Prancis Rusuh, KBRI Paris Imbau WNI Tidak Ikut Demonstrasi Anti Reformasi Pensiun

KBRI Paris mengonfirmasi bahwa sejauh ini tidak ada WNI terdampak langsung demonstrasi anti reformasi pensiun yang diwarnai bentrokan dan kekerasan pada Kamis (23/3/2023).

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Mar 2023, 14:00 WIB
Demonstran menggulung gulungan kabel kayu ke barikade yang terbakar saat protes RUU Pensiun di Paris, Prancis, Jumat (17/3/2023). (AP Photo/Lewis Joly)

Liputan6.com, Paris - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis, menyatakan bahwa sejauh ini belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang terimbas kerusuhan dalam demonstrasi menentang reformasi pensiun di negara itu.

"Pada Kamis, 23 Maret 2023, petang hingga malam waktu setempat, terjadi kerusuhan saat demonstrasi di Prancis terkait kebijakan reformasi pensiun. KBRI Paris terus memantau situasi dan menjalin komunikasi dengan masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, tidak ada WNI yang terdampak langsung dari aksi demonstrasi tersebut," demikian seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Paris, Jumat (24/3/2023).

Berikut sejumlah imbauan KBRI Paris bagi para WNI:

  • Tetap waspada dan berhati-hati
  • Menghindari kerumunan massa
  • Tidak ikut serta aksi demonstrasi
  • Selalu memantau situasi dan arahan otoritas setempat
  • Menghubungi KBRI Paris di hotline KBRI Paris +33 6 21 12 21 09 jika menghadapi keadaan darurat

Rusuh di Prancis

Aksi protes terjadi setelah dua mosi tidak percaya yang diajukan oposisi terhadap Presiden Emmanuel Macron terkait RUU reformasi pensiun kandas, Lyon, Prancis, Senin (20/3/2023). (AP Photo/Laurent Cipriani)

Kementerian Dalam Negeri Prancis menyebutkan bahwa lebih dari 1 juta orang turun ke jalan di seluruh negeri untuk menentang rencana pemerintahan Presiden Emmanuel Macron menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun pada Kamis. Di ibu kota saja jumlah pendemo diperkirakan 119 ribu orang.

Di Bordeaux, api dilaporkan melalap pintu depan balai kota pada Kamis malam pasca seharian protes dan bentrokan. Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas kobaran api, yang dengan cepat dipadamkan oleh petugas.

Ada 80 orang yang dilaporkan ditangkap di seluruh negeri.

Di Paris, demonstrasi yang umumnya damai kini berlangsung rusuh, di mana terjadi bentrokan antara polisi dengan perusuh bertopeng yang menghancurkan jendela toko hingga menyerang restoran McDonald's.

"Dengan memprotes kami akan dapat membuat suara kami didengar karena semua cara lain... tidak memungkinkan bagi kami untuk mencabut reformasi pensiun," kata seorang demonstran seperti dilansir BBC.

Demonstrasi juga mengganggu perjalanan kereta api, kilang minyak, dan membuat guru, serta para pekerja di Bandara Charles de Gaulle melancarkan aksi mogok.

Tempat-tempat wisata populer seperti Menara Eiffel dan Istana Versailles ditutup pada Kamis.

Di Rouen, seorang wanita muda dikabarkan tergeletak di tanah setelah mengalami luka serius di tangannya. Saksi mata mengatakan dia kehilangan ibu jarinya setelah terkena apa yang disebut granat "flash-ball" yang ditembakkan oleh polisi untuk membubarkan demonstran.

Bentrokan lain juga terjadi di Nantes, Rennes, dan Lorient.

"Jalanan memiliki legitimasi di Prancis," kata seorang pengunjuk rasa di Nantes. "Jika Macron tidak dapat mengingat kenyataan bersejarah ini, saya tidak tahu apa yang dia lakukan di sini".

Serikat pekerja dan politik kiri menganggap aksi pada Kamis sukses, tetapi ke mana arah situasi ini adalah pertanyaan terbuka yang menanti dijawab.

Sejak Januari 2023, telah terjadi sembilan kali protes dan serikat pekerja Prancis menyerukan yang ke-10 pada Selasa (28/3).

Petugas kebersihan di Paris, yang mulai melancarkan mogok menentang reformasi pensiun pada 6 Maret, akan melanjutkan aksinya hingga Senin depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya