PT PLN (Persero) menunjuk konsorsium yang terdiri dari China Gezhouba Group Co Ltd dan PT Hutama Karya sebagai kontraktor pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Takalar 2x100 megawatt (MW) di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Kontrak pembangunan PLTU Takalar ditandangani pada Kamis (28/2/2013) oleh Direktur Utama PLN Nur Pamudji dengan Deputy General Manager International Department II dari Consortium of China Gezhouba Group Co., Ltd dan PT Hutama Karya, Yu Shihua sebagai kontraktor pembangunan. Penandatangan kontrak bertempat di PLN Kantor Pusat Jakarta.
“Kami berharap setelah tandatangan ini, pembangunan PLTU dapat diselesaikan dengan cepat juga dengan tetap memperhatikan kualitasnya”, ujar Nur Pamudji dalam keterangan tertulisnya.
PLTU Takalar adalah pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Proyek ini merupakan PLTU pertama yang dibangun dari program percepatan 10 ribu MW tahap II. PLTU Takalar juga tergolong istimewa karena akan menggunakan kandungan lokal sebanyak 48%.
Sesudah beroperasi, PLTU Takalar akan menghasilkan listrik sebesar 1.350 gigawatthour (GWh) per tahun. Tenaga listrik yang dihasilkan disalurkan melalui switchyard 150 kilovolt (kV) dan jalur transmisi 150 kV sistem Sulawesi Selatan.
Proyek yang digarap oleh konsorsium perusahaan China dan Indonesia ini akan diselesaikan dalam waktu 30 bulan untuk unit 1 dan 33 bulan untuk unit 2. Konsorsium mendapatkan dana pembangunan dari Preferential Buyer’s Credit Pemerintah Republik Rakyat China dan anggaran PLN (APLN). (Ndw)
Kontrak pembangunan PLTU Takalar ditandangani pada Kamis (28/2/2013) oleh Direktur Utama PLN Nur Pamudji dengan Deputy General Manager International Department II dari Consortium of China Gezhouba Group Co., Ltd dan PT Hutama Karya, Yu Shihua sebagai kontraktor pembangunan. Penandatangan kontrak bertempat di PLN Kantor Pusat Jakarta.
“Kami berharap setelah tandatangan ini, pembangunan PLTU dapat diselesaikan dengan cepat juga dengan tetap memperhatikan kualitasnya”, ujar Nur Pamudji dalam keterangan tertulisnya.
PLTU Takalar adalah pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Proyek ini merupakan PLTU pertama yang dibangun dari program percepatan 10 ribu MW tahap II. PLTU Takalar juga tergolong istimewa karena akan menggunakan kandungan lokal sebanyak 48%.
Sesudah beroperasi, PLTU Takalar akan menghasilkan listrik sebesar 1.350 gigawatthour (GWh) per tahun. Tenaga listrik yang dihasilkan disalurkan melalui switchyard 150 kilovolt (kV) dan jalur transmisi 150 kV sistem Sulawesi Selatan.
Proyek yang digarap oleh konsorsium perusahaan China dan Indonesia ini akan diselesaikan dalam waktu 30 bulan untuk unit 1 dan 33 bulan untuk unit 2. Konsorsium mendapatkan dana pembangunan dari Preferential Buyer’s Credit Pemerintah Republik Rakyat China dan anggaran PLN (APLN). (Ndw)