Liputan6.com, Jakarta - Waktu berbuka puasa biasanya ditandai dengan tenggelamnya matahari dan azan magrib. Namun, bagaimana menentukan magrib ketika seorang muslim bepergian menggunakan pesawat terbang.
Menurut Ustaz Arif Maulana, jika sedang berpergian menggunakan pesawat maka seorang muslim berbuka puasa tidak mengikuti jadwal wilayah yang dituju, melainkan ketika melihat matahari terbenam di pesawat.
Advertisement
Dirinya juga menjelaskan, bahkan ada beberapa maskapai penerbangan telah membekali pengetahuan tersebut kepada kru pesawat. Sehingga, mereka akan memberi tahu para penumpang jika sudah memasuki waktu berbuka puasa.
"Dalam Islam mensyaratkan waktu imsak dengan terbitnya fajar dan berbuka puasa dengan terbenamnya matahari," ujar Arif Maulana, Senin (27/3/2023).
Pendapat Arif Maulana tersebut, berlandaskan dengan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 187, yaitu sebagai berikut:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam". (QS:Al Baqarah: 187)
Kemudian dipertegas dengan hadist Rasullah riwayat Bukhori Muslim yang menjelaskan:
إِذَا رَأَيْتُمُ اللَّيْلَ قَدْ أَقْبَلَ مِنْ هَا هُنَا -وَأَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ- فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ
"Jika kamu melihat malam tiba dan menunjukkan tenggelamnya matahari, maka orang yang berpuasa hendaknya berbuka." (HR. Bukhari nomor 1954, Muslim, 1100).
Dalil tersebut menunjukkan bahwa waktu berbuka puasa dapat ditandai terbenamnya matahari. Maka, bagi Muslim yang berpergian menggunakan pesawat dapat menentukan waktu berbuka saat perjalanan sesuai dengan kaidah tersebut.
"Intinya jangan panik, tak perlu menunggu lama. Jika sudah melihat matahari terbenam dari pesawat silahkan berbuka," Arif Maulana mengakhiri.