Liputan6.com, Pekanbaru - Payung elektrik Masjid Raya An-Nur Riau di Jalan Hang Tuah Pekanbaru rusak. Dua dari enam payung elektrik yang dibangun dengan biaya Rp42 miliar itu rusak parah.
Penyebabnya adalah hujan deras dan angin kencang yang melanda Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir. Tiang payung Masjid Raya An-Nur yang masih dalam pengerjaan itu patah sehingga membuatnya ringsek.
Baca Juga
Advertisement
Pantauan di lokasi, kerusakan dua payung yang mulai dikerjakan pada akhir tahun lalu terbilang parah. Kemudian masih ada satu payung lagi robek tapi tiangnya tidak patah.
Sejumlah pekerja yang berada di lokasi terlihat sedang memperbaiki dan menyambung terpal payung yang robek itu menggunakan perekat dan dibantu alat pemanas.
Kepala Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, Thomas Larfo Dimiera, membantah tiang tersebut patah. Dia menyebut hanya bengkok dan perlu perbaikan.
"Jadi besinya bengkok, bukan patah, itu yang perlu diluruskan," katanya, Senin siang, 27 Maret 2023.
Sejatinya, payung elektrik yang menjiplak payung di Masjid Nabawi dianggarkan pada tahun 2022 dengan biaya Rp42 miliar. Awalnya proyek ini dianggarkan Rp40 miliar kemudian dimenangkan oleh PT Bersinar Jestive Mandiri.
Seusai kontrak, proyek ini seharusnya selesai pada akhir tahun lalu tapi kontraktor tidak mampu mengerjakannya tepat waktu. Dinas terkait memberikan perpanjangan waktu selama 50 hari atau hingga pertengahan Februari lalu.
Dalam perjalanannya, proyek juga tak selesai meski sudah diberikan kesempatan. Akhirnya dinas terkait memberikan perpanjangan masa pekerjaan kedua yang sedianya berakhir pada 28 Maret 2023.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kompensasi
Dengan kondisi terbaru ini, dipastikan perusahaan tersebut tidak bisa menyelesaikan. Perusahaan masih bisa mendapatkan kesempatan ketiga karena rusaknya payung itu karena faktor alam.
Menurut Thomas, faktor alam masuk kejadian luar biasa sehingga perusahaan mendapatkan kompensasi.
"Yang jelas waktu salat Idul Fitri 1444 Hijriyah itu sudah bisa dipakai," terang Thomas.
Thomas meminta payung yang tidak terdampak hujan deras dan angin kencang untuk dikuncupkan atau ditutup. Hal ini sebagai antisipasi adanya hujan deras dan angin kencang susulan di Pekanbaru.
Thomas menyatakan, payung itu tidak dirancang menahan air dan angin. Payung seharusnya menutup secara otomatis ketika hujan turun.
"Hanya saja kemarin itu settingan nya belum selesai," ujar Thomas
Advertisement