Perintah Jokowi ke Bulog: Serap Gabah Petani Sebanyak-banyaknya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Perum Bulog untuk menyerap hasil panen petani secara maksimal.

oleh Arief Rahman H diperbarui 25 Mar 2023, 19:30 WIB
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian pemerintah untuk Gabah atau Beras ditetapkan, HPP untuk GKP di tingkat petani adalah Rp 4.200 dan Rp 4.250 per kg di penggilingan. Sedangkan HPP GKG dipatok Rp 5.250 per kg di tingkat petani dan Rp 5.300 per kg di penggilingan. Sedangkan untuk HPP beras di gudang Bulog adalah Rp 8.300 per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo memerintahkan Perum Bulog untuk menyerap hasil panen petani secara maksimal.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat kabinet di Istana Negara dalam rangka persiapan dan antisipasi ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijrah. 

“Tadi arahan Presiden agar menyerap gabah atau hasil panen dari petani semaksimal mungkin, sebanyak-banyaknya,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam keterangan resminya dikutip Sabtu (25/3/2023). 

Sebelumnya, pada 16 Maret 2023 lalu Zulkifli menyebut pemerintah berpotensi kembali mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton. Namun impor ini baru akan dilakukan pasca masa panen raya. 

“Maksudnya kita beli dulu (impor), nanti masuknya setelah panen raya tidak apa-apa,” kata Zulkifli saat itu. 

Antisipasi

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan stok beras di tengah ancaman krisis pangan. Mengingat, serapan beras oleh Perum Bulog dinilai masih lebih rendah dari target yang ditetapkan.

"Sekarang stoknya ada, tapi tidak banyak. Harusnya Bulog sampai 1,2 (juta ton), tapi baru 35 ribu ton," ungkapnya.

Apalagi, banyak negara-negara produsen yang membatasi ekspor pangan di tengah ancaman krisis pangan akibat ketegangan geopolitik hingga perubahan iklim secara ekstrem. Sehingga, impor dinilai menjadi salah satu cara yang mau tidak mau dilakukan pemerintah demi mengamankan stok beras.

"Kita harus siap-siap, artinya kita harus punya cadangan di luar negeri kalau sewaktu-waktu diperlukan, nanti ada. Jangan sampai kita mau beli tidak ada barangnya," ucap Mendag.


Stok Beras 300 Ribu Ton Tercukupi hingga Lebaran 2023

Pekerja mengemas beras yang diolah secara modern dengan mesin Modern Rice Milling Plant (MRMP) di Karawang, Jawa Barat, Rabu (21/9/2022). Infrastruktur MRMP ini bertujuan untuk membantu petani dan menyederhanakan alur proses pengolahan beras yang terpusat dalam fasilitas pengolahan gabah hasil panen berbasis teknologi modern. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimistis stok beras Nasional sebesar 300 ribu ton terjaga untuk konsumsi dalam negeri hingga Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah.

Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) Arief Prasetyo Adi merinci saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan di Gudang Bulog mencapai 220 ribu ton, serta tambahan dari Perkumpulan Penggilingan Padi (Perpadi).

"Optimis, Bulog (memiliki) sekitar 220 ribu ton sambil kita bantu serap. Kemarin Perpadi mau kasih 60 ribu ton, kan lumayan ya, jadi hampir sekitar 300 ribu ton," kata Arief saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (24/3/2023).

Arief mengatakan bahwa pemerintah masih memprioritaskan penyerapan dalam negeri untuk menambah stok beras Nasional.

Ia menegaskan bahwa sejauh ini belum ada opsi untuk impor beras baru.

"Kita enggak ada komunikasi, pokoknya kita jaga aja, sekarang lagi panen, kita fokus serapan dalam negeri," katanya.

 


Panen Raya

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian pemerintah untuk Gabah atau Beras ditetapkan, HPP untuk GKP di tingkat petani adalah Rp 4.200 dan Rp 4.250 per kg di penggilingan. Sedangkan HPP GKG dipatok Rp 5.250 per kg di tingkat petani dan Rp 5.300 per kg di penggilingan. Sedangkan untuk HPP beras di gudang Bulog adalah Rp 8.300 per kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan bahwa pihaknya baru bisa menyerap sebanyak 35 ribu ton gabah pada musim awal panen raya lantaran terjadi perebutan gabah dengan penggilingan padi.

Ia menjelaskan produksi Februari dan Maret ini ditujukan mengisi kekosongan dari penggilingan rumah tangga dan lain-lain.

Sementara itu, dalam rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Senin (20/3), sejumlah penggilingan padi skala kecil, sedang, dan besar telah sepakat untuk memasok gabah/beras ke BULOG dengan spesifikasi yang berlaku.

"Dalam waktu dekat kita akan isi 60.000 ton dari 25 penggiling padi untuk membantu stok BULOG sampai dengan sebelum Lebaran," kata Arief.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya