Teks Khutbah Jumat Ramadhan: Mengisi Bulan Suci dengan Akhlak Mulia

Mengisi Ramadhan dapat dilakukan dengan berbagai hal yang positif. Salah satunya adalah dengan berperilaku akhlak mulia. Kita jadikan Ramadhan sebagai madrasah untuk memperbaiki akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 23 Mar 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi puasa Ramadhan (dok.unsplash/ Artur Aldyrkhanov)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah menetapkan awal puasa Ramadhan 1444 H pada Kamis (23/3/2023). Sejak malam tadi, umat Islam di Indonesia sudah melaksanakan sholat tarawih.

Ramadhan adalah bulan suci umat Islam yang penuh berkah dan ampunan. Umat Islam harus bisa memaksimalkan momentum Ramadhan dengan baik. Bisa jadi ini adalah Ramadhan yang terakhir, karena kita tidak tahu apakah tahun depan masih bisa merasakan nikmatnya bulan suci atau tidak.

Mengisi Ramadhan dapat dilakukan dengan berbagai hal yang positif. Salah satunya adalah dengan berperilaku akhlak mulia. Kita jadikan Ramadhan sebagai madrasah untuk memperbaiki akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan akhlak yang baik kepada sesama atau makhluk lain, harapannya bisa menjadi jalan untuk meraih surga-Nya. Semoga kita termasuk muslim yang mengedepankan akhlak mulia.

Mengingat pentingnya perilaku dalam kehidupan sehari-hari, khatib Jumat dapat menyampaikan tema khutbah pekan ini tentang akhlak mulia. Mengutip NU Online, berikut adalah teks khutbah Jumat yang dapat digunakan.

 


Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْعَظِيْمِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كُنِّيَ بِأَبِي الْقَاسِمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah swt yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan sehat wal afiat sehingga kita dapat melaksanakan shalat Jumat pada siang hari ini. Shalawat dan salam, mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarganya, dan sahabatnya. Semoga, kita semua selaku umatnya mendapatkan berkah dan syafaatnya.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Siapa yang hari ini masih sama kadar keimanan dan ketakwaannya dengan hari sebelumnya adalah orang yang merugi. Sementara yang beruntung adalah dia yang mampu menjadi lebih baik setiap harinya.

Jamaah Jumat yang berbahagia,

Manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendirian, melainkan harus bersama-sama dengan manusia lainnya. Dalam menjalani hidup, manusia mesti berinteraksi dengan manusia lainnya, juga dengan makhluk lainnya. Dalam rangka hal itu, manusia perlu menjalin kehidupan dengan sesamanya dengan baik sehingga tidak menimbulkan ketegangan dan justru harus melahirkan ketenangan dan kenyamanan.

Contoh atau model terbaik dalam hal itu tentu saja tidak lain adalah Nabi Muhammad saw. Sosok manusia sempurna dengan keluhuran akhlaknya. Hal ini ditegaskan secara langsung oleh Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Qalam ayat 4.

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Artinya, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.”

Dalam kitab tafsir Al-Bahrul Muhith karya Imam Abi Hayyan al-Andalusi disebutkan bahwa kata ‘adhim’ pada ayat tersebut tidak lain karena kemuliaan akhlaknya. Bahkan, mengutip Sayyidah Aisyah ra dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah, akhlak Nabi Muhammad saw adalah Al-Qur’an. Artinya, apa yang terkandung dalam Al-Qur’an sudah terimplementasi dalam laku Rasulullah saw.

Sebagaimana diketahui bersama, Nabi Muhammad saw menghadapi zaman jahiliah, suatu masa kegelapan karena etika, moral, adab, atau akhlak yang tak dihiraukan. Kehidupan berjalan dengan sangat buruk. Mulai dari perbudakan hingga pembunuhan anak perempuan yang dianggap biasa karena dianggap aib.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw menegaskan dirinya diutus sebagai Rasul bagi umat saat ini dalam rangka menyempurnakan akhlak mereka.

اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

Artinya, “Aku diutus (sebagai Rasul) tidak lain hanya untuk menyempurnakan akhlak.”


Lanjutan Khutbah I

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Sebagai penyempurna, tentu sudah tidak diragukan lagi keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw. Diceritakan bahwa, Nabi Muhammad saw tak berhenti menyuapi seorang tua buta yang beragama Yahudi dan memaki-maki dirinya. Ketika seorang sahabat menggantikan perannya dan terasa perbedaannya, orang tua tersebut bertanya mengenai sosok yang biasa menyuapinya itu. Ketika dijawab bahwa sudah meninggal dan tahu bahwa orang tersebut adalah sosok yang kerap ia maki-maki, seketika ia masuk Islam.

Nabi juga menjenguk seseorang yang kerap meludahinya ketika terbaring sakit. Keadaan tersebut diketahui Nabi setelah bertanya mengenai keberadaannya yang tak meludahinya di hari tersebut.

Bahkan, Nabi Muhammad saw juga pernah ditawari malaikat agar ia diizinkan membalik gunung sebagai balasan kepada mereka yang membenci dan melukai Nabi. Namun, Nabi menolak dengan alasan, mereka belum mengenal dan belum mengetahui.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Kita sudah memasuki bulan Ramadhan. Bulan yang sangat mulia. Bahkan disebut sebagai bulannya kita sebagai umat Nabi Muhammad saw.

Kita diwajibkan untuk menahan segala hal yang membatalkan puasa, baik makan, minum, dan berhubungan suami istri. Tidak hanya itu, kita juga tidak boleh melakukan perkara buruk lain, terlebih maksiat yang jelas keharamannya. Hal itu bakal membatalkan pahala puasa kita.

Oleh karena itu, hendaknya kita menjadikan Ramadhan ini menjadi madrasah untuk memperbaiki akhlak kita. Dengan terbiasa menerapkan akhlak baik selama Ramadhan, diharapkan hal tersebut akan terus berlanjut di hari-hari setelahnya.

Akhlak mulia yang kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari itu, insyaallah akan mengantarkan kita masuk ke surganya Allah swt sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah saw.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ اِلَّا حَسَنُ الْأَخْلَاقِ

Artinya, “Tidak akan masuk surga kecuali orang yang baik akhlaknya.”

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Oleh karena itu, mari, kita perbaiki akhlak kita sedikit demi sedikit, satu demi satu, hari demi hari. Insyaallah, akhlak kita yang baik dengan sesama, dengan makhluk yang lain, juga dengan Allah swt akan mengantarkan kita masuk ke surga-Nya di akhirat kelak sebagaimana yang ditegaskan Nabi Muhammad saw dalam haditsnya.

اَللّٰهُمَّ حَسِّنْ خُلُقِيْ وَخَلْقِيْ

Artinya: “Ya Allah, baikkanlah akhlakku dan rupaku.”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ.

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

Syakir NF, alumnus Pondok Buntet Pesantren, Jawa Barat

Saksikan Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya