Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, sebuah ekstensi browser Chrome menyamar sebagai layanan ChatGPT OpenAI kedapatan muncul di toko digital Web Store milik Google tersebut.
Diketahui, layanan ChatGPT palsu itu kedapatan memiliki kemampuan untuk mencuri cookie sesi Facebook dan membajak akun korbannya.
Advertisement
Sebelum dihapus oleh Google dari Web Store, ekstensi bernama ChatGPT For Google ini ternyata sudah mengantongi lebih dari 9.000 instalasi sejak 14 Maret 2023.
Dikutip dari The Hacker News, Senin (27/3/2023), ekstensi ChatGPT palsu ini pertama kali diunggah ke Chrome Web Store pada 14 Februari 2023.
Menurut peneliti di Guardio Labs, Nati Tal, ekstensi ini disebar oleh pelaku melalui hasil pencarian Google berbayar.
"Dengan cara ini, hacker dapat mengarahkan pengguna yang tidak menaruh curiga ketika mencari "Chat GPT-4" ke laman utama penipuan dan mengarah ke add-on palsu," katanya.
Bersamaan dengan ekstensi ini terpasang di browser, secara diam-diam ChatGPT palsu tersebut mengaktifkan kemampuan untuk menangkap cookie terkait Facebook.
Setelah memiliki cookie korban, pelaku langsung bergerak menguasai akun Facebook, mengubah kata sandi, mengubah nama dan gambar profil, dan masih banyak lainnya.
"Untuk pelaku, kemungkinannya tidak terbatas — menggunakan profil Anda sebagai bot untuk komentar, suka, dan aktivitas promosi lainnya, atau membuat halaman dan akun iklan menggunakan reputasi dan identitas Anda sambil mempromosikan layanan yang sah dan mungkin sebagian besar tidak," kata Tal.
Berkaca dari kasus ini, pelaku kejahatan siber mampu dengan cepat mengadaptasi metode penipuan mereka dengan memanfaatkan popularitas ChatGPT untuk menyebarkan malware.
OpenAI: Ada Bug yang Bisa Bocorkan Data Sensitif Pengguna ChatGPT
Pengguna ChatGPT belum lama ini memposting tangkapan layar di Reddit yang menunjukkan sidebar mereka menampilkan riwayat obrolan sebelumnya dari pengguna lain. Hanya judul percakapan yang terlihat.
Menanggapi hal ini, sebagaimana dilansir Engadget, Sabtu (25/3/2023), OpenAI membuat chatbot AI besutannya itu offline selama hampir 10 jam untuk melakukan penyelidikan.
Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan masalah keamanan yang lebih dalam, di mana bug riwayat obrolan mungkin juga berpotensi mengungkap data pribadi dari 1,2 persen pelanggan ChatGPT Plus (paket langganan US$ 20 per bulan).
"Beberapa jam sebelum kami menjadikan ChatGPT offline pada hari Senin, beberapa pengguna dapat melihat nama depan dan belakang pengguna aktif lainnya, alamat email, alamat pembayaran, empat digit terakhir (hanya) dari nomor kartu kredit, dan nomor kartu kredit. tanggal kedaluwarsa. Nomor lengkap kartu kredit tidak diungkapkan," tulis tim OpenAI.
Bug ini telah ditambal untuk pustaka yang rusak, diidentifikasi OpenAI sebagai pustaka sumber terbuka klien Redis, redis-py.
Perusahaan telah mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah hal ini terjadi lagi di masa mendatang, termasuk memperketat pemeriksaan ke panggilan perpustakaan.
"Memeriksa log secara terprogram untuk memastikan bahwa semua pesan hanya tersedia untuk pengguna yang benar dan meningkatkan logging untuk mengidentifikasi kapan masalah sedang terjadi dan sepenuhnya mengonfirmasi bahwa masalah itu telah berhenti," OpenAI memaparkan.
Perusahaan menuturkan juga telah menghubungi sejumlah pengguna ChatGPT yang terkena dampak masalah ini.
Advertisement
ChatGPT Berbasis AI Sama Pentingnya dengan Internet dan Gadget
Bill Gates menyamakan pengembangan ChatGPT berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan munculnya komputer pribadi. Menurutnya, teknologi baru ini akan memungkinkan pengguna merasa seperti memiliki “pekerja kerah putih” sebagai asisten pribadi.
Melansir NY Post, Sabtu (25/3/2023), Bill Gates mengungkapkan, perkembangan AI sama mendasarnya dengan penciptaan mikroprosesor, komputer, internet, dan ponsel.
"Ini akan mengubah cara orang bekerja, belajar, bepergian, mendapatkan perawatan kesehatan, dan berkomunikasi satu sama lain,” tulis Gates dalam postingan blog yang diunggah Selasa (21/3/2023), berjudul “The Age of AI has Begun”.
Gates juga memperkirakan, seluruh industri akan turut berorientasi pada pengembangan teknologi AI. Bahkan, perusahaan bisnis akan membedakan dirinya pada seberapa baik mereka menggunakan chatbot AI.
“Meskipun manusia masih lebih baik daripada GPT dalam banyak hal, ada banyak pekerjaan di mana kemampuan ini tidak banyak digunakan,” tulis salah satu pendiri Microsoft ini.
Kerjasama Microsoft dengan OpenAI
Akhir-akhir ini, Microsoft telah menggelontorkan miliaran dolar pada ChatGPT dan bermitra dengan OpenAI untuk menambahkan fitur ini ke mesin pencariannya, yakni Bing.
Gates mengungkapkan bahwa ia telah bertemu dengan tim dari OpenAI sejak 2016 dan terkesan dengan kemajuan mereka yang stabil. Sebagai informasi, OpenAI merupakan firma riset AI yang meluncurkan teknologi ChatGPT dan berbasis di Silicon Valley.
Dalam tulisannya, tahun lalu Gates menantang OpenAI untuk melatih kecerdasan buatan untuk lulus ujian biologi Advanced Placement. Yang mengagumkan, beberapa bulan kemudian ChatGPT mendapatkan 59 dari 0 pertanyaan dalam ujian tertulis.
“Saya tahu saya baru saja melihat kemajuan terpenting dalam teknologi sejak antarmuka pengguna grafis,‘ tulis Gates.
Gates melanjutkan, seiring dengan semakin murahnya daya komputasi, kemampuan ChatGPT untuk mengekspresikan ide akan semakin mirip Pekerja kerah putih yang tersedia untuk membantu Anda dalam berbagai tugas.
(Ysl/Isk)
Advertisement