Liputan6.com, Surabaya - Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Nurul Hartini mengungkapkan, setiap individu memiliki tingkatkan berbeda dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Menurutnya, ada dua tingkatan dalam menjalankan ibadah puasa. Pertama, individu yang menjalankan puasa sebagai kewajiban.
Advertisement
Kedua, individu yang menjalankan puasa Ramadhan agar terhindar dari hukuman, biasanya puasa ini dilakukan oleh anak-anak yang sedang belajar berpuasa.
Oleh karena itu, lanjut Nurul, manfaat puasa bagi setiap individu akan berbeda-beda sesuai tingkatannya.
“Tingkatan tertinggi yaitu sebagai individu yang bertakwa. Bulan puasa adalah bulan untuk berproses menyucikan diri. Semua rangkaian ibadah selama bulan Ramadan adalah sesuatu yang sangat istimewa, utamanya yaitu ibadah puasa,” ucapnya, Senin (27/3/2023).
ketua Airlangga Assessment Center (AAC) itu menuturkan bahwa puasa memiliki manfaat untuk mengendalikan emosi dalam diri.
Hal itu karena puasa adalah bulan pelatihan bagi seluruh umat muslim. Pada bulan itu, ada situasi kebersamaan (social support) yang akan membuat individu mampu mengelola emosinya.
“Ketika kita menjalankan ibadah puasa sunah sebelum bulan Ramadan itu serba sendiri. Tapi, di bulan Ramadan ini semua umat Islam berpuasa. Artinya, ada situasi bareng-bareng untuk meningkatkan keimanan," ujarnya.
"Jadi, suasananya saling mengingatkan. Ketika kita lupa minum atau marah saat puasa, akan ada pengingat dari saudara dan teman-teman sekitar,” imbuh dosen pengampu mata kuliah kesehatan mental itu.
Bulan Pelatihan
Situasi kebersamaan tersebut, sambung Dekan Fakultas Psikologi Unair 2015-2020 itu, akan memberikan dampak positif dalam pengembangan kepribadian dan proses berpikir seseorang. Mulai dari bagaimana mengelola emosi sampai cara berperilaku dengan baik. Semua hal positif akan dilatih ketika menjalankan puasa.
“Bagi umat muslim, setiap kebaikan dan setiap hal positif yang dilakukan di bulan puasa akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, bulan Ramadan adalah bulan pelatihan yang membuat kognisi, emosi, dan perilaku seseorang dibentuk jadi orang yang bertakwa,” ucapnya.
Advertisement