Indonesia Jadi Surga Industri Rokok Alternatif

Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat konsumsi rokok yang tinggi di dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2023, 11:30 WIB
Sejumlah batang rokok ilegal diperlihatkan petugas saat rilis rokok ilegal di Kantor Direktorat Jenderal Bea Cukai, Jakarta, Jumat (30/9). Rokok ilegal ini diproduksi oleh mesin dengan total produksi 1500 batang per menit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat konsumsi rokok yang tinggi di dunia. Ini menjadi peluang menggiurkan perusahaan rokok dunia, termasuk produk rokok alternatif.

Prospek bisnis rokok alternatif seperti rokok elektrik atau vape dipandang cukup menjanjikan seiring dengan tren konsumsi yang terus meningkat. Tak hanya di pusat kota, konsumen vape kini mulai menjamur hingga pelosok negeri.

Apalagi, rokok elektrik bisa dikonsumsi dengan mudah dan memberikan keleluasaan bagi konsumen sehingga perlahan menjadi tren gaya hidup dewasa ini.

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan, konsumsi rokok elektrik pada umumnya lebih dilandasi faktor keleluasaan dari sisi tempat sehingga turut mengerek penjualan.

"Mereka yang menggunakan vape dikarenakan adanya batasan ruang. Jadi yang merokok elektrik itu dia melakukannya di dalam mobil atau empat kerja," katanya, Senin (27/3/2023).

Tak Hanya di Indonesia

Sesungguhnya, tren konsumsi vape tak hanya terjadi di Indonesia. Dalam laporan berjudul A Roadmap To A Smoke Free Society yang dirilis asosiasi pakar kesehatan Swedia, penggunaan rokok elektrik juga cukup marak di kawasan Eropa.

Apalagi, beberapa negara telah melakukan improvisasi kebijakan yang aman menguntungkan. Misalnya dengan menggabungkan rekomendasi dalam Konvensi Kerangka Kerja WHO untuk Pengendalian Tembakau (FCTC) dengan kebijakan larangan merokok oleh pemerintah setempat.

 


Harga Mahal Tak Masalah

Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Piter menambahkan, harga vape yang relatif lebih tinggi bukan menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mengkonsumsi produk alternatif ini.

"Harga bukan menjadi masalah bagi konsumen vape. Jadi prospek bisnis rokok alternatif ini masih ada tapi tidak besar," ujarnya.

Saat ini beberapa jenis produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, dapat dijumpai di Indonesia. Salah satu pemain pada industri ini adalah RELX.

Perusahaan tersebut belum lama ini meluncurkan Waka Solo di Indonesia, yakni produk rokok elektrik sekali pakai (disposable electronic cigarette) dengan standar tinggi.

 


Selanjutnya

Barang bukti hasil penindakan barang kena cukai di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta Timur, Jumat (25/10/2019). Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan merilis hasil tindakan produk-produk ilegal, di antaranya rokok elektrik, rokok, hingga minuman keras . (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

General Manager RELX Indonesia Yudhistira Eka Saputra, mengatakan produk itu dikembangkan dan diproduksi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari perokok dan vapers tembakau untuk usia legal yang menginginkan sebuah pengalaman hebat dalam menikmati rokok elektrik sekali pakai dengan rasa premium.

"Kami antusias membawa Waka Solo ke Indonesia sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan konsumen dewasa akan rokok elektrik sekali pakai yang menawarkan kualitas tak tertandingi, fitur inovatif, dan rasa yang luar biasa," jelasnya.

Menurutnya Waka Solo sebagai tanggapan atas permintaan perokok dewasa untuk alternatif yang lebih baik dari produk rokok yang ada.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya