:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4373392/original/016268200_1679923443-20230327-Festival-Cheng-Beng-Warga-Tionghoa-Banda-Aceh-AFP-1.jpg)
Warga keturunan Tionghoa membersihkan makam keluarga saat Festival Cheng Beng di Pemakaman Tionghoa di Japakeh, Banda Aceh, Aceh, Minggu (26/3/2023). (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4373393/original/009869500_1679923444-20230327-Festival-Cheng-Beng-Warga-Tionghoa-Banda-Aceh-AFP-2.jpg)
Festival Cheng Beng atau Qingming juga dikenal sebagai Hari Pembersihan Makam. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)
Selama Festival Cheng Beng, warga keturunan Tionghoa ziarah ke makam anggota keluarga yang telah meninggal untuk mengenang leluhur mereka. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)
Biasanya, Cheng Beng jatuh setiap tanggal 5 April dan kegiatannya bisa berlangsung selama 10 hari sebelum hingga sesudah Hari Cheng Beng. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)
Tradisi ini diisi dengan kegiatan membersihkan makam, membakar dupa, uang arwah, serta memanjaatkan doa di depan nisan. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)
Di Indonesia, Cheng Beng dirayakan di berbagai tempat khususnya daerah yang banyak penduduknya keturunan Tionghoa. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)
Cheng Beng kini sudah menjadi festival yang bisa disaksikan oleh banyak orang. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)
Banyak wisatawan mengunjungi daerah-daerah dengan mayoritas etnis Tionghoa. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)