Liputan6.com, Jakarta Credit Suisse mengungkapkan pada Kamis (23/3) bahwa pihaknya telah mengangkat seorang bankir bernama Kwong Kin Mun sebagai wakil ketua baru untuk divisi manajemen kekayaan di kawasan Asia Tenggara.
Melansir Channel News Asia, Kamis (23/3/2023) Kwong Kin Mun, melalui sebuah pernyataan dari Credit Suisse mengatakan bahwa "percikan dari penggabungan dua pemimpin global dalam pengelolaan kekayaan akan menciptakan potensi yang sangat besar bagi klien dan bankir swasta."
Advertisement
Menurut profil LinkedIn-nya, Kwong dikenal sebagai bankir yang berbasis di Singapura. Dia telah bekerja untuk Deutsche Bank selama 11 tahun dan dan 6 tahun di DBS Group Holdings.
Seperti diketahui, pengangkatan Kwong Kin Mun diumumkan ketika bank swasta asal Swiss itu mengumumkan telah dibeli oleh UBS untuk mengamankannya dari kepanikan pasar keuangan, menyusul keruntuhan bank di Amerika Serikat.
Credit Suisse dibeli oleh pesaingnya, UBS seharga 3 miliar franc Swiss atau USD 3,27 miliar dalam kesepakatan yang dirancang oleh otoritas Swiss untuk mencegah gejolak yang mengguncang pasar di perbankan global.
Regulator Swiss mengatakan pihak berwenang perlu mengambil tindakan karena ada risiko Credit Suisse bisa menjadi "tidak likuid, bahkan jika tetap mampu membayar" setelah periode di mana harga saham turun dan simpanan turun tajam.
Di sisi lain, pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS dikhawatirkan dapat mengakibatkan PHK besar-besaran di bank tersebut dan Asosiasi Karyawan Bank Swiss mendorong pentingnya pengurangan staf seminimal mungkin.
Niat UBS Bantu Credit Suisse yang Merana, Berakhir Bikin Saudi National Bank Ketiban Rugi
Saudi National Bank mengalami kerugian besar setelah pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS senilai USD 3,2 miliar. Sebagai informasi, bank komersial terbesar di Arab Saudi itu merupakan pemegang saham terbesar Credit Suisse.
Melansir CNBC International, Selasa (21/3/2023) Saudi National Bank mengonfirmasi telah terdampak dari pembelian Credit Suisse oleh UBS, merugi hingga sekitar 80 persen atas investasinya.
Bank yang berbasis di Riyadh memegang 9,9% saham di Credit Suisse, setelah menginvestasikan 1,4 miliar franc Swiss (USD 1,5 miliar) di pemberi pinjaman Swiss berusia 167 tahun pada November tahun lalu, dengan 3,82 franc per saham.
Meski merugi, Saudi National Bank mengatakan strateginya yang lebih luas tetap tidak berubah. Saham bank tersebut naik 0,58 persen pada hari Senin pukul 9:30 pagi waktu London.
"Pada Desember 2022, investasi SNB di Credit Suisse merupakan kurang dari 0,5 persen dari total Aset SNB, dan 1,7 persen dari portofolio investasi SNB," kata Saudi National Bank dalam sebuah pernyataan.
Bank tersebut juga mengatakan tidak ada dampak pada profitabilitas dari "perspektif modal peraturan."
"Perubahan penilaian investasi SNB di Credit Suisse tidak berdampak pada rencana pertumbuhan SNB dan panduan 2023 ke depan," tambahnya.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan penyelamatan, UBS membayar pemegang saham Credit Suisse senilai 0,76 franc Swiss per saham.
Diskon yang signifikan itu datang ketika regulator berupaya menopang sistem perbankan global.
Penyelamatan Credit Suisse juga mengikuti beberapa hari setelah runtuhnya Silicon Valley Bank yang berbasis di AS dan saham First Republic Bank.
Advertisement
Sederet Pemegang Saham Credit Suisse
Pada bulan Desember 2022, Credit Suisse mengumpulkan dana sekitar USD 4 miliar dari investor, termasuk bank-bank besar di negara Arab seperti Saudi National Bank, the Qatar Investment Authority dan Saudi Olayan Group.
Dana kekayaan negara Norwegia, Norges Bank Investment Management, juga merupakan pemegang saham utama bank terbesar kedua di Swiss itu.
Ketika ditanya apakah kan meningkatkan sahamnya di Credit Suisse, Ketua Saudi National Bank Ammar Al Khudairy menjawab : "sama sekali tidak, karena banyak alasan di luar alasan paling sederhana, yaitu peraturan dan undang-undang."
"Perasaan SNB saat ini mungkin seperti semua pemegang saham di Credit Suisse - sangat marah karena manajemen dianggap telah membiarkan situasi sampai ke titik ini," kata Simon Fentham-Fletcher, kepala investasi di Freedom Asset Management yang berbasis di Abu Dhabi.
"Selama bertahun-tahun Credit Suisse terhuyung-huyung dari krisis ke denda regulasi dan mengubah manajemen karena muncul di jalur baru. Akhirnya bank kehabisan waktu," ujarnya.
Menurutnya, emegang saham, khususnya yang besar seperti Saudi National Bank, kemungkinan besar akan meninjau kembali cara mereka melakukan investasi.
Dari segi risiko, Fentham-Fletcher mengatakan, "secara umum saya berpikir bahwa kita akan melihat kemunduran dalam semua selera risiko karena kepercayaan baru saja mengalami pukulan telak, dan ini dikombinasikan dengan pembalikan aturan struktur modal yang jelas tidak diragukan lagi akan membuat orang berhenti."
Fakta-Fakta UBS Beli Credit Suisse, Harga Murah dan Tak Perlu Persetujuan Pemegang Saham
Bank terbesar Swiss, UBS, telah setuju untuk membeli pesaingnya yang dilanda krisis, Credit Suisse dalam kesepakatan penyelamatan darurat.
Pembelian ini bertujuan membendung kepanikan pasar keuangan menyusul runtuhnya dua bank di Amerika Serikat awal bulan ini.
"UBS hari ini mengumumkan pengambilalihan Credit Suisse," kata Swiss National Bank dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN Business, Senin (20/3/2023).
Dikatakan juga, penyelamatan itu akan "mengamankan stabilitas keuangan dan melindungi ekonomi Swiss."
Berikut adalah sederet fakta pembelian Credit Suisse oleh UBS yang dirangkum Liputan6.com pada Senin, 20 Maret 2023 :
Pembelian senilai 3 miliar franc Swiss
UBS membayar 3 miliar franc Swiss atau USD 3,25 miliar (Rp 49,8 triliun) untuk membeli Credit Suisse. Nilai itu sekitar 60 persen lebih rendah dari nilai bank ketika pasar saham ditutup pada hari Jumat (18/3).
Pemegang saham Credit Suisse sebagian besar akan terhapus, menerima setara dengan hanya 0,76 franc Swiss di saham UBS untuk saham yang bernilai 1,86 franc Swiss pada hari Jumat.
Tidak menunggu kesepakatan pemegang saham
Dilaporkan, kesepakatan pembelian Credit Suisse tidak memerlukan persetujuan pemegang saham setelah pemerintah Swiss setuju untuk mengubah undang-undang untuk menghilangkan ketidakpastian tentang kesepakatan itu.
Credit Suisse telah kehilangan kepercayaan investor dan pelanggan selama bertahun-tahun.
Pada tahun 2022, bank tersebut mencatat kerugian terburuk sejak krisis keuangan global. Tetapi kepercayaan runtuh pekan lalu setelah mengakui "kelemahan material" dalam pembukuannya dan karena kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Signature Bank menyebarkan kekhawatiran.
Saham di bank berusia 167 tahun itu pun turun 25 persen dalam sepekan, menurut laporan Financial Times.
Advertisement