Fakta-Fakta saat CEO TikTok Shou Zi Chew Hadiri Sidang di DPR Amerika Serikat

CEO TikTok Shou Zi Chew menjalani sidang selama lima jam di hadapan anggota DPR di Amerika Serikat.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Mar 2023, 14:29 WIB
Shou Zi Chew, CEO TikTok dalam Kongres di AS. (Dok. Twitter/@business)

Liputan6.com, Jakarta - Sidang kongres terhadap CEO aplikasi video TikTok, Shou Zi Chew pada Kamis, 23 Maret 2023 menjadi serangkaian momen klarifikasi.

Dikutip dari BBC, Minggu (26/3/2023), sidang selama lima jam terhadap CEO TikTok Shou Zi Chew juga menekankan bagaimana China semakin dipandang tidak hanya sebagai ancaman yang meningkatkan terhadap keamanan Amerika Serikat dan dominasi ekonomi tetapi juga tantangan ideologis yang bertentangan dengan nilai-nilai dan cara hidup masyarakat Amerika Serikat.

Kemungkinan platform yang memiliki 150 juta pengguna bulanan di Amerika Serikat (AS) dapat digunakan oleh Partai Komunis China untuk mengumpulkan intelijen jutaan warga AS yang dikemukakan berulang kali oleh anggota parlemen di dua sisi.

Anggota parlemen juga disibukkan dengan kemungkinan pemikiran AS yang muda dan berkembang dapat dibentuk oleh maraknya konten dan informasi buatan China yang dapat menekan prinsip kebebasan politik dan hak asasi manusia AS, atau ciptakan kebingungan tentang kebijakan luar negeri AS.

Argumen itu dirangkum oleh Kepala Komite Energi dan Perdagangan DPR Cathy McMorris.

Sementara itu, Anggota dari Partai Republik Buddy Carter menyampaikan kepada CEO TikTok Shou Zi Chew, selamat datang di komite paling bipartisan di Kongres, beberapa jam setelah maraton mendengar tentang potensi ancaman terhadap konsumen AS dari TikTok.

“Kita mungkin tidak selalu sepakat tentang bagaimana menuju ke sana, tetapi kita peduli dengan keamanan nasional kita. Kita peduli dengan ekonomi kita dan pasti peduli dengan anak-anak kita,” ujar Carter dikutip dari CNBC.

Chew menemukan sedikit penangguhan hukuman selama interogasi pada Kamis pekan lalu. Anggota parlemen menginterogasi tentang potensi aplikasi menyakiti anak-anak melalui fitur adiktif dan unggahan yang berpotensi berbahaya serta apakah data dari pengguna AS dapat berakhir di tangan pemerintah China melalui pemiliknya yang berbasis di China, ByteDance.

 


Anggota Parlemen Tak Puas

Shou Zi Chew, CEO TikTok dalam Kongres di AS. (Dok. Twitter/@andreasharsono)

Setelah lebih dari lima jam sidang, CNBC menilai, anggota parlemen di komite tidak puas dengan struktur kepemilikan TikTok saat ini, meski tidak semua menyerukan larangan penuh. Namun, kesaksian Chew tidak memadamkan banyak kekhawatiran anggota parlemen tentang hubungannya dengan China atau kecukupan rencana mitigasi risikonya, Proyek Texas.

Dalam beberapa kasus, itu bahkan dapat menjadi umpan bagi mereka yang percaya risiko dari TikTok tidak dapat diterima.

“Saya belum diyakinkan oleh apa pun yang Anda katakana sejauh ini dan saya pikir terus terang kesaksian Anda telah menimbulkan lebih banyak pertanayan bagi saya dari pada jawaban,” ujar Anggota Parlemen Lisa Blunt Rochester.

Adapun tidak jelas bagaimana sidang pada Kamis pekan ini akan diterjemahkan dalam tindakan. Namun, beberapa anggota tampaknya fokus untuk meloloskan undang-undang privasi digital yang menyeluruh.

Berikut sejumlah fakta-fakta saat CEO TikTok hadiri sidang di AS dikutip dari CNBC dan BBC, Minggu (26/3/2023):


Kejelasan tentang Koneksi China

CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian kepada House Energy and Commerce Committee, tentang privasi pengguna dan praktik keamanan data serta dampaknya terhadap anak-anak (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Chew memulai pidato pembukaan dengan membagikan detil latar belakang dan negara-negara yang terhubung dengannya.

Dikutip dari CNBC, Chew menuturkan, dia tinggal di Singapura, Inggris dan Amerika Serikat. Seperti dia, orangtuanya lahir di Singapura dan istrinya lahir di Virginia. Tidak ada China dalam daftar.

Anggota Parlemen Selidiki Hubungan TikTok dengan China Melalui Perusahaan Induk

Selama persidangan, anggota parlemen menyelidiki hubungan TikTok dengan China melalui perusahaan induknya ByteDance.

Dikutip dari BBC, anggota parlemen dari Partai Republik Gary Palmer menanyakan Chew apakah pemerintah China  telah membeli saham di ByteDance, apakah dia dikonsultasikan tentang langkah tersebut, atau apakah ada orang di perusahaan yang menyampaikan kekhawatiran tentang keharusan menghapus unggahan negatif di China.

Chew menyangkal promosi atau penghapusan TikTok serta menolak karakterisasi Palmer atas kepemilikan ByteDance.

Palmer juga menuding Chew dan TikTok gagal “menyaring” konten yang terkait dengan eksploitasi seksual anak dan perdagangan narkoba, serta berita penindasan minoritas Muslim Uyghur. Namun Chew membantah hal tersebut.

