Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Perseroan membukukan pendapatan Rp 11,03 triliun, melambung 27,80 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,63 triliun.
Mengutip laporan keuangan Sarana Menara Nusantara, ditulis Selasa (28/3/2023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 2,91 triliun atau naik 24,35 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 2,34 triliun.
Advertisement
Dengan demikian, laba bruto Sarana Menara Nusantara melesat 29,09 persen menjadi Rp 8,12 triliun pada 2022 dari Rp 6,29 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 26,53 persen menjadi Rp 6,82 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 5,39 triliun.
Hingga akhir 2022, Sarana Menara Nusantara mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,44 triliun. Laba bersih perseroan naik 0,58 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,42 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 65,62 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 65,82 triliun. Kemudian, liabilitas TOWR Rp 51,19 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 53,76 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 14,43 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 12,06 triliun.
Pada perdagangan saham Selasa, 28 Maret 2023 pukul 14.44 WIB, saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) naik 2,2 persen ke posisi Rp 930 per saham. Saham TOWR dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 920 per saham. Saham TOWR berada di level tertinggi Rp 935 dan terendah Rp 915 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.430 kali dengan volume perdagangan 209.988 lot saham. Nilai transaksi Rp 19,5 miliar.
Anak Usaha Sarana Menara Nusantara Terbitkan Obligasi Rp 2,9 Triliun
Sebelumnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (PRTL) atau dikenal sebagai Protelindo, melakukan penerbitan obligasi berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 dengan jumlah pokok sebesar Rp 2,9 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (5/3/2023), obligasi ini terdiri dari dua seri, yaitu obligasi seri A dan seri B yang masing-masing ditawarkan sebesar 100 persen dari jumlah pokok obligasi.
Untuk rinciannya, jumlah obligasi seri a yang ditawarkan adalah sebesar Rp 2,76 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,35 persen per tahun. Jangka waktu obligasi seri A adalah 370 hari kalender terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat tanggal jatuh tempo.
Sedangkan, jumlah obligasi seri B yang ditawarkan anak usaha Sarana Menara Nusantara ini adalah sebesar Rp 145,35 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,60 persen per tahun. Jangka waktu obligasi seri B adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat tanggal jatuh tempo.
Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan (tiga bulan) sejak tanggal emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama masing-masing seri akan dilakukan pada 21 Juni 2023 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi adalah pada 31 Maret 2024 untuk seri A dan 21 Maret 2026 untuk seri B.
Advertisement
Dana Hasil Penawaran Obligasi
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap II Tahun 2023 ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan dipergunakan untuk melunasi dan pembayaran sebagian dari utang bank perseroan.
Apabila dana hasil penawaran umum berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan III Protelindo Tahap ini tidak mencukupi, maka kekurangannya akan dibiayai dengan arus kas internal perseroan atau pinjaman dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
Jika terdapat sisa dana, maka akan digunakan untuk modal kerja perseroan, antara lain pembayaran hutang usaha, beban operasional, beban penjualan dan pemasaran, atau beban umum dan administrasi.
Protelindo menunjuk PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Selain itu, PT Bank Permata Tbk (BNLI) ditunjuk wali amanat.
Jadwal
Tanggal Efektif: 29 Juli 2022
Masa Penawaran Umum: 15-16 Maret 2023
Tanggal Penjatahan: 17 Maret 2023
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan: 21 Maret 2023
Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik (Tanggal Emisi): 21 Maret 2023
Tanggal Pencatatan Obligasi di Bursa Efek Indonesia: 24 Maret 2023
Anak Usaha Sarana Menara Nusantara Caplok Saham ATMI Senilai Rp 249 Miliar
Sebelumnya, anak usaha emiten menara PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Iforte Solusi Infotek (Iforte) dan PT Abadi Tambah Mulia Internasional (ATMI) menandatangani perjanjian pengambilan saham baru pada 21 Desember 2022.
Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk, Adam Gifari mengatakan, iForte melakukan pengambilalihan 23,72 persen saham baru dari total saham yang telah dikeluarkan. Nilai transaksi yakni sebesar Rp 249 miliar.
ATMI adalah penyedia jaringan ATM independen di Indonesia yang memiliki lebih dari 5.000 mesin ATM yang tersebar di Sumatra, Jawa dan Sulawesi.
Operasional ATMI didukung oleh Seven Bank Ltd dan Sociofuture Ltd yang sudah sangat berpengalaman dalam mengelola bisnis jaringan ATM independen di Jepang, Amerika Serikat, dan Filipina, serta PT Alto Network yang menyediakan jaringan switching ke seluruh bank di Indonesia.
“Sehubungan dengan transaksi, pada saat yang sama, iForte bersama dengan pemegang saham ATMI lainnya yakni Seven Bank Ltd, Sociofuture Ltd dan PT Alto Network telah menandatangani perjanjian usaha patungan terkait dengan pengelolaan ATMI,” imbuh Adam dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (23/12/2022).
Adam menambahkan, informasi atau fakta material yang diungkapkan ini tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan
Advertisement