Liputan6.com, Jakarta - Ketika kita menikmati sebuah karya seni, ada sebagian orang yang tak hanya ingin menikmati, melainkan ingin ikut berkarya juga. Di tengah popularitas film superhero, seorang ilustrator bernama Chris Lee ikut terlibat di salah satu film tersebut.
Chris Lee merupakan comic artist, ilustrator, dan concept designer. Ia adalah pendiri dari Caravan Studio yang ikut membuat set untuk film Shazam! Fury of the Gods.
Advertisement
Zaman sekarang jurusan seni seperti DKV sudah sangat populer, meski sejumlah universitas mematok harga semester yang tinggi. Hal itu berbeda ketika Chris Lee muda, waktu itu ia justru sempat dilarang daftar ke jurusan seni yang ia minati.
Kini, Chris Lee sukses membuktikan bahwa ia dapat berkarya bersama DC, Netflix, serta Amazon Prime. Ia pun memiliki cita-cita agar industri film Indonesia bisa terus berkembang karena sudah banyak talenta dari dalam negeri.
Liputan6.com berkesempatan mewawancara sang ilustrator setelah ia berbincang dengan Jimmy Oentoro pada acara Nation Building Conference di Jakarta pada Jumat (24/3/2023). Berikut hasil wawancara eksklusif dengan Chris Lee:
Kreasi Caravan
Bagaimana keterlibatan Anda di Shazam?
Jadi kira-kira akhir Desember 2020 saya di-email oleh production designernya Shazam ini. Dia nanya, "mau enggak ngerjain Shazam?" Itu ya pasti mau karena kepengen banget.
Memang dari sebelum-sebelumnya saya sudah pernah kerja dengan dia di beberapa project seperti The Old Guard yang di Netflix, terus Cinderella di Amazon Prime, terus saya pas selesai ngerjain film Netflix juga dengan Dev Patel yang belum keluar, terus dia email intinya bilang mulai Januari 2021 start kerja. Ya sudah kita mulai ngerjain Januari sampai Mei 2021.
Timnya banyak banget. Timnya enggak tahu berapa ribu orang, seluruh dunia, karena projectnya saking besarnya mereka biasanya mereka ngehire emang banyak banget orang. Di Shazam ini kita mengerjakan kira-kira dua set penting di film itu. Kemudian sekitar tiga sampai empat props yang ada di situ.
Nanti spoiler gak ya? Maksudnya gini, kita mendesain library-nya. Kamu sudah nonton?
Belum. Minggu ini.
Oh, hahaha, itu spoiler kamu. Kalau di trailernya sudah terlihat sedikit ada library yang salah satu set yang menurutku keren banget di film itu. Nah, itu kebetulan kita yang ngedesain.
Cuman beda memang pace-nya. Kita dikasih waktu lima bulan, itu kita cuman ngerjain beberapa item doang itu, karena satu library itu kita ngerjain satu bulan. Satu set itu saja kita ngerjain satu bulan. Satu bulan itu ya revisi-revisi sampai approve.
Bulan kedua kita lanjut set berikutnya, terus kemudian kita lanjut di beberapa props, kayak kita bikin throne-nya tokohnya Helen Mirren (Hespera). Jadi ada tiga Gods itu kan duduk di throne, itu kita yang desain.
Tiga-tiganya atau hanya punya Helen Mirren?
Tiga-tiganya. Karena itu sebenarnya mirip. Sama semua kalau enggak salah. Terus ada props yang dia naruh tongkatnya, terus ada di sekitar thrones ada beberapa props yang mendukung ceritanya. Itu kita yang design.
Apakah enjoy? Tantangannya gimana?
Ya senang. Maksudnya enjoy banget, karena memang saya dari dulu suka komik, bikin komik juga, saya mimpinya pengen ngerjain film yang based on comic. Sebenarnya sudah kejadian di Old Guard, karena Old Guard dari komik juga sebenarnya, cuman belum superhero. Akhirnya mendapat kesempatan di Shazam ini.
Jadi selama dua tahun kita enggak boleh ngomong apa-apa, karena ini baru keluar aja makanya boleh ngomong.
Advertisement
Tips untuk Ilustrator Muda
Anda sebelumnya kesulitan mau masuk jurusan seni, tapi sekarang DKV sudah marak.
Betul.
Menurut Anda, bagaimana cara anak-anak DKV sekarang supaya bisa punya koneksi, biar bisa juga ke luar negeri.
Sebenarnya sekarang tuh sudah gampang banget. Jadi salah satu yang paling gampang itu adalah yang pasti kayak Artstation. Sekarang kalau yang illustration, concept designer, concept artist, komikus itu jangkarnya di Artstation. Dan perusahaan-perusahaan besar dunia itu nyari artis di Art Station.
Kita sendiri pun sering dapat tawaran kerjaan karena orang enggak sengaja melihat Artstation saya kemudian ngontak. Itu sudah umum banget.
Selain itu, pasti kayak Instagram, pamer di Instagram, di Twitter, itu cukup efektif.
Social media presence itu sangat penting.
Penting banget. Makanya kalau ada tambahan lagi nih kalau misalnya kalau misalnya karena social media itu penting buat kita buat nyari pekerjaan kita, apa yang kalian posting di social media itu akan dilihat oleh calon perusahaan yang menghire kamu.