Lembaga Pajak AS Bakal Tarik Pajak dari Koleksi NFT

IRS mengatakan akan mengeluarkan panduan terkait perlakuan NFT sebagai barang koleksi.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Mar 2023, 12:30 WIB
Regulator AS yang bertanggung jawab kumpulkan pajak federal AS untuk mengenakan pajak pada beberapa NFT. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Internal Revenue Service (IRS), lembaga yang bertanggung jawab mengumpulkan pajak federal AS berencana untuk mengenakan pajak pada beberapa Non Fungible Token atau NFT.

Dilansir dari CNBC, Kamis (23/3/2023), ini karena NFT sebagai barang koleksi yang mirip dengan karya seni atau permata  sebuah pendekatan yang akan mengenakan pajak keuntungan bagi pemilik kaya pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan aset seperti saham, real estate, dan mata uang kripto.

Pemerintah federal memungut pajak atas barang koleksi yang disimpan selama lebih dari satu tahun dengan tarif tertinggi 28 persen. Ini umumnya memungut tingkat 20 persen teratas untuk investasi lain.

Dalam pemberitahuan pada Senin, 20 Maret 2023, IRS mengatakan akan mengeluarkan panduan terkait perlakuan NFT tertentu sebagai barang koleksi

NFT pada dasarnya adalah aset digital satu-satunya, yang dapat melampaui seni digital untuk memasukkan hal-hal seperti cuitan di twitter dan GIF. Mereka terkadang juga memberi pemilik hak sehubungan dengan aset non-digital, seperti hak untuk menghadiri acara dengan tiket atau mengesahkan kepemilikan barang fisik.

Terkait rencana ini IRS meminta komentar dari publik, yang akan dibuka hingga 19 Juni 2023. Pada dasarnya, ini akan menilai apakah hak atau aset terkait NFT dapat ditagih seperti yang saat ini didefinisikan dalam kode pajak  dan jika demikian, NFT juga dapat ditagih.

 


Bagaimana Barang Koleksi Dikenai Pajak di AS?

Ilustrasi NFT. Dok: unsplash

Investor membayar pajak keuntungan modal saat mereka menjual aset. Pajak terutang atas keuntungan penjual. Keuntungan modal jangka pendek berlaku untuk aset yang dimiliki selama satu tahun atau kurang. 

Laba atas penjualan tersebut dikenakan pajak dengan tarif pajak penghasilan biasa, yang berlaku untuk upah, misalnya. (Ada tujuh tarif pajak marjinal, mulai dari 10 persen hingga 37 persen).

Keuntungan modal jangka panjang berlaku untuk aset yang dijual setelah lebih dari satu tahun kepemilikan. Tarif pajak ini umumnya lebih rendah dari tarif pajak penghasilan biasa.

NFT dapat mewakili apa saja. IRS mengatakan perpajakan tergantung pada apa yang diwakilinya. Saham dan cryptocurrency membawa tingkat maksimum 20 persen untuk pembayar pajak berpenghasilan tinggi. 

Tapi barang koleksi  yang cenderung dimiliki oleh orang super kaya  tunduk pada rezim pajak yang berbeda. Mereka dikenakan pajak maksimal 28 persen. Sederhananya, Orang Amerika berpenghasilan tertinggi membayar tarif pajak yang lebih tinggi untuk barang koleksi.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Volume Perdagangan NFT Ikut Gonjang Ganjing Terimbas Keruntuhan Silicon Valley Bank

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Sebelumnya, Federal Deposit Insurance Corp telah mengambil alih Silicon Valley Bank (SVB), setelah hal itu hanya ada 12.000 pedagang NFT aktif, menurut data dari DappRadar, jumlah yang tidak terlihat sejak November 2021. 

Dilansir dari CoinDesk, Jumat (17/3/2023), perdagangan NFT harian juga hanya berjumlah 33.112, terendah penghitungan harian sepanjang tahun ini. Sejak awal Maret 2023, volume perdagangan NFT turun 51 persen, dengan penjualan turun sekitar 16 persen, menurut data DappRadar. 

Hal ini akibat beberapa perusahaan di balik proyek NFT memiliki eksposur dengan Silicon Valley Bank yang akhirnya ikut terdampak saat keruntuhan salah satu bank terbesar itu. 

Namun, tidak semua koleksi NFT terpengaruh dengan keruntuhan SVB. Proyek-proyek dari penerbit NFT Yuga Labs, termasuk Bored Ape Yacht Club dan CryptoPunks, melihat harga dasar koleksi NFTsedikit turun, tetapi harga pulih dengan cepat. ‘

Seorang pengguna Twitter membandingkan NFT CryptoPunks dengan aset kripto stablecoin USDC, mengklaim NFT lebih stabil daripada stablecoin, yang kehilangan pasaknya terhadap dolar AS setelah keruntuhan Silicon Valley Bank. 

Bank gagal setelah menjual sebagian besar kepemilikannya dengan kerugian untuk memenuhi permintaan penarikan pelanggan yang membanjir.

 

 

 

 

 


Tak Semua NFT Bertahan dari Keruntuhan SVB

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Tidak semua koleksi berhasil melewati keruntuhan Silicon Valley Bank tanpa cedera. Tak lama setelah berita keruntuhan SVB menyebar, Proof, perusahaan di belakang koleksi NFT populer Moonbirds, mengumumkan perusahaan memiliki sejumlah dana yang diinvestasikan di Silicon Valley Bank, memicu ketidakpastian di antara pemegangnya.

Selama akhir pekan lalu, Moonbirds kehilangan sekitar 18 persen nilainya, menurut DappRadar. Satu pemegang besar menjual 500 Moonbird pada Sabtu, 11 MAret 2023 menimbulkan kerugian antara 9 persen dan 33 persen dengan total lebih dari 700 ETH, atau sekitar USD 1,1 juta atau setara Rp 16,9 miliar (asumsi kurs Rp 15.428 per dolar AS). 

Infografis: 5 NFT termahal di Dunia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya