Liputan6.com, Jakarta - Musim 2022/2023 bukan periode bagus dalam karier Scott Parker. Dia harus merasakan pengalaman pahit dan unik karena jarang terjadi.
Parker menerima vonis pemecatan dari dua klub di negara berbeda pada musim yang sama.
Advertisement
Sosok berusia 42 tahun itu diberhentikan pertama kali pada Agustus 2022. Usai membawa Bournemouth kembali ke kasta tertinggi, Parker gagal meraih hasil baik menghadapi sengitnya persaingan Liga Inggris.
The Cherries memang meraih kemenangan pada laga pembuka kampanye melawan Aston Villa (2-0). Tapi setelahnya mereka takluk di tiga partai dengan agregat 0-16. Kekalahan besar itu diderita dari Manchester City (0-4), Arsenal (0-3), dan Liverpool (0-9).
Melihat kualitas lawan, hasil negatif mungkin masih bisa ditolelir. Namun, skor besar membuat manajemen gerah. Apalagi Parker melancarkan protes di depan media. Dia mempertanyakan kebijakan transfer klub dan menyebut Bournemouth tidak punya skuad untuk bicara banyak.
Petinggi Bournemouth akhirnya mengusir Parker pada 30 Agustus, tiga hari setelah dipermalukan Liverpool.
Berpetualang ke Belgia
Parker tidak butuh waktu lama untuk menemukan pekerjaan. Posisi lowong tersedia di Club Brugge yang memberhentikan Carl Hoefkens. Mereka sukses menjuarai Liga Belgia musim sebelumnya, tapi gagal menjaga performa.
Club Brugge terdampar di urutan empat dan tertinggal 12 poin dari pemuncak tabel ketika Parker datang, Desember 2022.
Sayang Parker gagal memberi dampak positif. Di penampilan perdananya, Club Brugge dikalahkan pemuncak tabel Racing Genk 1-3.
Penampilan tim setelahnya tidak kunjung konsisten. Parker akhirnya dipecat usai takluk 1-5 dari Benfica pada 16 besar Liga Champions, dengan kekalahan agregat 1-7, Maret 2023.
Dia tercatat hanya bekerja dalam 12 laga dan cuma mempersembahkan kemenangan. Posisi tim di liga domestik juga lebih buruk. Club Brugge kini tertinggal 21 angka dari Genk.
Advertisement
Vincenzo Montella Juga Pernah
Parker nyatanya bukan satu-satunya sosok dengan pengalaman tersebut. Vincenzo Montella juga merasakannya pada 2017/2018.
Dia diharapkan bisa mengangkat performa AC Milan di awal musim. I Rossoneri memang mampu menang empat kali di lima partai awal. Tapi setelahnya kinerja tim turun anjlok. Montella pun dipecat pada akhir November.
Sebulan berselang, dia tiba di Sevilla untuk menggantikan Eduardo Berizzo. Di tangannya, tim mampu menyingkirkan Manchester United arahan Jose Mourinho pada fase grup Liga Champions.
Namun Sevilla disingkirkan Bayern Munchen pada perempat final. Sementara rapor pada ajang domestik juga tidak terlalu mengesankan.
Sevilla dipermalukan Barcelona 0-5 di final Copa del Rey pada 21 April. Tidak sampai sepekan berselang, mereka kembali takluk 1-2 melawan Levante di La Liga. Hasil itu berarti kegagalan Sevilla meraih kemenangan pada tujuh pertandingan Liga Spanyol. Montella pun kembali merasakan pemecatan.