Liputan6.com, Surabaya - DPD PDIP Jatim ikut menolak kedatangan tim nasional sepak bola Israel bertanding di Piala Dunia U-20 Indonesia.
“Menginstruksikan kepada Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jatim untuk menolak kehadiran delegasi dari Israel pada Piala Dunia U-20 di Jawa Timur. Penolakan itu perlu disampaikan secara terbuka dan tertulis kepada Gubernur Provinsi Jawa Timur,” kata Plt Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah, Rabu (22/3/2023).
Advertisement
Menurutnya, penolakan PDIP Jatim didasarkan pada komitmen solidaritas terhadap perjuangan Bangsa Palestina atas perlawanan menghadapi aneksasi, penjajahan dan pembunuhan yang terus dilakukan Israel.
“Sikap PDI Perjuangan Jawa Timur ini sejalan dengan kebijakan politik yang pernah ditempuh oleh Presiden Soekarno dalam menempatkan delegasi olah raga dari Israel,” tegasnya.
Said mengisahkan, Pada 1957 Indonesia lolos dari babak kualifikasi Piala Dunia tahun 1958 setelah Taiwan menyatakan pengunduran diri. Pada babak play off setelah Australia juga mengundurkan diri, Indonesia harus menghadapi Timnas Israel.
Saat akan menghadapi Timnas Israel, PSSI meminta pertandingan dilakukan di tempat yang netral, namun permintaan ini ditolak oleh FIFA. Atas kebijakan ini, Timnas Indonesia menyatakan mengundurkan diri dalam menghadapi Timnas Israel.
Kebijakan serupa dilakukan oleh Presiden Soekarno kala Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Saat itu Pemerintah Indonesia tidak memberikan visa kedatangan delegasi Israel, yang berakibat Indonesia lebih memilih membayar denda kepada Komite Olimpiade Dunia daripada menerima delegasi atlet Israel.
Bentuk Konsistensi
Lebih lanjut Said menjelaskan bahwa sikap Presiden Soekarno tersebut sebagai cermin konsistensi Indonesia dalam melawan dan menghapuskan segala bentuk penjajahan, dan kolonialisme dibuka bumi.
“Sikap itu kami jadikan teladan dalam perjuangan politik melawan kolonialisme Pemerintah Israel terhadap Bangsa Palestina hingga saat ini. Apalagi Pembukaan UUD 1945 juga menegaskan agar Bangsa Indonesia ikut aktif dalam penjuangan melawan penjajahan,” pungkasnya.
Advertisement