Investor Kripto di Indonesia Hampir Tembus 17 Juta hingga Februari 2023

Nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia juga mengalami kenaikan sejak awal 2023. Sedangkan investor kripto bertambah 13 ribu orang menjadi hampir 17 juta orang hingga Februari 2023.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Mar 2023, 17:29 WIB
Berdasarkan data Bappebti, jumlah investor kripto di Indonesia menembus hampir 17 juta orang hingga Februari 2023. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Industri aset kripto terus bergeliat di tengah situasi makroekonomi global yang tak menentu. Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), total jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 16,99 juta orang hingga Februari 2023. Jumlah tersebut bertambah 13.000 orang dibandingkan pada Januari 2022.

Nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia pun mengalami kenaikan sejak awal 2023. Tercatat pada Februari 2023, nilai transaksi kripto Sebesar Rp 13,8 triliun. Jumlah angka tersebut naik 13,7 persen dibandingkan Januari 2023 yang hanya sebesar Rp 12,14 triliun.

VP Corporate Communication Tokocrypto, Rieka Handayani, mengatakan pasar kripto tengah perlahan bangkit kembali sejak awal tahun ini. Momen ini sangat dimanfaatkan baik oleh investor maupun trader untuk kembali meramaikan pasar, terlebih harga aset kripto tengah mengalami tren meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

"Ada indikasi peningkatan transaksi. Volume transaksi aset kripto, terutama Bitcoin mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan dimulai awal tahun 2023. Pergerakan kripto saat ini didasari oleh pertumbuhan inflasi AS yang melambat, kenaikan suku bunga hingga krisis perbankan,” kata Rieka dalam siaran pers, dikutip Sabtu (25/3/2023).

Rieka menambahkan, pasar kripto yang positif juga membawa dampak baik untuk Tokocrypto yang mengalami growth untuk trading volume pada Februari 2023 yang naik sebesar lebih dari 14 persen  dibanding bulan sebelumnya.

"Untuk itu investor memerlukan strategi yang cermat dan selalu melakukan riset dalam mengambil keputusan investasi aset apa pun,” lanjut Rieka.

 


Generasi Muda di Industri Kripto

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Pertumbuhan industri kripto di Indonesia didorong oleh tingginya animo generasi muda yang sudah melek investasi. Berdasarkan data Bappebti, demografi pelanggan aset kripto di Indonesia pada tahun 2022 didominasi oleh generasi muda di rentang usia 18-24 tahun (28,2 persen) dan 25-30 tahun (28,5 persen).

Menariknya, untuk kelompok profesi pelajar atau mahasiswa (23,5 persen) menjadi salah satu yang paling dominan dalam latar belakang investor aset kripto di Tanah Air. 

Demografi rata-rata nilai transaksi aset kripto pada 2022 pun menunjukan sebesar 64,6 persen banyak yang bertransaksi di bawah Rp 500.000. Dan transaksi tertinggi di atas lebih dari Rp 100 juta hanya sekitar 4,1 persen.

Menurut Rieka, kripto adalah jenis investasi yang paling umum untuk milenial, setara dengan saham dan reksadana. Banyak generasi muda melihat peluang untuk mencapai tujuan keuangan yang baik di masa depan melalui kripto. 

“Mereka percaya akan ada pengembalian return yang besar, di samping risiko yang akan dihadapi. Barrier to entry yang sangat kecil dan kemudahaan akses ke platform investasi kripto juga menjadi daya tarik tingginya minat investor muda," pungkas Rieka.

 


Pengguna Kripto di Indonesia Diramal Bisa Tembus 25 Juta, Kok Bisa?

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, Head of Crypto Strategy, pertukaran kripto Nanovest, Muhammad Yusuf Musa optimis industri kripto di Indonesia bakal terus berkembang. 

Musa mengatakan pertumbuhan ini didorong dengan terus meningkatnya jumlah investor atau pengguna kripto di Indonesia. Menurutnya, pengguna kripto di Indonesia diprediksi bisa mencapai 25 juta pada 2025. 

"Dari segi regulasi kripto di Indonesia juga terus alami kemajuan dari 2019 hingga saat ini. Kemudian, dengan adanya peraturan soal pajak kripto semakin melegitimasi kripto dan pemerintah mulai melihat potensi dari aset kripto," kata Musa dalam acara Media Group Interview Nanovest, Kamis (2/3/2023). 

Pada kesempatan yang sama, Musa membagikan pandangannya terkait kondisi crypto winter dan pukulan yang terjadi pada sejumlah pelaku industri kripto. 

"Bagi saya crypto winter itu sebuah siklus. Siklus ini akan berputar seperti roda akan di atas dan akan di bawah, yang terpenting investor harus cermat mengatur risiko baik saat harga naik maupun turun," jelas Musa. 

Musa menambahkan, saat ini pasar kripto mulai kembali naik walaupun skalanya kecil. Namun tren kripto kemungkinan naik karena bakal terjadi siklus halving Bitcoin. 

"Investor kripto lama pasti menunggu halving ini, karena secara grafik, saat halving harga bitcoin cenderung naik. Jadi, investor akan menunggu, kira-kira berapa harga Bitcoin tertinggi selanjutnya," tutur Musa. 

Crypto winter sendiri berdampak untuk industri kripto Indonesia yang menyebabkan turunnya nilai transaksi kripto pada 2022. 

Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) nilai transaksi pada 2022 menyentuh angka Rp 306,4 triliun kendati menurun lebih dari 50 persen dibandingkan 2021, nilai transaksi ini patut menjadi perhatian karena nilainya yang mencapai ratusan triliun Rupiah. 

Pada Januari 2023 tercatat transaksi aset kripto sebesar Rp 12.14 trilliun. Penurunan nilai transaksi ini tidak menyurutkan minat pelanggan untuk berinvestasi, tercatat jumlah pelanggan terdaftar hingga Januari 2023 mencapai 16,9 juta.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya