang wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia, terutama di Bali," lanjut pria yang biasa disapa Sandi ini.
Menganggu Ketertiban Masyarakat Bali
Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjelaskan bahwa keamanan dan kenyamanan menjadi hal yang utama. Namun, beragam insiden akibat ulah wisman yang tak bertanggung jawab dikatakannya telah mengusik ketenangan dan kenyamanan masyarakat Bali juga wisatawan yang datang ke Pulau Dewata.
"Ulah beberapa wisman-wisman khususnya dari satu negara tertentu yang secara ugal-ugalan mengendarai sepeda motor, di samping melanggar peraturan lalu lintas, mereka seringkali melanggar etika ketimuran, naik motor hanya menggunakan pakaian dalam saja, boncengan bertiga, dan sebagainya," terang Wagub yang akrab disapa Cok Ace tersebut.
Berbagai tindakan tersebut, dikatakan Cok Ace, sangat mengganggu ketertiban masyarakat Bali juga wisatawan yang diharapkan datang ke Bali untuk menikmati keindahan alam dan keunikan budaya. Beberapa insiden yang terjadi dalam pelanggaran lalu lintas, bikin onar di jalan, konflik dengan polisi, masyarakat, dan bahkan konflik dengan sesama wisatawan.
Cok Ace mengungkapkan dari Rapat Koordinasi yang telah dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk Polda Bali hingga instansi terkait seperti Satpol PP juga pecalang, akhirnya disepakati untuk pembentukan Satgas. "Satgas yang akan menertibkan wisatawan-wisatawan yang "mengganggu" ketertiban dan keonaran-keonaran di Bali," terang Cok Ace.
Advertisement