Jurus Kakao untuk Menangkal 'Kutukan' Sumber Daya Alam di Kaltim

Sektor perkebunan dianggap menjadi sektor paling menjanjikan dan bisa melawan istilah kutukan Sumber Daya Alam.

oleh Abdul Jalil diperbarui 03 Apr 2023, 08:42 WIB
Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur mulai serius menggarap perkebunan kakao sebagai upaya menggantikan sektor sumber daya alam.

Liputan6.com, Mahakam Ulu - Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) merupakan salah satu daerah di Provinsi Kalimantan Timur yang kaya akan Sumber Daya Alam. Meski demikian, kekayaan SDA itu akan habis seiring eksplorasi dan eksploitas yang terus dilakukan.

Presiden Joko Widodo sudah mewanti-wanti agar daerah kaya SDA mulai mengembangkan sektor lain. Daerah kaya migas dan batubara seperti Kaltim harus mulai belajar tidak tergantung pada sektor tersebut.

Merespon hal itu, Pemerintah Kabupaten Mahulu terus memberi dukungan terhadap pengembangan petani kakao di wilayahnya. Dukungan tersebut berupa pemberian fasilitas kepada para petani.

Antara lain menyiapkan bibit, pupuk hingga memperluas area tanam kakao agar menghasilkan biji kakao yang melimpah juga berkualitas. Hal ini bertujuan agar perkebunan kakao di Maluku terus meningkat.

Terlebih saat ini kakao merupakan komoditas andalan di sektor perkebunan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Seperti sumber pendapatan petani, penghasil devisa negara, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan agrobisnis dan agroindustri serta mampu mengembangkan suatu wilayah.

Wakil Bupati Mahulu, Yohanes Avun mengatakan pemerintah mempunyai peranan penting dalam rangka mendukung petani agar meningkatkan dan menjaga kualitas biji kakao mereka. Tak terkecuali petani di Kampung Laham, Kecamatan Laham.

Pun, ia menilai lahan di daerah tersebut cukup subur. Sehingga jika dikelola dengan baik akan menciptakan hasil yang bagus pula. Seperti pemberian pupuk secara rutin sesuai standart operation procedures (SOP) dari dinas terkait.

Selain itu, ia menuturkan tempat fermentasi, tempat penjemuran, hingga gudang juga diperlukan agar biji kakao tidak lembab. Dengan kualitas yang baik, petani pun akan mendapatkan harga yang baik.

"Kualitas biji yang dijual harus disimpan sesuai suhu yang ditentukan untuk biji kakao,” terangnya.

 


Kelola Biji Kakao Basah, Petani Keluhkan Akses Transportasi

Wakil Bupati Mahakam IUlu Yohanes Avun menunjukkan produk kakao yang dihasilkan dari wilayahnya.

Petani kakao di Kabupaten Mahakam Ulu, khususnya di Kampung Laham, Kecamatan Laham saat ini tengah menggodok pembelian biji kakao basah. Namun terkendala akses transportasi menuju kebun petani yang sulit dijangkau.

Hal tersebut disampaikan salah satu anggota Kelompok Tani Kedawing Permai, Kampung Laham, Vaskalis Agung Avun. Pihaknya berharap dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mahulu dalam pembudidayaan kakao yang menjadi komoditas andalan petani setempat.

Seperti perbaikan jalan menuju kebun masing-masing anggota kelompok tani diperbaiki. Pasalnya pengangkutan biji coklat yang basah terbilang susah dibandingkan yang kering, sehingga petani kesulitan memuat biji kakao tersebut.

"Rencana kami membeli biji kakao basah di Februari, tapi ditunda karena jalannya yang esktrem. Sedangkan pengangkutan biji basah susah,” ungkapnya.

Selain akses transportasi untuk pengangkutan biji basah, petani pun butuh rumah pengering agar pengeringan tidak hanya mengandalkan cahaya matahari, terutama saat musim hujan. Sarana dan prasarana yang tidak memadai mempengaruhi hasil dari pengelolaan biji kakao.

Petani juga membutuhkan penunjang lainnya, yakni tempat fermentasi biji kakao agar kualitasnya tetap terjaga. Pasalnya fermentasi merupakan inti dari proses pengolahan biji kakao untuk menciptakan cita rasa khas coklat yang enak.

Fermentasi juga memudahkan zat lendir dari permukaan kulit biji terlepas serta biji aman terhadap jamur dan hama. Bahkan fermentasi (peragian) dapat mengurangi rasa pahit  biji kakao dan mampu menghasilkan warna coklat yang cerah dan bersih.

"Untuk hasil yang lebih baik memang ada beberapa persyaratan. Seperti tempat penjemuran, tempat pengering, fermentasi, dan gudang seharusnya ada tempat tersendiri, kita berharap ada bantuan dari pemerintah,” sebutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya