Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat kinerja keuangan beragam pada 2022. Wijaya Karya meraup pertumbuhan pendapatan, tetapi laba bersih merosot sepanjang 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (26/3/2023), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih pendapatan Rp 21,48 triliun pada 2022. Pendapatan itu tumbuh 20,61 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,8 triliun. Beban pokok pendapatan naik 19,6 persen menjadi Rp 19,27 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,11 triliun.
Advertisement
Dengan demikian, laba bruto naik 29,96 persen menjadi Rp 2,20 triliun pada 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan meraup laba bruto Rp 1,69 triliun.
Perseroan menekan beban penjualan dari Rp 8,57 miliar pada 2021 menjadi Rp 4,76 miliar pada 2022. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 722,17 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 779,83 miliar.
Beban lain-lain bertambah menjadi Rp 1,31 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,25 triliun. Beban keuangan naik menjadi Rp 1,37 triliun pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 1,15 triliun.
Laba usaha perseroan naik 52,73 persen menjadi Rp 1,71 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,12 triliun. Laba bersih merosot 94,13 persen menjadi Rp 12,5 miliar pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 214,42 miliar.
PT Wijaya Karya Tbk mencatat rugi per saham dasar Rp 6,64 pada 2022 dari periode 2021 untung sebesar Rp 13,12.
Total ekuitas naik menjadi Rp 17,49 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17,43 triliun. Total liabilitas bertambah menjadi Rp 57,57 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 51,9 triliun. Total aset naik menjadi Rp 75,06 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 69,3 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 5,66 triliun pada 2022.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 Maret 2023, saham WIKA melemah 0,96 persen ke posisi Rp 515 per saham. Saham WIKA dibuka naik 5 poin ke posisi Rp 525 per saham. Saham WIKA berada di level tertinggi Rp 530 dan terendah Rp 510 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.632 kali dengan volume perdagangan 132.551 lot saham. Nilai transaksi Rp 6,9 miliar.
Kontribusi Penjualan
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito menuturkan, kontribusi pertumbuhan penjualan berasal dari segmen infrastruktur dan bangunan gedung. Hal itu disusul oleh segmen industri, dilanjutkan dengan segmen energi dan industrial plant serta segmen realti dan properti.
"Capaian ini menunjukkan kinerja oeprasi WIKA yang sustain dan semakin efisien, terbukti dari kapasitas produksi (burn rate) WIKA yang berada pada level 39 persen pada 2022 meningkat dibandingkan 2021 yang berada pada level 30,2 persen, dengan margin laba kotor sebesar 10,3 persen meningkat dari tahun sebelumnya 9,5 persen,” ujar Agung dalam keterangan tertulis.
Kinerja operasi itu, dibuktikan dengan keberhasilan WIKA dalam menuntaskan berbagai proyek di tanah air sepanjang 2022 di antaranya Bendungan Sukamahi, Jawa Barat, Revitalisasi Dua Terminal VVIP yaitu di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta untuk mendukung perhelatan G20 dan Pemasangan Single Point Mooring (SPM) Pengapon, Jawa Tengah dengan kapasitas 50ribu DWT untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
WIKA Tetapkan Langkah Transformasi
Sejalan dengan capaian yang telah ditorehkan pada tahun 2022, WIKA menetapkan langkah transformasi yang bertumpu pada sejumlah aspek, diantaranya project selection yang lebih prudent, penerapan lean construction, penguatan digitalisasi melalui eskalasi kapasitas BIM WIKA yang terintegrasi dengan penggunaan ERP WIKA, dan perkuatan kondisi keuangan Perseroan.
"Dengan bertransformasi WIKA dapat melaksanakan proses bisnis yang lebih efektif dengan tujuan memperoleh hasil yang lebih optimal, baik untuk project owner maupun Perseroan,” kata Agung BW.
Advertisement
Wijaya Karya Garap Proyek Pengolahan Air Limbah di Jakarta Rp 3,3 Triliun
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil mendapatkan kontrak baru pada penghujung 2022. Wijaya Karya yang tergabung dalam Konsorsium Obayashi - Jaya Konstruksi - JFE Engineering ditunjuk oleh PUPR untuk mengerjakan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) dengan nilai kontrak Rp 3,33 triliun.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam kontrak kerja sama yang ditandatangani oleh PPK Air Minum dan Sanitasi Satker Pelaksanaan Prasarana Pemukiman Wilayah Jakarta Metropolitan, Sean Alva Yasin dengan Masao Hino sebagai perwakilan Konsorsium di Jakarta, pada Kamis pekan lalu.
Proyek ini merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur air limbah di DKI Jakarta yang diharapkan dapat melayani 80 persen populasi di kawasan Pluit dan ditargetkan dapat beroperasi dalam 54 bulan.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menuturkan, melalui kerjasama dalam KSO Obayashi -WIKA - Jakon - JFE, WIKA dengan porsi sebesar 20 persen sendiri sendiri akan mengerjakan JSDP zona 1 yang akan berlokasi di Pluit, Jakarta Utara dan ditargetkan akan melayani tiga kota administrasi, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Lingkup Pekerjaan WIKA
Lingkup pekerjaan WIKA dalam proyek ini berupa pengerjaan konstruksi stasiun pompa menggunakan pneumatic caisson, dan untuk sistem pengolah limbah, desainnya menggunakan teknologi A2O+ Membrane Bio Reactor dengan high rate filter.
"Proyek ini wujud dukungan WIKA untuk peningkatan kesehatan masyarakat Jakarta yang bebas limbah melalui pembangunan sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, ditulis Selasa (27/12/2022).
Proyek ini menambah rekam jejak Wijaya Karyadalam mengerjakan infrastruktur pengelolaan air di DKI Jakarta. Saat ini, WIKA mengerjakan proyek Sudetan Ciliwung Kanal Banjir Timur, setelah sukses menyelesaikan pembangunan Rumah Pompa Air Sention - Ancol.
Agung berharap, dengan dukungan dari Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, KSO Obayashi - WIKA - Jakon - JFE dapat melaksanakan pekerjaan sesuai target waktu dan tepat mutu.
Advertisement