Dokter Tim Crystal Palace Ungkap Bagaimana Pemain Muslim di Liga Inggris Mengatur Pola Makan di Bulan Ramadhan

Setiap tahun, selama sebulan penuh para pemain sepak bola Muslim mendedikasikan diri mereka untuk berpuasa Ramadhan berjam-jam tanpa mengonsumsi apapun setiap harinya untuk menghormati keyakinan mereka.

oleh Luthfa Arisyi Senapi diperbarui 26 Mar 2023, 13:30 WIB
Mohamed Salah. Winger Liverpool asal Mesir ini kerap menunjukkan sisi ketaatannya sebagai muslim dengan melakukan selebrasi bersujud usai mencetak gol. Ia juga konsisten menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan meski tengah melakoni laga di siang hari. (AFP/Gabriel Bouys)

Liputan6.com, Jakarta - Memenuhi tuntutan untuk menjadi pemain sepak bola profesional dan bermain di Liga Inggris saja sepertinya sudah cukup sulit. Mulai dari pola makan yang sangat dijaga, kerasnya latihan dan kompetisi yang dijalani, serta memastikan anda mendapatkan pemulihan yang tepat. Semua itu apalagi jika ditambah dengan sambil menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Jadi sungguh luar biasa bahwa setiap tahun, selama sebulan penuh para pemain Muslim mendedikasikan diri mereka untuk berpuasa berjam-jam tanpa mengonsumsi apapun setiap harinya untuk menghormati keyakinan mereka.

Namun, apa sebenarnya yang harus dilalui oleh para pemain tersebut agar tetap bisa berlatih dan bertanding namun tetap setia menjalankan syariat agamanya selama bulan Ramadan?

“Mereka harus berlatih dengan tingkat intensitas yang tinggi dan hal utama yang dikhawatirkan adalah bagaimana mengoptimalkan kinerja, hidrasi, nutrisi, jam tidur, latihan, dan pemulihan mereka,” ungkap Kepala Kedokteran Crystal Palace Dr. Zafar Iqbal kepada Mirror Football.

Dr. Zafar sebelumnya telah bekerja untuk sejumlah klub, termasuk Liverpool, Tottenham, dan timnas muda Inggris. Ia juga berpengalaman menangangi beberapa atlit musim dan secara teratur mendukung mereka yang berpuasa agar tetap semangat berlatih dan bertanding.

“Kuncinya adalah memiliki komunikasi yang terbuka. Saya pernah mendengar beberapa pemain khawatir mereka mungkin tidak mendapat dukungan atau tidak lagi jadi pilihan manajer mereka sehingga akhirnya mereka menyembunyikan fakta bahwa mereka berpuasa,” kata Dr. Zafar.


Kontrol Ketat

Hakim Ziyech. Gelandang serang Chelsea asal Maroko berusia 29 tahun ini baru dimasukkan di awal babak kedua pada menit ke-46 menggantikan N'Golo Kante. Sayang, perannya yang diharapkan dapat meningkatkan serangan The Blues tetap berujung kekalahan 1-3. (AFP/Javier Soriano)

Lebih lanjut, Dr. Zafar juga mengungkapkan bahwa ada beberapa pemain yang berpuasa mulai dari sebelum bulan Ramadan untuk membiasakan tubuh mereka. Di samping itu, ia juga menjelaskan bagaimana tim medis dan ahli gizi duduk dengan setiap pemain yang berpuasa untuk berkomunikasi menyusun rencana makan. Meliputi jadwal makan dan apa saja yang bisa dimakan.

“Saat buka puasa kita harus berhati-hati untuk tidak memberi mereka makanan yang kaya energi seperti gorengan atau makanan yang banyak mengandung gula,” ucap Dr. Zafar

Selain harus mengonsumsi makanan yang tepat, Dr. Zafar juga harus mengontrol jumlah makanan yang masuk ketika berbuka karena jika berlebihan makanan tersebut akan disimpan sebagai lemak yang tentunya tidak bagus untuk seorang atlit.

“Karena tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuh untuk waktu yang lama, segera setelah anda memasukkan makanan berlebih ke dalam tubuh dan tidak habis itu akan disimpan sebagai lemak. Kami harus hati-hati, terutama selama Ramadan agar para pemain tidak kelebihan lemak. Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah memastikan mereka juga mengonsumsi makanan yang tepat.


Atur Pola Makan

Pemain Everton Idrissa Gueye (kanan) dan Abdoulaye Doucoure merayakan kemenangan atas Arsenal pada pertandingan sepak bola Liga Inggris di Goodison Park, Liverpool, Inggris, 4 Februari 2023. Everton mengalahkan Arsenal dengan skor 1-0. (AP Photo/Jon Super)

Selama bulan Ramadan, para pemain hanya memiliki kesempatan selama malam hari untuk mengonsumsi sesuatu. Dr. Zafar menjelaskan bagaimana para pemain biasanya berbuka puasa saaat matahari terbenam. Lalu, beberapa jam setelah berbuka puasa atau sebelum tidur makan lagi dan kemudian bangun untuk makan terakhir kali atau sahur yang dilakukan sebelum fajar.

“Ketika mereka berbuka puasa kami pastikan ereka makan makanan yang mengandung karbohidrat cepat karena itu akan memberi mereka banyak energi dalam waktu yang cepat dan membuat mereka merasa enak, mungkin juga beberapa buah atau kurma. Koki kami juga akan memberi mereka makanan untuk dibawa pulang, seperti smoothie kurma,” jelas Dr. Zafar.

Sementara itu, untuk makanan berat Dr. Zafar lebih menyarankan mengonsumsi makanan yang dipanggang dan mengandung karbohidrat lambat agar memberi rasa kenyang lebih lama.

“Banyak makanan yang kami rekomendasikan dipanggang dan mengandung karbohidrat lambat sehingga bisa bertahan lebih lama di siang hari. Juga makanan yang mengandung protein untuk perbaikandan pemulihan otot sangat direkomendasikan.”


Jaga Pola Tidur

Pemain Manchester City Riyad Mahrez (kanan) berebut bola dengan pemain Chelsea Lewis Hall pada pertandingan sepak bola Piala FA di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, 8 Januari 2023. Manchester City mengalahkan Chelsea dengan skor 4-0. (AP Photo/Dave Thompson)

Mengingat dampak yang dapat diberikan dari tidur malam, Dr. Zafar juga harus memastikan para pemain mendapatkan istirahat yang cukup.

“Kami bekerja sama dengan tim ilmu olahraga untuk mengetahui kapan waktu terbaik bagi mereka untuk tidur siang yang dapat membantu pemulihan. Kami tahu bahwa tidur adalah strategi terbaik untuk pemulihan karena membantu pertumbuhan dan perbaikan otot. Oleh karena itu, kami memantau jadwal tidur mereka serta memberi mereka makanan dan suplemen,” jelas Dr. Zafar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya