Liputan6.com, Jakarta - Pengamat sepak bola M Kusnaeni menilai pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 membuat Indonesia rawan sanksi FIFA. Dia bahkan menilai Tanah Air bisa divonis hukuman lebih berat dari yang diterima pada 2015.
Saat itu FIFA membekukan PSSI karena intervensi pemerintah. Akibatnya, kompetisi sepak bola lokal terhenti.
Advertisement
Tim nasional Indonesia dari berbagai umur juga dilarang mengikuti ajang internasional. Status Indonesia sebagai tuan rumah Piala AFF level usia turut dicoret.
FIFA mencabut hukuman ini setahun berselang, setelah pemerintah tidak lagi mengurusi masalah PSSI. Kini, Kusnaeni menilai Indonesia bakal mendapat hukuman lebih berat karena mengerecoki turnamen FIFA.
"Pembatalan drawing merupakan warning awal. Jika kita sampai gagal melaksanakan event tersebut, Indonesia dianggap menodai kepercayaan yang diberikan FIFA. Otoritas tertinggi sepak bola internasional itu dirugikan secara material dan inmaterial, karena pelaksanaan event mereka kacau balau," ungkap Kusnaeni.
“Kita berharap semoga FIFA tidak melakukan pembatalan penujukkan Indonesia sebagai tuan rumah. Pembatalan drawing merupakan peringatan awal, apa yang perlu lakukan? Segera konsolidasi dan bereskan PR yang ada. Karena saya melihat tak hanya masalah Israel saja yang jadi perhatian FIFA, tapi juga berkaitan dengan infrastruktur. Saya yakin FIFA juga ingin Indonesia sukses menjadi tuan rumah,” sambungnya.
Kusnaeni berharap status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dicabut. Karena dampak yang dirasakan sepak bola Indonesia bakal terasa besar.
"Jangan sampai hal itu terjadi. Mimpi buruk buat sepak bola kita. Jangan bermain-main dengan kesepakatan yang sudah dibuat dengan FIFA. Kita jadi host didapat dengan mengajukan diri, bukan FIFA yang minta. Taati kesepakatan yang ada. Segera cari air untuk memadamkan kebakaran yang timbul,” tutur Kusnaeni.
FIFA belum memberikan informasi mengenai waktu dan lokasi baru penyelenggaraan undian Piala Dunia U-20 2023. Status Indonesia sebagai tuan rumah turnamen pun dalam tanda tanya besar.
Mereka membatalkan acara semula yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada Jumat (31/3/2023). Meski tidak memberi alasan, PSSI menduga sikap ini diambil karena penolakan kepala daerah setempat.
Penolakan Terhadap Partisipasi Israel
Gubernur Bali I Wayan Koster menolak menyelenggarakan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dewata. PSSI menilai hal ini sangat kontradiktif mengingat Koster juga sudah menandatangani Government Guarante untuk menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023, termasuk di dalamnya drawing kompetisi.
"Mereka telah memutuskan membatalkan undian Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di Bali yang rencananya dilakukan pada 31 Maret 2023," kata anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Arya Sinulingga pada jumpa pers di kantor PSSI, Jakarta, Minggu (26/3/2023).
"Pihak FIFA belum memberikan informasi mengenai waktu dan lokasi penyelenggaraan drawing Piala Dunia U20," ucap Arya.
PSSI, lanjut Arya, mengerti sulitnya memisahkan politik dan olahraga. Oleh karena itu, ucap Arya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri dan kepada Kemenpora sebagai Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.
"Ketua umum PSSI juga akan melaporkan kepada Bapak Presiden pada kesempatan pertama untuk mencari solusi untuk semua ini baik secara diplomasi dan politik luar negeri untuk bagaimana menyelamatkan sepakbola Indonesia yang kita cintai," lanjut Arya.
Arya menyebut kelanjutan penyelenggaraan Piala Dunia U20 2023, termasuk inspeksi teknis lapangan-lapangan di Indonesia tetap dilakukan oleh FIFA.
"Kami tidak menutup kemungkinan adanya konsekuensi-konsekuensi yang harus diterima oleh Indonesia dan PSSI akibat adanya permasalahan yang terjadi sehubungan dengan proses penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia," kata Arya.
Advertisement
Kronologi Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Indonesia menempuh jalan panjang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Berbagai syarat harus dipenuhi, salah satunya jaminan pemerintah terhadap peserta serta kesiapan kota penyelenggara.
Setelah memenuhi pesyaratan, Indonesia akhirnya mengalahkan kandidat penyelenggara lain yakni Peru. Sementara kandidat lain mundur dengan berbagai alasan. Kolaborasi Myanmar-Thailand menarik diri demi memberikan dukungan terhadap Indonesia. Proposal dari Bahrain-Arab Saudi-Uni Emirat Arab juga mundur, begitu pula Brasil.
Namun, seiring perjalanannya, status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dalam tanda tanya besar menyusul penolakan kepala daerah calon venue turnamen.
Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak kehadiran Israel di Tanah Air untuk turnamen tersebut.
Padahal kepala pemerintahan yang berminat menggelar kompetisi sudah menandatangani perjanjian selaku kota tuan rumah pada 2019, ketika Indonesia mengajukan pencalonan ke FIFA.
Dalam dokumen tersebut, mereka adalah I Wayan Koster (Gubernur Bali), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Herman Deru (Gubernur Sumatera Selatan), Gibran Rakabuming Raka (Wali Kota Solo), Anies Baswedan (ketika itu Gubernur DKI Jakarta), dan Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya).
Sekedar informasi, calon venue Piala Dunia U-20 2023 adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Si Jalak Harupat (Palembang), Stadion Gelora Jakabaring (Palembang), Stadion Mahanan (Solo), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).
Minat Indonesia kemudian mendapat respon dari FIFA selaku penyelenggara turnamen. Indonesia pun mencatat sejarah dengan dipercaya menggelar kompetisi resmi FIFA untuk kali pertama.
Namun pandemi Covid-19 menyerang. Ajang 2021 terpaksa dibatalkan karena krisis kesehatan dunia. Meski begitu, FIFA tetap menghadiahkan status tuan rumah kepada Indonesia untuk turnamen edisi selanjutnya pada 2023.
Setelah itu, Israel mengamankan tiket di Piala Dunia U20 2023 sebagai salah satu dari lima wakil Eropa. Israel lolos setelah mencapai semifinal Piala Eropa U-19 2022.