Ahli Berbagi Tips Puasa Selama Ramadan, Penderita Diabetes Perhatikan!

“Tubuh tidak dapat menyimpan air, sehingga ginjal menghemat air sebanyak mungkin dengan mengurangi jumlah yang hilang melalui urin. Namun, tubuh tidak dapat menghindari kehilangan air saat Anda pergi ke toilet, melalui kulit dan saat Anda bernapas, atau bahkan ketika berkeringat,” tutur Banerjee lebih lanjut.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 27 Mar 2023, 16:01 WIB
Ilustrasi berbuka puasa, ramadan. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda berpuasa Ramadhan ini, tips ahli ini akan berguna (termasuk untuk penderita diabetes)

Dalam menjalankan ibadah puasa berarti seluruh umat Islam, sekalipun yang memiliki riwayat penyakit, tetap menahan diri dari lapar dan dahaga. Agar sanggup berpuasa hingga waktu berbuka, ada beberapa tips yang bisa diikuti khususnya bagi penderita diabetes.

Seperti yang diketahui, Ramadan menjadi bulan kesembilan dalam kalender Islam. Umat Islam memperingati bulan suci ini untuk melaksanakan ibadah puasa dan memperbanyak berdoa. Dengan demikian, selama waktu ini, umat Islam tidak makan atau minum apa pun di siang hari dan hanya makan satu kali ketika sahur sebelum fajar dan saat buka puasa setelah matahari terbenam.

Melansir The Indian Express, Senin (27/3/2023), Sohini Banerjee sebagai konsultan diet di Rumah Sakit ILS, Howrah mengatakan bahwa selama jam puasa, ketika tidak ada makanan atau minuman yang dikonsumsi, “Tubuh menggunakan simpanan karbohidrat dari hati, otot, dan lemak untuk menyediakan energi. Kalori dari makanan yang dikonsumsi selama periode sahur telah habis”.

“Tubuh tidak dapat menyimpan air, sehingga ginjal menghemat air sebanyak mungkin dengan mengurangi jumlah yang hilang melalui urin. Namun, tubuh tidak dapat menghindari kehilangan air saat Anda pergi ke toilet, melalui kulit dan saat Anda bernapas, atau bahkan ketika berkeringat,” tutur Banerjee lebih lanjut.

Menurut Banerjee, kebanyakan orang yang berpuasa di bulan Ramadan akan mengalami dehidrasi ringan yang dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan sulit berkonsentrasi. “Namun, penelitian menunjukkan bahwa ini tidak berbahaya bagi kesehatan, asalkan cukup cairan yang dikonsumsi setelah berbuka puasa untuk menggantikan cairan yang hilang di siang hari. Namun, jika tidak dapat berdiri karena pusing atau mengalami disorientasi, Anda harus segera minum air putih dalam jumlah sedang – idealnya dengan gula dan garam – minuman manis atau larutan rehidrasi. Jika Anda pingsan karena dehidrasi, kaki Anda harus diangkat di atas kepala oleh orang lain, dan saat Anda bangun, Anda harus segera melakukan rehidrasi,” saran dari Banerjee.

Sementara itu, bagi mereka yang biasanya mengonsumsi minuman berkafein, seperti teh dan kopi di siang hari, kekurangan kafein selama puasa pada awalnya dapat menyebabkan sakit kepala dan kelelahan. “Ini mungkin mereda selama Ramadan karena tubuh menyesuaikan diri tanpa kafein di siang hari,” kata Banerjee.

Setelah berbuka puasa, tubuh dapat melakukan rehidrasi dan mendapatkan energi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Karena tidak makan dalam waktu lama, Anda mungkin merasa terbantu dengan makan perlahan saat berbuka puasa dan mulai dengan banyak cairan dan makanan kaya cairan rendah lemak.

Di samping itu, minum banyak cairan serta mengonsumsi makanan kaya cairan, seperti buah, sayuran, yogurt, sup, dan semur, sangat penting untuk menggantikan cairan yang hilang di siang hari dan siap memulai hari di puasa berikutnya dengan hidrasi yang baik. Garam merangsang rasa haus, jadi sebaiknya hindari mengonsumsi banyak makanan asin. Ketika makan sahur, lengkapi dengan cairan dan energi untuk membantu Anda menjalani puasa dengan lebih baik,” tambah Banerjee.

Saat berbuka puasa sering kali menjadi momen untuk perayaan, entah dengan keluarga dan teman berkumpul untuk berbuka puasa bersama, penting untuk tidak berlebihan. “Mengonsumsi banyak gorengan, krim, dan makanan manis dapat menyebabkan berat badan Anda bertambah selama Ramadan. Faktanya, Ramadan bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan perubahan guna meningkatkan keseimbangan pola makan yang dapat Anda pertahankan dalam jangka panjang,” kata Banerjee.

Namun, perubahan kebiasaan makan dan kekurangan cairan di siang hari dapat menyebabkan sembelit bagi sebagian orang. “Saat Anda bisa makan dan minum, mengonsumsi banyak makanan berserat tinggi, seperti biji-bijian utuh, sereal berserat tinggi, bekatul, buah dan sayuran, kacang-kacangan, lentil, buah kering, dan kacang-kacangan bersama banyak cairan dapat membantu meredakan sembelit serta melakukan beberapa aktivitas fisik ringan, seperti berjalan-jalan setelah berbuka puasa dianjurkan,” saran Banerjee.

 


Ide Menu Berbuka dan Sahur

Salah Memilih Menu Sahur Selama Puasa Ramadan Berbahaya untuk Tubuh (Ilustrasi/iStockphoto)

Apa yang harus dimakan dan diminum saat buka puasa dan sahur?

Minuman – Air, susu, jus buah atau smoothies

Air memberikan hidrasi tanpa tambahan kalori atau tambahan gula. Susu dan minuman berbahan dasar buah memberikan gula dan nutrisi alami. Selain itu, juga baik untuk berbuka puasa.

Akan tetapi, hindari minuman yang mengandung gula setelah berbuka puasa karena dapat menyebabkan terlalu banyak konsumsi gula dan kalori.

Kurma

Dikonsumsi secara tradisional untuk berbuka puasa sejak zaman Nabi Muhammad, kurma menyediakan gula alami untuk energi, mineral seperti potasium, tembaga dan mangan, dan merupakan sumber serat. Anda juga bisa mencoba buah-buahan kering lainnya seperti aprikot, buah ara, kismis atau plum, yang juga menyediakan serat dan nutrisi.

Buah

Cara tradisional untuk berbuka puasa dalam budaya Asia Selatan yaitu dengan mengonsumsi buah. Buah menyediakan gula alami untuk energi, cairan, dan beberapa vitamin dan mineral.

Sup

Terakhir, cara tradisional untuk berbuka puasa di banyak negara Arab yaitu dengan sup. Sup tradisional berbahan dasar kaldu daging dan sering mengandung kacang-kacangan, seperti lentil dan kacang-kacangan, dan makanan bertepung seperti pasta atau biji-bijian, memberikan nutrisi dan energi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya