Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan Jatim masih menduduki posisi kedua teratas untuk daerah dengan kasus tuberculosis atau TB tertinggi di Indonesia.
“Dari data rilis Kementerian Kesehatan, Jatim saat ini di posisi tertinggi kedua untuk jumlah kasus TB di Indonesia. Jatim nomor dua setelah Jawa Barat. Total kasus TB di Jatim yaitu 81.753 kasus,” ujarnya, Sabtu (25/3/2023).
Advertisement
Dia menyatakan, data ini harus kita sampaikan sebagai cambukan semangat serta kewaspadaan untuk bersama sama atasi TB.
"Maka kami Pemprov Jatim berkomitmen serius untuk program Eliminasi TBC 2030 dengan target penurunan mencapai 65/100.000 penduduk," imbuh Khofifah.
Tidak hanya itu, jika merujuk data nasional, secara umum jumlah penderita TB di Indonesia memang mengalami kenaikan pada 2 022. Terdeteksi ada 717.941 kasus TB di Indonesia pada 2022. Jumlah tersebut melonjak 61,98 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 443.235 kasus.
Untuk itu, secara khusus Khofifah melanjutkan, setelah pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini mulai melandai maka program eliminasi TB 2030 sangat perlu dikuatkan kembali.
"Kita, Pemprov Jatim, tidak bisa bergerak sendiri. Untuk mendukung penuh program pemerintah pusat, kita perlu kerjasama dari seluruh elemen," ucap Khofifah.
Mengacu pada Perpres No 67 Tahun 2021, Pemprov Jatim telah menerbitkan Pergub Jatim No 50 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Penyakit Tuberculosis. Penerbitan aturan tersebut juga sejalan dengan upaya peningkatkan penemuan terduga TB melalui Aplikasi E-Tibi dan memberlakukan TB 06 di semua fasilitas layanan kesehatan.
Langkah ini dilakukan guna mencapai target temuan kasus TB 90 persen dari estimasi kasus TBC nasional. Atau melakukan penemuan 16.700 kasus TB per minggunya.
Libatkan Fayankes
Selain itu, didukung pula dengan keterlibatan penuh seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) baik negeri/swasta, utamanya dalam melakukan screening.
"Peningkatan kualitas fasyankes pemerintah dan swasta termasuk Dokter Praktek Mandiri, Klinik dan RS Swasta dalam memberikan Layanan TBC juga harus kita perhatikan," ujar Khofifah.
"Intinya, jika semakin banyak yang terdeteksi sedini mungkin, penanganan juga semakin cepat. Karena penularannya lewat udara, maka screening sebanyak mungkin akan mengurangi jumlah penularan," ucap Khofifah.
Untuk itu, Gubernur Khofifah kembali mengajak seluruh elemen, mulai dari nakes hingga masyarakat umum untuk semakin aware akan bahaya dari penyakit TBC. “Mari satukan tekad dan perkuat inovasi dalam rangka mencapai eliminasi TBC 2030," ujarnya.
Advertisement