Erick Thohir Jadi Cawapres Potensial Versi Indo Barometer, Ini Penyebabnya

Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan bahwa tingginya perolehan survei yang diperoleh Erick Thohir lantaran segudang prestasinya seperti mendorong BUMN mencapai keuntungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2023, 15:21 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan Themepark terbaru di Lampung, Krakatau Park sudah sudah dapat beroperasi dan dinikmati bersama pada bulan April 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir secara mengejutkan mendulang suara tertinggi dalam survei politik yang dilakukan oleh Indo Barometer (22,9%). Posisi Erick disusul Khofifah Indar Parawansa (15,8%), Muhaimin Iskandar (6,7%), Puan Maharani (6,3%) dan Chairul Tanjung (2,7%).

Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan bahwa tingginya perolehan survei yang diperoleh Erick Thohir lantaran segudang prestasinya seperti mendorong BUMN mencapai keuntungan yang terus meningkat. Selain itu, Erick juga menindak tegas mafia dan penyalahgunaan di BUMN Jiwasraya serta mencoba mencari solusi untuk mengembalikan uang nasabah. 

Selain itu menurut Qodari keunggulan Erick lainnya, ia dinobatkan sebagai Menteri Terbaik di Pemerintahanan Presiden Joko Widodo di periode ke 2 oleh sebuah media swasta terpercaya. Erick juga dipercaya sebagai Ketua Panitia Ulang Tahun Seabad Nahdlatul Ulama (NU) yang mana NU adalah ormas besar yang punya banyak pengikut.  Hal itu, menurut Qodari, menjadi eksposure tersendiri bagi Erick.

Menurut Head of Research Jarvis Asset Management Andri Ngaserin, prestasi Erick Thohir khususnya dalam pembenahan perusahaan BUMN seperti yang dikutip Indo Barometer adalah sangat valid. Sejak Kementerian BUMN dipimpin Menteri Erick, sudah banyak perusahaan milik negara yang sudah menunjukkan perbaikan kinerja keuangan.

Menurut Andri, Erick memiliki gaya kepemimpinan yang jauh berbeda. Erick Thohir berani langsung turun ke lapangan, sehingga dapat bagaimana kondisi yang sebenarnya di lapangan.

 


Kinerja BUMN

Andri memberikan contoh seperti BUMN karya yang diminta membangun infrastruktur banyak. Namun tidak dipikirkan bagaimana BUMN konstruksi itu mendapatkan pendanaan. Sehingga banyak kebijakan yang tidak sinkron dan membuat kinerja BUMN konstruksi mengalami tekanan.

Sementara pada era kepemimpinan Erick, ia memikirkan bagaimana BUMN karya tersebut mendapatkan dana untuk pembangunan infrastruktur. Andri menilai Menteri Erick dapat melakukan perbaikan yang cukup cepat selain karena ia berasal dari kalangan bisnis, dia juga turun langsung ke lapangan. Sehingga tahu bagaimana kondisi sebenarnya.

“Ketika Erick menjadi Meneg BUMN, ia melakukan pembenahan menyeluruh. Ia membawa beberapa profesional untuk masuk menjadi direksi, atau komisaris atau staf khusus di perusahaan BUMN. Cara Menteri Erick tersebut merupakan terobosan untuk menyeimbangankan antara kebutuhan sektor swasta dengan birokrat. Sehingga Menteri Erick bisa membawa transformasi BUMN menjadi lebih maju dan cepat,” kata Andri.

Bersama dengan Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Menteri Erick dinilai Andri berhasil membenahi bank pelat merah dengan mengurangi tumpang tindih kredit dan menekan pemberian kredit fiktif. Selain itu pembentukan beberapa holding perusahaan BUMN juga dinilai Andri efektif meningkatkan kinerja keuangan perusahaan milik negara tersebut.

“Contohnya pembentukan Holding BUMN ultra mikro. Dapat meningkatkan kinerja keuangan BRI, PNM dan Pegadaian. Sebab banyak infrastruktur dan sumberdaya mereka yang bisa disinergikan bersama untuk meningkatkan kinerja keuangannya. Sehingga secara umum kinerja keuangan perusahaan BUMN semakin sehat sejak dipimpin Erick,”papar Andri.

Selain itu terobosan yang dilakukan oleh Erick adalah menurut Andri adalah membuat BUMN tak semata-mata mengandalkan tambahan modal dari APBN. Jika BUMN terus mengandalkan APBN untuk penggembangan usahanya, maka akan membebani keuangan negara. Contohnya rencana IPO Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Hulu Energy (PHE), Pupuk Kalimantan Timur (PKT), dan Palm Co. Selain itu di era Erick, ia berhasil melakukan restrukturisasi BUMN yang bermasalah. Seperti Garuda Indonesia dan Jiwasraya.

“Rencana IPO perusahaan BUMN itu masuk akal sekali. Daripada untuk penggembangan usaha perusahaan BUMN itu mengandalkan uang negara, lebih baik mencari di pasar modal. Dengan IPO akan membuat mereka menjadi lebih transparan. Sebelum era Erick, banyak perusahaan BUMN dipaksa IPO namun tak tahu tujuannya. Kalau sekarang jauh lebih baik. Sehingga kalau dihitung prestasi Erick di perusahaan BUMN itu banyak sekali. Sehingga tepat ia ditempatkan Indo Barometer sebagai cawapres yang memiliki elektabilitas tertinggi karena kinerjanya di perusahaan BUMN,” pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya