Saham Bersama Zatta Loyo, Investor Ini Lepas 598,2 Juta Saham ZATA

Pemegang saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk, Andika Rahman melepas 598,2 juta saham ZATA pada 21 Maret 2023. Ia menjual saham ZATA usai melonjak 24,14 persen pada 20 Maret 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Mar 2023, 21:08 WIB
Pemegang saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk, Andika Rahman melepas 598,2 juta saham ZATA pada 21 Maret 2023. (Foto: laman PT Bersama Zatta Jaya Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pemegang saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) melakukan divestasi senilai Rp 40,08 miliar.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/3/2023), Andika Rahman menjual 598,2 kita lembar saham ZATA pada 21 Maret 2023 dengan harga rata-rata penjualan Rp 67 per lembar. Usai transaksi, total kepemilikan Andika Rahman susut menjadi hanya 80 juta lembar atau 0,94 persen dari sebelumnya 678,2 juta lembar atau setara 7,98 persen.

Aksi jual ini terjadi usai saham ZATA melonjak 24,14 persen ke posisi 72 pada perdagangan sehari sebelumnya pada 20 Maret 2023. Sebelum itu, saham ZATA kerap ditutup di zona merah dan beberapa kali menyentuh level auto reject bawah (ARB).

Pada perdagangan hari ini, Jumat 24 Maret 2023, harga saham ZATA ditutup naik 4,48 persen ke posisi 70. Saham ZATA dibuka pada posisi 67 dan bergerak pada rentang 67—75.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 6.264 kali. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 99,55 juta lembar senilai Rp 7,05 miliar. Dalam sepekan, harga saham Bersama Zatta Jaya telah naik 9,38 persen. Namun harga saham ZATA saat ini telah susut 30 persen dari harga IPO 100 per lembar.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 Maret 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung 1,06 persen ke posisi 6.792,25. Indeks LQ45 mendaki 1,19 persen ke posisi 941,04.  Seluruh sektor saham menghijau. Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.776,90 dan terendah 6.696,44.

Sebanyak 344 saham menguat dan 207 saham melemah. 166 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.420.422 kali dengan volume perdagangan 21,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.176.

 

 


Jadi Pionir, Bos Bersama Zatta Jaya Ajak Pemain Industri Fesyen Muslim Melantai di Bursa

Saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk resmi tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ZATA.

Sebelumnya, PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis 10 November 2022.

Direktur Utama PT Bersama Zatta Jaya Tbk, Elidawati mengatakan, hadirnya perseroan sebagai pionir industri fesyen muslim di Bursa, diharapkan dapat membangkitkan semangat industri fesyen tanah air untuk semakin maju, berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Saat ini kami yakin banyak sahabat kami yang layak dan berpotensi IPO. Mudah-mudahan akan mengikuti kami untuk tercatat di BEI,” kata dia dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham ZATA dan KETR, Kamis (10/11/2022).

Elidawati menambahkan, langkah perseroan untuk masuk BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik. HAl-hal itu diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder ke depannya.

Sebelumnya, dalam rangka IPO perseroan melepas 1,7 miliar saham setara dengan 20,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga saham perdana Rp 100 per saham. Sehingga dana yang berhasil dihimpun perseroan mencapai Rp 170 miliar.

Rencananya, sekitar 13,4 persen dari dana IPO itu akan digunakan untuk melakukan pembayaran seluruh kewajiban keuangan perseroan terkait dengan fasilitas Kredit Modal Kerja di PT Bank Raya Indonesia Tbk.

Sekitar 47,79 persen untuk belanja modal ekspansi pembukaan toko baru dan sisanya 38,81 persen untuk modal kerja termasuk namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.

 

 


Prospek Industri Fesyen Muslim

Model membawakan koleksi busana pada gelaran Muslim Modest Fashion Project (MOFP) di Jakarta, Sabtu (21/11/2020). MOFP merupakan kompetisi yang diikuti desainer binaan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian. (Liputan6.com/Pool/Agus)

Menurut data dari Fitch Solutions, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki hingga tahun 2026 diprediksi akan terus bertumbuh dengan rata – rata pertumbuhan 7,5 persen setiap tahunnya menjadi Rp 469,3 triliun (USD 34,7 miliar) pada 2026.

Selain itu, pemerintah juga terus mendukung Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia. Hal ini mendorong perseroan menangkap peluang menghadirkan brand fesyen muslim, membangun pusat distribusi untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi kebutuhan market muslim di Indonesia.

“Dengan menghadirkan produk-produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif diharapkan perseroan dapat memenuhi kebutuhan segmen market muslim yang luas, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan pada akhirnya berkontribusi lebih bagi negara lewat pajak yang dibayarkan,” ujar Elidawati.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya