Sektor Saham Keuangan dan Transportasi Angkat IHSG pada 20-24 Maret 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertambah 1,2 persen pada 20-24 Maret 2023. Penguatan IHSG itu dipicu sektor saham keuangan dan transportasi serta logistik.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Mar 2023, 15:15 WIB
Sektor saham keuangan dan transportasi logistik mengangkat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 20-24 Maret 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan dalam sepekan tepatnya pada 20-24 Maret 2023. IHSG naik 1,2 persen ke posisi 6.762.

Mengutip PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Minggu (26/3/2023), IHSG menguat dari pekan lalu didorong sektor saham keuangan dan transportasi serta logistik. Masing-masing sektor itu berkontribusi 2,86 persen dan 2,28 persen.

Ashmore menyebutkan,pekan ini, ada sejumlah kabar yang hadir dari situasi bank dari otoritas di Amerika Serikat dan Eropa yang melanjutkan ambil tindakan secepatnya dan mengendalikan situasi. Di sisi lain, indeks VIX yang mengatur kecemasan investor naik menjadi 5,12 persen, lebih rendah setelah kabar Silicon Valley Bank kolaps.

Apa yang terjadi di pasar global?

Baru-baru ini ada pengumuman UBS akuisisi Credit Suisse sekitar 3 miliar swiss franc (CHF) . Dengan kesepakatan ini akan ciptakan write off sekitar 16 miliar swiss franc untuk obligasi AT1, tetapi akan membantu melindungi deposan Credit Suisse.

Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), the Fed baru-baru ini menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan secara luas meski nada untuk pertemuan berikutnya tetap ada tidak jelas. Pasar mengharapkan the Fed untuk berhenti menaikkan suku bunga segera setelah kekhawatiran atas sistem perbankan bertahan.

Ini menempatkan the Fed berada pada posisi yang sulit karena memerangi inflasi membutuhkan suku bunga lebih tinggi sekaligus melindungi sistem perbankan membutuhkan lebih banyak likuiditas untuk deposan.

Tanpa memedulikan, keputusan the Fed berikutnya dalam enam minggu akan bergantung pada data ekonomi makro yang akan dirilis sebelumnya. Lebih dari USD 200 miliar dipindahkan dari Amerika Serikat dan Swiss ke Hong Kong dan Singapura sebagai ketidakpastian berlanjut di Amerika Serikat dan Eropa.

"Kami merekomendasikan untuk tetap investasi dalam pendapatan tetap terutama reksa dana sebagai instrumen lindungi nilai pada saat volatilitas pasar, karena likuid dan berkualitas tinggi,” ujar dia.

Adapun instrumen ini dinilai dapat memberikan keragaman sekaligus memberikan hasil yang menarik dalam lingkungan yang tidak pasti.


Kinerja IHSG pada 20-24 Maret 2023

Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada perdagangan 20-24 Maret 2023. Analis menilai, pergerakan IHSG masih dipengaruhi sentimen global terutama dari Amerika Serikat.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (25/3/2023), IHSG melonjak 1,26 persen ke posisi 6.762,25 pada 20-24 Maret 2023 dari pekan lalu di posisi 6.678,23. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 1,18 persen menjadi Rp 9.390,84 triliun. Kapitalisasi pasar itu naik Rp 109,55 triliun dari pekan lalu Rp 9.281,29 triliun.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 25,45 persen menjadi 17,26 miliar saham dari pekan lalu 23,15 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian bursa terpangkas 17,90 persen menjadi Rp 10,33 triliun dari Rp 12,5 triliun pada pekan lalu.

Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa susut 4,64 persen menjadi 1.224.863 dari 1.284.405 transaksi pada pekan lalu. Investor asing membukukan aksi beli saham Rp 207,1 miliar. Sepanjang 2023, investor mencetak aksi beli saham Rp 3,65 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksanay menuturkan,  selama sepekan, pergerakan IHSG masih lebih besar dipengaruhi oleh sentimen global, yang mana masih menyorot krisis mini likuiditas perbankan AS.

 

 


Sentimen yang Bayangi IHSG

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Namun demikian, informasi terakhir kekhawatiran investor akan hal tersebut sudah mulai mereda seiring adanya stimulus yang akan diberikan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan, selain itu, The Fed juga telah menaikkan FFR sebesar 25bps menjadi 5 persen seperti ekspektasi pasar meskipun sempat menimbulkan kekhawatiran.

Dari dalam negeri sendiri pada akhir pekan ini, menurut Herditya, IHSG didorong oleh sentimen cum date dari beberapa saham emiten perbankan seperti BMRI, BBNI, BBTN dan BBCA yang kemarin bergerak menguat.

“Kami perkirakan, selama sepekan ke depan pergerakan IHSG kami perkirakan masih berpeluang menguat untuk menguji 6.855-6.961 dengan support di 6.587 dan resist 6.824,” ujar dia.

Herditya menuturkan, untuk sentimen diperkirakan masih berada di masalah likuiditas perbankan AS masih akan menjadi sorotan dari investor ditambah kami perkirakan akan dipengaruhi oleh harga komoditas dunia.


Total Emisi Obligasi

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi lain, obligasi berkelanjutan III Protelindo tahap II tahun 2023 yang diterbitkan oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp 2,90 triliun.

Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk obligasi berkelanjutan III Protelindi tahap II Tahun 2023 adalah AAA (idn). Adapun yang bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini yaitu PT Bank Permata Tbk.

Untuk total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp 25,43 triliun.

Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 520 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 450,38 triliun dan USD 47,5 juta, diterbitkan oleh 127 emiten.

“Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 188 seri dengan nilai nominal Rp 5.468 triliun dan USD 452,11 juta. EBA sebanyak 8 emisi senilai Rp 3,27 triliun,” ujar dia.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya