Liputan6.com, D.C - Militer Amerika Serikat menyatakan telah melancarkan beberapa serangan udara "presisi" terhadap target-target di Suriah Timur yang disebutnya terafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Aksi itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan drone pada Kamis 23 Maret yang menewaskan seorang kontraktor warga negara Amerika Serikat. AS menuduh, Iran memiliki andil dalam insiden tersebut.
Advertisement
Kementerian Pertahanan AS mengatakan kontraktor itu tewas pada Kamis di sebuah pangkalan koalisi di Suriah Timur laut. Ia diduga menjadi korban serangan drone yang menurut komunitas intelijen "berasal dari Iran."
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan mengemukakan Amerika membalas dengan serangan presisi "yang proporsional dan dipertimbangkan dengan cermat" pada Kamis di Suriah, terhadap fasilitas yang digunakan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan IRGC.
"Serangan udara itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan hari ini (Kamis) serta serangkaian serangan terbaru terhadap pasukan Koalisi di Suriah oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan IRGC," kata Austin.
"Tak ada kelompok yang menyerang tentara kami dengan impunitas," lanjutnya seperti dikutip dari VOA Indonesia (25/3).
Simak video pilihan berikut:
Advertisement
Drone Iran?
Serangan drone yang diduga berasal dari Iran menghantam sebuah fasilitas pemeliharaan di pangkalan di Hasaka, Suriah, pada Kamis pukul 13.38 waktu setempat, menurut Pentagon.
Enam orang Amerika cedera dalam serangan tersebut, dengan lima di antaranya merupakan tentara AS.
Dua tentara yang cedera mendapat perawatan di lokasi, sementara tiga tentara sisanya dan seorang kontraktor AS dievakuasi ke fasilitas medis koalisi di Iran, menurut pernyataan militer AS.
AS memiliki sekitar 900 tentara di bagian timur Suriah untuk membantu pasukan Kurdi Suriah mencegah kebangkitan kelompok teror ISIS.
AS Tuduh Iran Terus Membuat Kacau Timur Tengah
Ketua Gabungan Kepala Staf AS Jenderal Mark Milley dan kepala Komando Sentral (CENTCOM) AS, yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah, memperingatkan para legislator dalam sidang dengar keterangan terpisah pada Kamis bahwa Iran terus mengacaukan Timur Tengah melalui dukungannya terhadap kelompok-kelompok teroris dan proksi.
Proksi Iran telah menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah 78 kali dengan menggunakan drone dan roket sejak Januari 2021, kata Komandan CENTCOM Jenderal Erik Kurilla.
"Ini adalah satu lagi dari serangkaian serangan terhadap pasukan kami dan pasukan mitra kami," kata Kurilla pada Kamis malam.
"Kami akan selalu mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membela rakyat kami dan akan selalu menanggapi pada tempat dan waktu yang kami tetapkan. Kami siap untuk opsi-opsi terukur dalam menghadapi serangan Iran lainnya," lanjutnya.
Advertisement