Mencuat Wacana Koalisi Besar di Pemilu 2024, Bagaimana Peluangnya?

Wacana koalisi besar menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mencuat dan ramai diberitakan. Hal ini bermula dari pernyataan Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang menyinggung koalisi besar usai buka puasa bersama di NasDem Tower, Lantas seperti apa peluangnya?

oleh Muhammad Radityo PriyasmoroLiputan6.com diperbarui 28 Mar 2023, 00:00 WIB
Ketua Umum NasDem Surya Paloh, bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan Anies Baswedan, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), politikus senior Golkar Jusuf Kalla, sampai Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto duduk semeja dalam buka bersama di Nasdem Tower.(Merdeka/Ahda Bayhaqi)

Liputan6.com, Jakarta - Wacana koalisi besar menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mencuat dan ramai diberitakan. Hal ini bermula dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang menyinggung koalisi besar ketika memberikan pernyataan usai buka puasa bersama dan silaturahmi dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Airlangga mengatakan, tinggal tunggu kapan mainnya koalisi besar tersebut.

Adapun Golkar saat ini bersama PAN dan PPP membangun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sementara, NasDem sudah bulat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden dalam Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan PKS.

"Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia, jadi kita tunggu tanggal mainnya," ujarnya.

Airlangga tidak sendiri saat menyampaikan perihal koalisi besar tersebut. Pada momen itu juga tampak hadir elit partai dari Koalisi Perubahan seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Calon Presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan, perwakilan PPP yaitu Waketum PPP Rusli Effendi, Kader Senior Partai Golkar Jusuf Kalla dan Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi.

Meski menyatakan demikian, Airlangga mengatakan akan ada saatnya koalisinya yang sudah dibangung bersama PAN dan PPP akan membuat keputusan.

"Tentu partai KIB nanti akan membuat keputusannya sendiri," lanjutnya.

Menurut menko perekonomian ini, Golkar terbuka untuk membangun komunikasi dengan NasDem. Meski Golkar dan NasDem sedang dalam koalisi yang berbeda untuk Pemilu 2024.

"Ya kalau koalisi sama-sama punya koalisi, tentu dengan koalisi yang sama komunikasi menjadi hal yang penting di dalam politik dan keterbukaan komunikasi ini yang kita juga jaga, agar seluruh proses politik itu berjalan dengan baik," Airlangga menutup.

Soal Kemungkinan Koalisi Besar

Pengamat Politik Ujang Komarudin menyebut ada dua kemungkinan dari terjadinya koalisi besar.

"Ada dua skema, pertama Nasdem PKS Demokrat lalu di satu koalisi yang lain koalisi yang lainnya itu misalkan Golkar, Gerindra, PKB dan PDIP. Kedua, PDIP yang didukung koalisi beberapa partai, tapi siapa partainya ini masih cair dan belum tahu permainan apa yang dilakukan," kata Ujang melalui pesan suara diterima Liputan6.com, Senin (27/3/2023).

Ujang menerka, koalisi besar yang nantinya terjadi akan muncul setelah mengetahui siapa calon presiden dari PDIP. Semisal Puan, Ujang mencontohkan maka akan ada koalisi besar yang akan dipersiapkan.

"Misal PDIP siapa, Puan yang dicapreskan tapi melawan koalisi besar, maka bisa saja partai lain akan bersama-sama membentuk koalisi besar tersebut," urai Ujang.


Bicara Kemungkinan Kerja Sama

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh saat melakukan kunjungan ke kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (1/2/2023). Surya Paloh menyambangi DPP Partai Golkar didampingi Sekjen Partai NasDem sekaligus Menkominfo Johnny G Plate hingga Rachmat Gobel. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengaku jika Ketua Umum Airlangga Hartarto memang kerap berbincang empat mata dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Terakhir, pertemuan kedua ketum parpol itu di NasDem Tower, pada akhir pekan kemarin.

Doli mengatakan, pembicaraan tersebut membahas soal kemungkinan untuk bekerja sama pada Pemilu 2024 mendatang. Sebab, saat dimungkinan jika sering menjalin silaturahmi akhirnya membentuk kesamaan visi maupun platform.

"Memperdalam kemungkinan-kemungkinan untuk bisa melakukan kerja sama," kata Doli, saat ditemui di Gedung Nusantara II DPR R, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Doli menjelaskan, dalam membangun kerja sama tidak bisa dilakukan hanya dengan sekali pertemuan. Dia menyebut ada banyak hal yang mesti didiskusikan untuk menyamakan visi dan platform.

Dia pun bercerita bagaimana Airlangga saat hendak bermitra dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Koalisi Indonesia Bersatu.

Dia mengatakan partainya membutuhkan waktu 1,5 tahun untuk menjajaki komunikasi dengan semua parpol, sebelum akhirnya berkoalisi dengan PAN dan PPP.

“Ini juga sama, proses itu tetap sama seperti proses-proses sebelumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan setiap parpol ingin memenangkan kontestasi Pemilu 2024. Doli mengaku, jika Partai Golkar tidak bisa bekerja sendiri, apalagi untuk kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Oleh sebab itu, dia mengatakan Golkar tengah mengumpulkan energi sebanyak-banyaknya agar bisa memenangkan Pilpres.

“Mengumpulkan energi itulah sebagaimana sebanyak-banyaknya parpol bisa bergabung bersama koalisi kami,” imbuh doli.


Arahan JK

Mantan Wapres JK menerima penghargaan tertinggi dari Partai Golkar. (Liputan6.com/M Radityo Priyasmoro)

Disamping itu, Doli Kurnia turut meyakini, jika Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla akan memberikan pandangan dan masukan terkait Pemilu 2024. Termasuk, saran untuk memperbesar koalisi dengan merapat ke Koalisi Perubahan.

"Saya kira pasti ya (JK memberikan arahan), senior-senior itu kan mempunyai pandangan, saran, masukan, tapi semua masukan saran dan pandangan dari senior-senior itu pasti at the end akan dibicarakan secara resmi di dalam rapat partai," kata Doli, saat ditemui di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Dia pun mengaku, jika para senior Partai Golkar termasuk Jusuf Kalla sering dilibatkan dalam mengambil keputusan.

"Nah mereka ini sampai saat ini selalu juga berada bersama-sama kami, di dalam pengambilan keputusan juga mereka selalu kita libatkan," ungkapnya.

Terlebih, kata Doli, formasi Ketua Dewan Partai Golkar sangat lengkap. Sehingga, komunikasi terus dijaga dan selalu dilibatkan dalam mengambil keputusan.

"Apakah nanti dalam rapat partai itu internal di DPP atau juga bersama dengan ketua-ketua dewan itu. Kan ketua dewannya lengkap kabinet sekarang," jelasnya.

"Ketua Dewan Pembina ada pak Aburizal Bakrie, Ketua Dewan Kehormatan ada Pak Akbar, kemudian Ketua Penasihat ada Pak Luhut, kemudian ada Pak Agung sebagai Ketua Dewan Pakar, Pak JK walaupun secara formal tidak di dewan itu tapi kami menjaga terus komunikasi dengan senior-senior kami itu," imbuh Doli.


Airlangga: Koalisi Makin Besar, Makin Bagus

Sekretaris Jenderal DPP PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dalam buka puasa bersama Partai Nasdem. (dok Habib Aboe Bakar Al Habsyi)

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto buka suara mengenai kekuatan koalisi setelah buka bersama dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan bakal capres Anies Baswedan. Airlangga menyebut, jika koalisi makin besar maka semakin bagus.

Meski begitu, Airlangga tidak memastikan apakah buka bersama itu menjadi tanda bahwa Golkar merapat ke Koalisi Perubahan dan mendukung Anies.

"Koalisi kan makin besar makin bagus," kata Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta Pusat, Senin (27/3/2023).

Airlangga menjelaskan, kehadirannya di acara bukber dalam rangka silaturahmi karena diundang Ketum NasDem Surya Paloh. Dalam acara itu, ia juga mendampingi senior separtainya Jusuf Kalla.

Namun, Menko Perekonomian ini belum mau menyatakan arah dukungan Golkar dalam Pilpres 2024.

"Nantilah. Kita sekarang berpuasa dulu Ramadan yang karim dulu," ucap Airlangga.

Infografis Pertemuan Mengejutkan Surya Paloh dengan Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya