Liputan6.com, Jakarta - Semua orang tentu ingin berada di hubungan yang indah dan penuh kasih sayang. Tidak ada yang ingin membayangkan pasangan mereka melakukan kekerasan baik fisik, verbal, maupun emosional.
Namun, menurut hasil penelitian di AS dari 348 mahasiswi menunjukkan bahwa 95 persen peserta mengalami kekerasan emosional. Sementara, 30 persen mengalami kekerasan fisik.
Advertisement
Profesor Psikologi di California State University, Los Angeles, Ramani Durvasul, mengatakan bahwa tindakan pencegahan merupakan solusi paling efektif, terutama karena penyalahgunaan adalah siklus dan bukan sesuatu yang mudah dihentikan.
Mengetahui tanda bahaya apa saja yang menunjukkan Anda berada dalam hubungan abusive dapat menjadi tahap awal pencegahan. Berikut tanda-tanda Anda berada di hubungan dengan kekerasan menurut Prevention.
Kekerasan Fisik
Ciri berada dalam sebuah hubungan abusive adalah kekerasan fisik, seperti mendorong atau memukul.
Menurut The National Domestic Violence Hotline, kamu mungkin mengalami kekerasan fisik jika pasangan secara berulang kali. Diantaranya berulang kali melakukan:
- menarik rambut
- memukul
- menampar
- menendang
- menggigit
- mencekik
- menghalangi kamu untuk makan atau tidur
- mengemudi secara ugal-ugalan saat bersama kamu
- memaksa untuk menggunakan obat-obatan atau alkohol
- mencederai kamu dengan senjata
- menghalangi kamu untuk mencari perawatan medis
- menghalangi kamu untuk menelepon polisi.
Menghina dan Menghancurkan Barang
Menghina Terus-menerus
Jika pasangan menggunakan kata-kata memfitnah dalam argumen atau secara terus-menerus merendahkan kamu, maka itu termasuk dalam bentuk kekerasan.
"Itu adalah bentuk kekerasan dan bisa sangat merugikan,” kata Durvasula.
Melansir American Psychological Association (APA), jenis kekerasan verbal ini dapat berisiko membuat seseorang terkena depresi, kecemasan, rendah diri, dan bahkan pemikiran atau perilaku bunuh diri.
Psikolog di New York, Catia Harrington mengatakan, "Hubungan yang baik seharusnya membuat kamu merasa percaya diri, dicintai, dan didukung. Jika pasangan membuat kamu merasa tidak aman, menjauhlah," kata Harrington.
Menghancurkan Barang Saat Bertengkar
Melempar atau menghancurkan barang saat marah merupakan tanda bahaya lainnya.
"Menghancurkan properti saat bertengkar, seperti memukul dinding dan memecahkan barang-barang, merupakan tanda kemarahan yang tidak terkendali atau perubahan mood yang dapat meningkat di masa depan," kata Durvasula.
Advertisement
Menjauhkan dari Teman dan Keluarga
Menjuhkan dari Teman dan Keluarga
Pasangan yang selalu mencari kesalahan teman-teman atau mencoba menjauhkan dari keluarga merupakan tanda buruk.
Dia tidak senang dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan orang terdekat, seperti belanja bersama saudara atau makan malam bersama teman kerja.
"Rasa cemburu itu peringatan," kata Harrington.
Menjalin hubungan sosial dan menghabiskan waktu dengan orang terdekat merupakan hak kamu. Pasangan tentu tidak berhak untuk menjauhkan dari orang-orang tersebut.
Memaksa Melampaui Batasan
Co-Founder Jaringan Kesehatan Seksual Wanita, Bianca Laureano, mengatakan bahwa pasangan seharusnya tidak pernah memaksa untuk melampaui batasan yang dianggap penting.
“Entah itu memaksa untuk membelikan barang mewah yang sebenarnya tak mampu beli atau mendesak untuk melakukan skydiving padaha sangat takut ketinggian, ini termasuk tanda kekerasan,”
"Jika kamu jelas menyatakan bahwa tidak ingin memiliki pengalaman tertentu, tetapi dia tetap mengabaikan, ini adalah tindakan yang menuju pada manipulasi dan paksaan," kata Laureano.
Memantau Setiap Gerakan
Memantau Setiap Gerakan
Hubungan yang bersifat abusive memiliki akar yang berasal dari kontrol. Pasangan yang memantau setiap gerakan merupakan sebuah tanda bahaya.
“Sebagai contoh, apakah ia meminta semua kata sandi pribadimu? Ambil langkah mundur dan evaluasi motif mereka. Menginvasi privasi merupakan bentuk kontrol yang dapat dengan cepat eskalasi,”
"Jangan membuat kesalahan berpikir. Itu bukan karena pasangan mencintai Anda,” kata Harrington.
Menyepelekan Perasaan
Pasangan yang baik akan memberikan dukungan dan kenyamanan ketik membutuhkannya. Dia tidak akan menyepelekan perasaan kamu.
"Jika pasangan meminta melupakan kesedihan atau pengalaman traumatis lainnya, ini merupakan tanda bahaya," kata Laureano.
Advertisement