Mengenal Apa Itu Kripto ACH Coin, Tujuan hingga Cara Kerjanya

Alchemy Pay memberi pedagang online dan offline penerimaan yang mudah dari fiat ke kripto

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Mar 2023, 17:19 WIB
Alchemy Pay merupakan penyedia solusi pembayaran yang hubungkan ekonomi fiat dan kripto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Liputan6.com, Jakarta - Didirikan di Singapura pada 2018, Alchemy Pay (ACH) adalah penyedia solusi pembayaran yang menghubungkan ekonomi fiat dan kripto dengan mulus untuk para konsumen, pedagang, pengembang, dan institusi global. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Alchemy Pay memberi pedagang online dan offline penerimaan yang mudah dari fiat ke kripto, begitupun sebaliknya. Hal ini memungkinkan onboarding yang mudah ke ekosistem blockchain, dan membuat layanan web3 sangat mudah diakses oleh banyak orang. 

Alchemy pay memiliki token kripto utilitasnya sendiri yang disebut ACH Coin. ACH adalah token kripto ERC20 asli dari blockchain Ethereum.

Saat ini, Alchemy Pay didukung di lebih dari 70 negara dengan 300 saluran pembayaran, memiliki titik kontak dengan lebih dari 2 juta pedagang melalui kemitraan dengan para pemimpin industri seperti Binance, Shopify, NIUM, dan QFPay. 

Tujuan Proyek Alchemy Pay

Alchemy Pay mendukung misi untuk memberikan orang-orang akses pada kripto, dari semua latar belakang ekonomi dan geografis dengan akses yang sama ke keuangan global. 

Berdasarkan penjelasan dari situs resmi Alchemy Pay, perusahan mengungkapkan pengalaman tim pendiri dalam keuangan dan teknologi tradisional menempatkan Alchemy Pay dalam posisi unik untuk mengatasi hambatan lama dan mendorong adopsi arus utama.

Cara Kerja Alchemy Pay

Alchemy Pay mencapai pergerakan dana yang mulus antara fiat dan kripto dengan menghubungkan sejumlah besar entitas blockchain terkemuka, pertukaran over-the-counter dan kripto, serta perusahaan pengiriman uang di seluruh dunia. 

Para pelaku bisnis komersial dan pengembang juga dapat mengakses layanan Alchemy Pay dengan mengintegrasikan saluran pembayaran, API, dan solusi SaaS lainnya.

 


Studi: Kripto Senilai Rp 255,3 Triliun Dicuri Sejak 2011

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, perusahaan yang menyediakan data dan analitik blockchain, Crystal Blockchain pada Selasa, 21 Maret 2023, memberikan analisis komprehensif tentang aktivitas penipuan dan serangan kerentanan keamanan kripto sejak 2011. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (22/3/2023), laporan tersebut mengungkapkan selama 12 tahun terakhir, ada 461 insiden yang terjadi di 45 negara, menghasilkan USD 16,7 miliar atau setara Rp 255,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.288 per dolar AS) dalam kripto dicuri.

Menurut laporan intelijen Crystal, ada 231 kasus peretasan DeFi, 135 serangan keamanan, dan 95 skema penipuan dilaporkan selama periode ini. Peretasan Defi menduduki peringkat kedua dalam hal nilai, dengan USD 4,81 miliar atau setara Rp 73,5 triliun yang dicuri, sementara penipuan menghasilkan lebih dari USD 7,5 miliar atau setara Rp 114,6 triliun aset kripto yang dicuri.

Menurut penelitian, Amerika Serikat memiliki jumlah insiden tertinggi terhadap perusahaan kripto dan aktor jahat. Namun, dalam hal nilai keseluruhan, China menempati peringkat tertinggi karena penipuan Plus Token Ponzi pada 2019 dan Wotoken Ponzi pada 2020.

Peneliti Crystal menyatakan hingga 2021, serangan paling populer adalah terhadap sistem keamanan pertukaran kripto, tetapi sejak saat itu, penyerang telah beralih ke peretasan keuangan terdesentralisasi. 

Saat ini, Crystal melaporkan bahwa peretasan pertukaran terpusat (cex) menyebabkan kerusakan finansial paling sedikit. Pada tahun 2022, rasio peretasan (cex) versus pertukaran terdesentralisasi (dex) sebesar 1 banding 13. 

Peneliti Crystal mencatat Tornado Cash tetap menjadi layanan paling populer untuk mencuci dana di Ethereum Blockchain. Laporan tersebut menyatakan tahun lalu, aset kripto yang dicuri dari 10 eksploitasi defi teratas melebihi USD 2,61 miliar atau setara Rp 39,3 triliun.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Korsel Beri Sanksi Korea Utara Atas Pencurian Kripto

Koin Kripto atau Crypto. Disimak harga kripto hari ini.

Sebelumnya, Pemerintah Korea Selatan telah memberlakukan sanksi sebagai tanggapan atas serangan siber dan pencurian kripto yang diduga dilakukan oleh Korea Utara untuk membiayai program militernya. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (13/2/2023), kementerian Luar Negeri di Seoul mengumumkan pada Jumat 10 Februari 2023, langkah-langkah itu menargetkan empat individu dan tujuh entitas Korea Utara. 

Sanksi tersebut, pertama kali diberlakukan secara independen oleh Korea Selatan, ditujukan kepada aktor-aktor yang terkait dengan badan intelijen utama Korea Utara, Biro Umum Pengintaian, yang dianggap bertanggung jawab atas operasi perang dunia maya Pyongyang.

Di antara mereka adalah grup peretas Lazarus Group, terkait dengan ratusan juta dolar kripto curian, dan salah satu anggotanya, Park Jin Hyok, yang masuk dalam daftar penjahat dunia maya Paling Dicari FBI.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan para peretas ini telah mencuri mata uang digital senilai lebih dari USD 1,2 miliar atau setara Rp 18,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.192 per dolar AS) sejak 2017. Lebih dari setengahnya berasal dari serangan Maret lalu terhadap Ronin, jaringan blockchain dari game online Axie Infinity.

Menurut draf laporan PBB yang disiapkan oleh pemantau sanksi independen, Korea Utara mencuri lebih banyak aset kripto pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. 

Dokumen tersebut, yang belum dirilis ke publik, mengutip perkiraan yang berbeda termasuk penilaian uang tunai virtual yang diperoleh oleh peretas yang bekerja untuk Pyongyang selama periode penelitian melebihi nilai USD 1 miliar atau setara Rp 15,1 triliun. 

 

 


Kripto Milik Pengembang Bitcoin Core Dicuri saat Perayaan Tahun Baru 2023

llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

Sebelumnya, Luke Dashjr, yang mengklaim sebagai pengembang Bitcoin Core yang paling lama berkontribusi, mengungkapkan seorang peretas tak dikenal telah mencuri Bitcoin miliknya pada saat perayaan tahun baru.

Jumlah total Bitcoin yang dicuri tidak diketahui, tetapi di utas Twitter, Dashjr melacak "sebagian" ke alamat dompet yang menerima sekitar 217 Bitcoin, atau setara USD 3,6 juta (Rp 5,6 miliar)pada harga Selasa, 3 Januari 2023.

Dashjr menyalahkan peretasan dompet Bitcoinnya terjadi pada kunci PGP (Pretty Good Privacy) yang dikompromikan dan kemudian, dalam diskusi Reddit, dia menyatakan IP penyerang berasal dari server ColoCrossing. 

Dia bingung menjelaskan bagaimana dompet dinginnya diretas, tetapi dia mengatakan terakhir kali dia mengaksesnya adalah pada September. 

Dashjr memposting cuitan tindak lanjut di Twitter dan menghubungi ColoCrossing  dan dia bersumpah untuk mengganti penyedia servernya. Beberapa responden juga menandai pelanggaran keamanan yang dia tweet pada November lalu karena kemungkinan terkait dengan peretasan.

Dashjr terus menjawab pertanyaan di Twitter, mengatakan dia percaya "semuanya telah direncanakan". Dia juga sangat memperingatkan orang-orang agar tidak menggunakan Bitcoin Knots, dompet Bitcoin yang ditandatangani oleh kunci PGP miliknya yang sekarang telah disusupi. Dashjr juga men-tweet kepada FBI untuk meminta bantuan, tetapi tidak berhasil.

CEO Binance Changpeng “CZ” Zhao menawarkan dukungannya, mengatakan dia telah memberi tahu tim keamanan bursa tentang pencurian tersebut, dan jika ada kripto yang terkait dengan peretasan yang dikirim ke Binance akan langsung dibekukan.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya