Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll mengaku tertarik menjalani puasa saat umat muslim di seluruh penjuru dunia menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan. Sosok berkebangsaan Jerman itu menilai puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
"Saya merasa, saat kita tidak terlalu banyak mengonsumsi sesuatu, maka kepala kita akan lebih jernih. Selain itu orang yang berpuasa akan merasa lebih baik, mempunyai kekuatan, dan energi lebih," kata Doll dikutip situs resmi Persija Jakarta.
Advertisement
Doll mengungkapkan, berlangsungnya kompetisi selama Ramadan bukanlah kendala bagi timnya. Dia hanya butuh memindahkan latihan rutin pagi atau sore ke malam hari.
"Menurut saya manfaat puasa sangat bagus. Bukan dari turunnya berat badan saja, namun juga untuk membersihkan segalanya. Kita akan lihat mungkin suatu saat saya akan mencoba melakukan puasa. Hampir seluruh pemain Persija di sini berpuasa. Saya pikir kenapa pelatihnya tidak ikut mencoba," ujarnya.
Doll juga sudah memikirkan strategi untuk berpuasa. Sebab, dia tidak ingin muncul masalah yang tidak diinginkan karena puasa.
"Cuma saya harap tidak terlalu banyak makan di malam harinya karena metabolisme saya berbeda jauh dengan pemain. Mereka semua masih muda," ungkap Thomas Doll.
Beda Shin Tae-yong dan Pelatih Burundi
Thomas Doll jadi pelatih sepak bola ketiga yang belakangan ini membicarakan puasa. Sebelumnya Pelatih Burundi Etienne Ndayiragije mengaku tidak bermasalah dengan pemain yang menunda menjalankan ibadah.
Ndayiragije menyebut setengah dari komposisi skuad merupakan muslim. Dia menyatakan Burundi sudah terbiasa bertanding pada Ramadan.
"Bulan ini (Ramadhan) bukan suatu hukuman. Itu kepercayaan dari hati yang diberikan oleh Tuhan. Jadi, kami tidak bisa komplain atas hal itu. (Pemain) masih akan puasa," katanya saat memimpin latihan, beberapa waktu lalu.
"Tinggal masalah bagaimana mempersiapkan untuk hal itu. (Intinya) kami sudah siap," sambung Ndayiragije.
Sikapnya ini berbeda dengan langkah yang ditempuh pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Sosok berkebangsaan Korea Selatan itu berharap para pemain dapat mengganti puasa di hari lain saat bertanding.
"Memang agak sulit juga bagi saya. Karena, para pemain seharusnya bisa makan tepat waktu," kata ahli taktik asal Korea Selatan itu seperti dikutip dari Antara.
"Kalau tanpa makan mereka harus lari dan bertanding, itu agak sulit buat pemain," tambah Shin Tae-yong.
Advertisement