Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Prof Tjandra Yoga Aditama meluruskan perihal 'salah kaprah' di masyarakat mengenai Tuberkulosis.
Menurut Tjandra Yoga, penggunaan istilah yang tepat untuk penyakit Tuberkulosis bukan TBC (dibaca Tebese) yang banyak digunakan hingga kini.
Advertisement
Tjandra, mengatakan, disebabkan tidak ada huruf 'C' di penyakit Tuberkulosis, sehingga singkatan yang tepat adalah TB, bukan TB.
"Memang dalam Bahasa Inggris tulisannya adalah Tuberculosis, tapi dalam Bahasa Inggris maka singkatannya juga TB, bukan TBC," kata Tjandra Yoga dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com tepat di Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia pada Jumat, 24 Maret 2023.
"Lalu, kalau toh masih ada yang mau menggunakan singkatan TBC, membacanya harusnya adalah 'tebece', bukan 'tebese'," dia menambahkan.
Berikut fakta-fakta lain mengenai Tuberkulosis yang harus kalian tahu:
1. Penyakit Tuberkulosis Sudah Berumur 141 Tahun
24 Maret adalah Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia. Pada tanggal ini di tahun 1882, diumumkan untuk pertama kalinya adanya temuan kuman TB.
"Artinya, penyakit TB sudah berumur 141 tahun, jauh lebih lama dari COVID-19 yang baru sekitar tiga tahun," katanya.
2. Indonesia Penyumbang Kasus Tuberkulosis Kedua Terbesar di Dunia
Indonesia disebut Tjandra Yoga sebagai penyumbang kasus TB kedua terbesar di dunia, sesudah India. Kasus Tuberkulosis di tanah air bahkan lebih banyak dari Tiongkok yang jumlah penduduknya ada lebih dari 1,4 miliar.
3. Kasus TB Baru di Indonesia Jumlahnya Mencapai 969.000 Jiwa
Estimasi jumlah kasus TB baru sebanyak 969.000 setahunnya. Angka kematian yang diakibatkan Tuberkulosis pun mencapai 144.000 jiwa dalam satu tahun.
Dari jumlah kasus tersebut, Tjandra Yoga mengatakan bahwa belum semua ditemukan, belum semua diobati, dan disembuhkan.
"Data sampai Februari 2023 menunjukkan angka penemuan kasus TBC 74 persen di tahun 2022 dan yang berhasil masuk dalam pengobatan adalah 86 persen untuk TB sensitif obat dan 54 persen untuk TB resisten obat," kata Prof Tjandra Yoga
Advertisement
3. Pengertian TB Laten Adalah
Dalam kesempatan yang sama, Tjandra Yoga juga menjelaskan mengenai TB Laten. TB laten adalah mereka yang ada kuman TB di dalam tubuhnya tapi kuman tersebut tidak aktif atau disebut dorman.
"Kalau daya tahan tubuh turun maka kuman TB itu dapat menjadi aktif dan menyebabkan penyakit Tuberkulosis," katanya.
4. Seperempat Penduduk Dunia Pernah Terinfeksi Kuman TB
Tjandra Yoga lalu mengatakan bahwa sekitar seperempat penduduk dunia pernah terinfeksi kuman TB dalam hidupnya, dan mereka punya risiko lima hingga 10 persen untuk jadi jatuh sakit TB aktif.
Oleh sebab itu, kata Tjandra Yoga, perlu diberi 'Terapi Pencegahan Tuberkulosis atau TPT'
"Sayangnya angka cakupan TPT kita juga masih amat rendah," katanya.
Dengan berbagai tantangan yang ada, jelas Indonesia perlu meningkatkan upaya dan kerja maksimal agar target eliminasi Tuberkulosis sesuai Peraturan Presiden No 67 tahun 2021 dapat tercapai.
Advertisement