Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, sebuah studi menemukan terjadi peningkatan kasus kanker usus besar atau kanker kolorektal pada orang-orang usia muda di Amerika Serikat.
Penelitian yang dipublikasikan oleh American Cancer Society tersebut mengungkap, sekitar 20.000 orang di AS di bawah usia 50 tahun berisiko kena kanker usus besar tahun ini. Tak hanya itu, diperkirakan 3.750 orang dewasa muda akan meninggal karena kanker ini.
Advertisement
“Diagnosis kanker kolorektal dengan cepat beralih kepada orang usia yang lebih muda dengan stadium yang lebih lanjut,” peneliti-peneliti dalam studi tersebut menyimpulkan.
Secara saintifik, orang-orang berusia 20-an dan 30-an memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terkena kanker ini, melansir laman NPR.
Namun, menurut pemimpin Pusat Kanker Kolorektal Onset Muda di Pusat Kanker Dana Farber, Kimmie Ng, kasus pada orang muda diperkirakan akan meningkat sebesar 90 persen pada tahun 2030.
Menurut Kimmie, para peneliti sedang mengevaluasi berbagai faktor yang dapat memicu peningkatan kanker usus besar.
Faktor-faktor tersebut di antaranya ialah kekurangan vitamin D, peran mikrobioma (kumpulan mikroorganisme) yang rumit, efek konsumsi daging merah yang tinggi, dan peran diet.
Lantas, konsumsi apa yang dapat meningkatkan risiko kanker usus besar?
Minuman Manis Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Sebuah studi dari Washington University School of Medicine pada 2021 menemukan, wanita yang minum lebih dari dua minuman manis per hari memiliki risiko terkena kanker kolorektal dini, dibandingkan dengan wanita yang minum kurang dari satu minuman manis.
Sementara itu, sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet pada bulan ini juga mengungkap, orang yang makan banyak makanan segar memiliki risiko yang lebih kecil untuk didiagnosis kanker usus besar, dibandingkan dengan orang yang banyak mengonsumsi makanan olahan.
Makanan olahan yang dimaksud termasuk daging olahan, permen, minuman ringan, dan makanan siap saji atau fast food.
Selain dengan mengurangi konsumsi minuman manis dan makanan olahan, bagaimana cara mencegah kanker kolorektal?
Advertisement
Kenali Gejalanya
Mengenali gejala awal kanker usus besar ini dapat mempermudah orang-orang di usia muda untuk mencegahnya.
Adapun beberapa gejala awal kanker kolorektal dapat berupa darah di tinja atau feses, perubahan kebiasaan buang air besar, penurunan berat badan tanpa alasan jelas, perasaan kembung atau kenyang terus menerus, serta mudah kelelahan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa.
Menurut Kimmie, ia melihat peningkatan risiko kanker kolorektal ini di setiap kelompok etnis dan ras. "Jadi, semua orang perlu menyadari gejalanya," ia menambahkan.
Skrining Sebelum Berusia 45 Tahun
Setiap orang yang berusia 45 tahun ke atas harus melakukan skrining untuk kanker kolorektal.
Tentunya, akan lebih baik jika skrining dilakukan sebelum usia 45 tahun.
Apalagi untuk orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar, dokter mungkin merekomendasikan skrining lebih awal.
Terbuka dengan Keluarga
Penting untuk menanyakan kepada keluarga mengenai riwayat kanker usus besar. Tindakan pencegahan ini dapat dilakukan dengan terbuka dan bertanya kepada orang tua, apakah mereka atau anggota keluarga lainnya pernah didiagnosis kanker kolorektal.
Kimmie menjelaskan, kerabat terdekat dari orang yang telah didiagnosis menderita kanker kolorektal harus mulai melakukan skrining 10 tahun lebih awal dari usia penderita saat didiagnosis.
Misalnya, jika ayah Anda didiagnosis menderita kanker kolorektal pada usia 45 tahun, Anda harus melakukan skrining pada usia 35 tahun.
Ubah Pola Makan dan Olahraga
Kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker yang paling terkait erat dengan pola makan dan gaya hidup, mengutip Kimmie.
Meskipun masih banyak pertanyaan tentang apa yang menyebabkan peningkatan kanker kolorektal, sebuah studi dari Front Nutr membuktikkan pentingnya pola makan.
Studi tersebut mengungkap, diet Mediterania dapat menurunkan risiko kanker kolorektal. Tak hanya itu, semakin banyak studi yang memvalidasi bahwa makanan olahan dan minuman manis sangat berbahaya dan meningkatkan risiko kanker ini.
Advertisement