Liputan6.com, Jakarta - Bulan suci Ramadhan selalu menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh umat Muslim. Di bulan yang suci ini, umat Muslim menjalankan kewajibannya untuk menahan lapar dan dahaga lebih dari 12 jam.
Namun, saat berpuasa Ramadhan, tak jarang tubuh mengalami banyak gangguan. Salah satunya radang tenggorokan. Bila kondisi ini terjadi bisa membuat ibadah puasa terasa kurang nyaman.
Advertisement
Dokter umum dan seorang penulis buku, Gia Pratama Putra, mengungkap mengapa radang tenggorokan sering terjadi saat puasa Ramadhan.
Gia menjelaskan, sakit tenggorokan terjadi karena adanya bakteri yang masuk melalui pintu mikroba yakni mata, hidung, dan mulut.
Bakteri-bakteri itu kemudian akan berkembang biak di dalam mulut. Namun, ada syarat lainnya yang dibutuhkan oleh bakteri, yakni sisa makanan.
Sisa makanan pada gigi akan memberikan bakteri energi untuk berkembang biak. Apabila gigi bersih dari sisa makanan, maka bakteri tidak akan bisa berkembang biak karena tak punya tenaga.
“Ada bakteri di mulut, nggak gosok gigi dan ada sisa makanan di mulut, ditambah faktor waktu. Sekitar 7 jam sangat cukup untuk bakteri berkembang biak. Dia punya energi dari sisa makanan untuk berkembang biak dengan cara membelah diri,” jelas Gia pada press conference Betadine: Jangan Berhenti, Sedia Kebaikan dengan Betadine di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan mulut agar terhindar dari sakit tenggorokan saat puasa.
Cegah Radang Tenggorokan
Gia kemudian memberi solusi sederhana untuk mencegah radang tenggorokan terjadi. Ternyata, yang perlu dilakukan hanyalah menjaga kebersihan mulut dan gigi. Dengan begitu, kebersihan gigi akan terjaga sehingga tidak ada sisa makanan dan bakteri yang bisa menyebabkan radang tenggorokan.
“Gimana cara biar tenggorokan nggak sakit? Ya, jangan kasih tiga hal itu. Bersihkan gigi dengan gosok gigi. Dengan begitu, nggak ada bakterinya. Jadi aman,” kata Gia.
Selain menggosok bagian gigi, Gia mengingatkan untuk menggosok pangkal lidah.
“Satu tempat lagi tempat menempelnya bakteri (di mulut) adalah pangkal lidah. Memang terasa seperti mau muntah, tetapi kalau digosok pasti napas menjadi lebih segar,” ungkap Gia.
Gia juga menyarankan untuk rajin kumur-kumur. Demi hasil yang maksimal, dianjurkan untuk menggunakan metode khusus dalam berkumur, yakni gargling. Apa itu berkumur dengan metode gargling?
Advertisement
Berkumur dengan Metode Gargling
Gargling merupakan teknik berkumur dan mengocok air di pangkal tenggorokan. Sembari berkumur, Anda perlu menengadahkan kepala 45 derajat selama 30 detik.
“Untuk melakukan gargling, gunakan 3T, yakni tuang cairan gargle, teguk dan tahan cairan di kerongkongan, kemudian tengadahkan kepala sejauh 45 derajat dan hembuskan nafas selama 30 detik,” kata Gia.
Tak hanya membersihkan mulut dan tenggorokan, gargling juga bisa mengatasi sejumlah masalah mulut seperti bau mulut, mencegah kerusakan gigi, mengurangi plak, mencegah sakit gusi hingga menyegarkan napas.
Gunakan Cairan Povidone Iodine untuk Atasi Infeksi Tenggorokan
Jika gagal mencegah radang tenggorokan, jangan takut. Anda masih bisa mencegah terjadinya infeksi pada luka tenggorokan, yakni dengan berkumur menggunakan povidone iodine.
Povidone iodine merupakan agen antispetik yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka.
Antiseptik ini memiliki spektrum antiseptik yang luas dan dapat berperan membunuh lebih dari 300 jenis kuman, mulai dari virus, bakteri, hingga jamur.
Tak hanya itu, povidone iodine juga memiliki efek non-resistensi, sehingga sudah pasti efektif untuk membunuh kuman.
Gia mengungkapkan cara penggunaan povidone iodine yang baik adalah dengan metode gargling.
“Dikumur-kumur, pakai 20 Cc, dua kali sehari. Ditahan 30 detik dengan cara gargling,” tutur Gia.
Advertisement