Dikutip dari CNBC, anggota komite menanyakan pertanyaan kunci mengenai apakah TikTok dapat menjunjung tinggi nilai-nilai Amerika Serikat saat menajdi anak perusahaan dari perusahaan China. Anggota parlemen dan pejabat intelijen khawatir pejabat pemerintah China dapat akses data pengguna Amerika Serikat dari ByteDance melalui Undang-Undang China yang memungkinkan pejabat memperoleh informasi perusahaan untuk alasan keamanan nasional yang diakui.

“Kami tidak percaya TikTok akan pernah menganut nilai-nilai Amerika, nilai kebebasan, hak asasi manusia, dan inovasi,” ujar Ketua Cathy McMorris Rodgers yang mendukung larangan TikTok.


Proyek Texas

Shou Zi Chew, CEO TikTok dalam Kongres di AS. (Dok. Twitter/@NewsBFM)

Sementara itu, anggota parlemen dari partai Republik Darren Soto menuturkan, TikTok harus menjadi perusahaan Amerika Serikat dengan nilai-nilai Amerika dan akhiri hubungannya dengan Partai Komunis Tiongkok.

Chew akui karyawan yang berbasis di China masih dapat akses beberapa data AS, tetapi data baru itu akan berhenti mengalir setelah perusahaan selesai menghapusnya dari server yang berbasis di Singapura dan Virginia sebagai bagian dari rencana mitigasi Proyek Texas.

Namun, beberapa anggota menilai proyek tersebut masih belum memadai untuk melindungi data Amerika Serikat. “Saya tidak menemukan apa yang Anda sarankan dengan Project Texas dan firewall ini yang disarankan kepada siapa pun yang dapat saya terima. Saya masih percaya pemerintah Beijing akan tetap mengontrol dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi apa yang Anda lakukan,” ujar anggota Frank Pallone.

“Terlepas dari pernyataan Anda sebaliknya, China pasti berpikir itu mengendalikan TikTok dan perangkat lunaknya,” ujar Anggota Partai Republik Michael Burgess.

Burgess dan yang lainnya juga bertanya kepada Chew tentang persiapannya dan apakah karyawan ByteDance terlibat dalam menyiapkannya untuk persidangan. Chew menuturkan, tim TikTok di Washington DC membantunya mempersiapkan.

Kemudian Chew menyampaikan kepada anggota parlemen Morgan Griffith kalau TikTok berbagai penasihat hukum dengan ByteDance. Griffitch menuturkan, di bawah pengaturan itu, tidak ada firewall secara hukum karena pengacara itu dapat saling berbagi informasi.


Anak CEO TikTok Chew Tak Memiliki Aplikasi Tiktok

CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian kepada House Energy and Commerce Committee, tentang privasi pengguna dan praktik keamanan data serta dampaknya terhadap anak-anak (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Anggota kongres California Nanette Barragan menanyakan mengenai usia berapa anak muda yang cocok untuk menggunakan TikTok, Chew hindari jawaban langsung dan mengatakan, ada “pengalaman” berbeda yang tampaknya diberikan TikTok kepada pengguna lebih muda.

Dia mendesak lagi untuk menanyakan apakah dia akan izinkan anak-anaknya menggunakan TikTok.

Chew membalas dengan mengatakan, kalau anak-anaknya tinggal di Singapura dan karena itu mereka tidak memiliki “pengalaman di bawah 13 tahun” dari TikTok.

Efek TikTok pada Kesehatan Mental Anak-Anak

Anggota Partai Demokrat, Kim Schries mempertanyakan Chew tentang efek TikTok pada kesehatan mental anak-anak, mencatat itu dirancang untuk membuat ketagihan. Schries, seorang dokter anak dan juga politikus mencatat masalah khusus dengan remaja yang tetap terjaga sepanjang malam untuk memakai aplikasi.

Ia bertanya pada Chew apakah TikTok memiliki psikolog atau penasihat medis lain yang melihat efek waktu layar pada kurang tidur.

CEO TikTok menunjuk untuk bekerja dengan fasilitas kesehatan spesialis anak di Boston untuk mengembangkan fitur yang membatasi waktu layar hingga satu jam dan mendorong mereka untuk istirahat.

Schries menanggapi dengan menyebut ini “menyisih” yang tidak akan digunakan siapapun.

“Itu seperti meminta perokok berat untuk tidak mengambil rokok berikutnya, itu tidak akan terjadi,”


CEO TikTok: Tidak Boleh Ada Perangkat Pemerintah yang Memiliki Aplikasi Media Sosial

Ilustrasi aplikasi TikTok. (dok. pexels/cottonbro)

Anggota Kongres Dave Joyce meminta Chew menetapkan batas waktu kapan data TikTok lama akan ditransfer ke server Amerika Serikat. Chew yakin hal itu akan selesai pada akhir 2023.

Joyce melanjutkan, hingga transfer data itu, data pengguna tetap tersedia di China.

Chew menjawab, “saya tidak setuju dengan penilaian ini bahwa pemerintah China memiliki akses ke data ini. Ini adalah perusahaan swasta,” kata dia.

Kemudian Chew menuturkan, perangkat pemerintah seharusnya tidak memiliki aplikasi media sosial.

“TikTok tidak bisa dipercaya. Saya berpendapat TikTok adalah mata-mata di saku orang Amerika Serikat,” ujar Joyce.

CEO TikTok Chew Memiliki Saham di ByteDance

Anggota Kongres Morgan Griffith menanyakan mengenai kepemilikan saham Chew di perusahaan induk TiKTok, ByteDance.

“Apakah Anda memiliki saham di dalamnya,” ujar dia.

“Iya,” ujar Chew.

Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya