Dalam Festival Hari Air Dunia, PAM Jaya Yakin Penambahan 108 Ribu Pipa Terwujud

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan bahwa percepatan air perpipaan di Jakarta sudah tidak bisa dihindari dan harus dilakukan.

oleh Fachri diperbarui 24 Mar 2023, 04:01 WIB
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin saat acara Festival Hari Air Dunia 2023 di Ruang Limpah Sungai Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Liputan6.com, Jakarta Hari Air Sedunia atau World Water Day jatuh setiap tanggal 22 Maret. Kali ini, tema yang diangkat adalah ‘Accelerating Change’ yang bertujuan untuk mengajak masyarakat dunia untuk mempercepat perubahan, khususnya dalam penanganan akses air bersih dan sanitasi.

Berkaitan dengan itu, PAM Jaya bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, dan Perumda Paljaya pun berkolaborasi mengadakan Festival Hari Air Dunia 2023 di Ruang Limpah Sungai Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan bahwa percepatan air perpipaan di Jakarta sudah tidak bisa dihindari dan harus dilakukan.

“SDGs kita meminta dalam kurun waktu 6 hingga 7 tahun ke depan, air dapat terakses dengan baik dan mampu mencakup 930 ribu sambungan rumah,” tuturnya.

“Ini menjadi sebuah tantangan PAM Jaya, apakah kita bisa untuk setiap tahunnya melakukan penambahan 108 ribu pipa? Tapi saya merasa confident, Insya Allah hal itu bisa diwujudkan,” tambah Arief.


Pendanaan Capai 23,8 Triliun

PAM Jaya bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, dan Perumda Paljaya berkolaborasi mengadakan Festival Hari Air Dunia 2023 di Ruang Limpah Sungai Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Selain itu, Arief juga mengatakan bahwa dalam proses percepatan air perpipaan di Jakarta, di tahun 2022 PAM Jaya sudah melakukan signing Kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

“Jadi, kalau bicara soal pendanaan percepatan air perpipaan seharusnya tidak ada hambatan, karena kita telah menekan KPBU dan itu disinergikan dengan pemerintah pusat,” tuturnya.

“Nilai dari KPBU itu mencapai 23,8 triliun, mungkin ini menjadi investasi air perpipaan terbesar di dunia untuk sisi perkotaan,” imbuh Arief.

Di sisi lain, Arief mengatakan bahwa tantangan dari pembangunan air perpipaan di Jakarta adalah soal kemacetan. Ia mengungkapkan bahwa hal itu menimbulkan efek yang tidak menyenangkan bagi masyarakat.

“Pembangunan pipa mau tidak mau memakan bahu jalan dan banyak tempat umum sehingga menimbulkan kemacetan. Akan tetapi, Insya Allah, kalau ini selesai, martabat hidup masyarakat Jakarta akan lebih baik,” jelasnya.

Mobil instalasi pengolahan air milik PAM Jaya.

Arief juga mengatakan bahwa jika dilihat dari sisi ekonomi, air perpipaan bisa dikategorikan sangat murah untuk masyarakat. Dan jika itu sudah bisa tersambung ke rumah terkecil, hal tersebut akan sangat membantu masyarakat secara luar biasa.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya