Liputan6.com, Jakarta Perusahaan swasta diminta untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran 2023 lebih awal. Hal ini menyusul rencana pemerintah untuk memajukan libur cuti bersama Lebaran 2023 mulai 19 April 2023, sehingga pekerja diharapkan bisa menerima THR Lebaran 2023 sebelum tanggal tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi usai rapat terbatas yang dipimpin dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana beberapa waktu lalu.
Advertisement
Menhub mengungkapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk mengubah cuti bersama. Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri sebelumnya diputuskan bahwa cuti bersama dan libur nasional Lebaran di tanggal 21 April sampai tanggal 26 April 2023.
"Kami bersama-sama dengan Kapolri mengusulkan liburnya maju dua hari. Jadi mulai tanggal 19 (April) sudah libur, 20 (April) sudah libur, tapi masuknya 26 (April)," jelas dia.
"Jadi tambah 1 hari tetapi di depan maju dua hari," tambah Budi Karya.
Keinginan Mudik Lebaran
Hal ini dilakukan karena secara tradisional keinginan mudik tinggi sekali. Maka jika menumpuk di tanggal 21 maka terjadi penumpukan yang luar biasa.
"Jadi dengan dimajukan, pemudik bisa mudik dari 18 sore, 19,20,21. Ada 4hari mereka mudik," jelas Budi.
Untuk mengantisipasi hal ini, Menhub meminta kepada perusahaan swasta untuk membagikan THR di awal.
"Jadi tanggal 18 dipastikan mereka sudah terima THR dan mereka bisa melakukan suatu perjalanan mulai 18 malam," tutur Menhub.
Berburu THR dari Saham Ini Selama Ramadhan 2023
Sebelumnya, Ramadhan dan Lebaran menjadi salah satu perayaan yang dinanti masyarakat Indonesia yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Pada momen tersebut, orang-orang biasanya banyak melakukan belanja, seperti untuk baju, bingkisan, dan keperluan lain dalam sebagai bentuk perayaan usai puasa satu bulan lamanya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menyebutkan, setidaknya ada sejumlah sektor yang memiliki prospek cerah selama Ramadhan dan Lebaran. Sektor-sektor tersebut seperti konsumer dan sektor retail.
"Saham sektor konsumer, dan sektor retail bisa menjadi pilihan pada saat momen ramadhan, seperti MYOR, ICBP, MAPI, dan LPPF,” sebut Azis kepada Liputan6.com, Minggu (25/3/2023).
Untuk menambah keberkahan dari investasi di pasar saham, investor dapat memilih saham syariah dari dengan beberapa pertimbangan, selain mengacu pada sektor saham yang berpotensi moncer selama Ramadhan seperti konsumer dan retail. Sebagai rujukan, Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini memiliki lima indek saham syariah.
Antara lain, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Indeks (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index), IDX-MES BUMN 17, dan DX Sharia Growth (IDXShagrow).
"Strategi pada saham syariah bisa dilihat bagaimana valuasi serta prospek dari saham tersebut. Atau bisa dilakukan trading buy jika saham tersebut memiliki potensi untuk naik,” imbuh Azis.
Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama juga jagokan saham sektor konsumer khususnya non siklikal dan finansial.
Advertisement
Kapan THR PNS Cair? Ini Bocorannya
Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjelang ramadan dan lebaran. Lantas kapan THR akan disalurkan dan berapa anggaran yang disiapkan Pemerintah?
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI Isa Rachmatarwata, meminta seluruh PNS bersabar terkait THR ini. Lantaran ketika sudah waktunya, maka Presiden dan Menteri Keuangan akan langsung mengumumkan.
"THR sabar sampai Presiden atau Menpan RB atau Menteri Keuangan mengumumkan, nah itu nanti dijelaskan. Supaya kita sejalan," kata Isa dalam Media Gathering Kementerian Keuangan, di Ancol, Selasa (21/3/2023).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, dalam beberapa minggu ke depan Presiden akan mengumumkan soal THR PNS.
Menkeu juga optimis, momentum bulan puasa hingga pencairan THR PNS dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2023 bisa tumbuh 5,0 persen sampai 5,3 persen.