Liputan6.com, Jakarta Bagi penikmatnya, kopi sudah menjadi minuman sehari-hari yang selalu menemani. Namun, konsumsi kopi tentunya jadi terbatas saat menjalankan ibadah puasa, terutama pada pagi dan siang hari.
Ada pula yang justru merasa pusing karena tidak minum kopi saat puasa. Lantas, benarkah tidak minum kopi saat puasa bisa bikin pusing?
Advertisement
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang aktif membuat cuitan di Twitter, Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan bahwa hal tersebut benar adanya.
"Saya kok merasa pusing di siang hari, mungkin karena gak minum kopi kali ya prof? Pada awalnya memang sakit kepala," ujar Zubairi mengutip cuitannya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Selasa (28/3/2023).
Zubairi menambahkan bahwa efek pusing yang dialami akibat tidak mengonsumsi kopi tersebut nantinya akan mereda, seiring berjalannya puasa. Mengingat tubuh bisa secara alami menyesuaikan diri.
"(Pusing) akan mereda selama berjalannya bulan puasa. Karena tubuh kan harus menyesuaikan diri tanpa kafein di siang hari," kata Zubairi.
Lemas dan Pusing Saat Puasa
Dalam cuitan berbeda, Zubairi pun menjelaskan apa yang jadi penyebab seseorang bisa merasa pusing maupun lemas saat puasa. Menurutnya, kedua itu wajar terjadi. Itulah mengapa orang yang berpuasa disarankan untuk tetap aktif.
"Teman saya selalu lemas dan pusing kalau puasa, kenapa? Puasa ya begitu. Makanya harus tetap aktif. Jangan diam dan tidur saja. Bisa juga kan olahraga ringan atau berkebun, atau bekerja," ujar Zubairi.
Puasa Bikin Otak Lebih Tahan pada Stres
Lebih lanjut Zubairi pun menanggapi pertanyaan terkait puasa yang bikin seseorang merasa lesu dan mengantuk. Menurutnya, hal tersebut justru tak sepenuhnya benar.
Pasalnya, studi menjelaskan bahwa sebenarnya puasa dapat membuat otak lebih tahan pada stres dan beradaptasi pada perubahan yang terjadi.
"Kenapa ya puasa bikin lesu dan mengantuk? Tidak juga," kata Zubairi.
"Studi menunjukkan bahwa puasa itu justru bikin otak lebih tahan terhadap stres, lebih mudah adaptasi terhadap perubahan, serta dapat meningkatkan daya ingat, dan kemampuan belajar," sambungnya.
Dehidrasi Saat Puasa Bikin Pusing?
Anda pun mungkin mengira bahwa dehidrasi yang terjadi saat puasa dapat membuat seseorang sakit kepala. Dehidrasi memang mungkin saja membuat sakit kepala. Namun, menurut Zubairi, dehidrasi yang membuat sakit kepala saat puasa tidak justru tidak berbahaya bagi kesehatan.
"Penelitian menunjukkan itu tidak bahaya bagi kesehatan. Dehidrasi saat puasa beda dengan hilangnya cairan pada atlet dan diare berat. Asal mencukupi cairan setelah buka puasa dan sahur, ya aman-aman saja," kata Zubairi.
Advertisement
Apa Perlu Minum Oralit Agar Tak Dehidrasi Saat Puasa?
Bicara soal dehidrasi, beberapa hari lalu sempat viral pembahasan terkait oralit. Pasalnya, minum oralit dipercayai bisa membantu tubuh agar terhidrasi selama menjalani puasa.
Menurut Zubairi, minum oralit saat sahur agar tidak dehidrasi merupakan hal yang sah-sah saja. Hanya, oralit sama sekali bukanlah kebutuhan wajib.
"Sahur minum oralit agar tidak dehidrasi? Boleh saja. Tapi itu sama sekali bukan kebutuhan wajib," ujar Zubairi.
Zubairi mengungkapkan bahwa konsumsi minuman apapun sebenarnya boleh-boleh saja ketika sahur dan buka puasa di bulan Ramadhan. Hal yang perlu diingat hanya konsumsinya yang sebaiknya tidak berlebihan.
"Artinya Anda mau minum jus, susu, kopi, jahe, silakan saja konsumsi yang disuka. Jangan banyak aturan dan larangan. Saya pun terkadang makan gorengan. Ya asal jangan berlebihan," kata Zubairi.
Oralit untuk Mengatasi Dehidrasi, Bukan Mencegah
Pendapat lain diungkapkan oleh Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Ari Fahrial Syam. Ari menjelaskan bahwa oralit dapat digunakan untuk mengatasi dehidrasi, bukan mencegah.
"Jadi, kalau kita mengalami dehidrasi, maka kita mengonsumsi oralit. Namun (oralit) bukan untuk mencegah dehidrasi," kata Ari mengutip laman Antara.
Bahkan, Ari mengungkapkan bahwa orang dengan kondisi kesehatan tertentu tidak boleh mengonsumsi oralit tanpa dasar. Pasalnya, oralit mengandung gula dan garam yang bisa membuat kenaikan kadar gula darah pada orang dengan diabetes.
Sedangkan pada orang yang punya tekanan darah tinggi, oralit justru bisa memengaruhi kesehatan karena tingginya kadar garam di dalamnya.
"Oralit itu mengandung garam dan gula. Jadi pada orang-orang tertentu, yang misalnya punya masalah diabetes, gulanya bisa naik," kata Ari.
"Kalau dia mempunyai hipertensi, maka tekanan darahnya bisa tinggi."
Advertisement