Liputan6.com, Yogyakarta - Rabu Kasan atau Rebo Wekasan adalah sebuah istilah penyebutan hari terakhir dalam bulan Safar. Tradisi Rabu kasan banyak dilakukan di berbagai daerah dengan caranya masing-masing.
Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam penanggalan Hijriah. Makna dari bulan Safar adalah sunyi dan sepi.
Hal tersebut didasarkan pada sejarah orang-orang di Arab yang menjelaskan kebiasaan masyarakat Arab Saudi zaman dahulu. Mereka kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar.
Beberapa orang bahkan menyebut bulan Safar sebagai bulan sial. Selain itu, terdapat sebuah hari di mana akan turun 320.000 musibah. Kejadian itu terjadi pada Rabu terakhir di bulan Safar, seperti yang dikutip dari buku 'Amalan Shalat Rebo Wekasan' oleh U N Mahali.
Baca Juga
Advertisement
Dalam buku tersebut tertulis, Rabu terakhir atau Rabu wekasan merupakan sebuah hari seluruh musibah dalam satu tahun turun pada hari tersebut. Oleh karena itu, Rabu terakhir pada bulan Safar dianggap lebih berat dibandingkan hari-hari lainnya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri untuk menggelar tradisi Rabu wekasan. Berikut beberapa tradisi yang ada di Indonesia:
1. Dudus di Banten
Dudus adalah sebuah tradisi mandi kembang tujuh rupa yang dilakukan masyarakat Banten. Tradisi ini dilakukan pada Rabu akhir di bulan Safar.
Selain itu, tradisi dudus juga diikuti dengan tradisi sedekah bumi berupa selamatan di sekitar Telaga Suci. Masyarakat setempat juga menggelar kegiatan ini sebagai upaya untuk tolak bala agar terhindar dari bahaya.
2. Petik Laut di Banyuwangi
Masyarakat Pantai Waru Doyong, Banyuwangi, merayakan Rabu wekasan dengan sebuah tradisi yang disebut petik laut. Petik laut adalah kegiatan doa bersama yang diikuti dengan ritual melarung sesaji yang diletakkan di sebuah kapal di tengah laut.
3. Rabu Wekasan di Bantu
Masyarakat Desa Wonokromo, Bantul, biasa menggelar tradisi Rebo wekasan atau Rebo pungkasan. Konon, pada Rabu terakhir dalam bulan Safar merupakan hari pertemuan antara Sri Sultan Hamengkubuwono I dengan Kiai Faqih Usman.
Ia dikenal bisa menyembuhkan segala macam penyakit dan dapat memberikan keberkahan. Pada puncak acara Rebo wekasan biasanya dilakukan dengan mengarak lemper berukuran raksasa untuk dibagikan kepada para pengunjung.
Penulis: Resla Aknaita Chak