Investor Lo Kheng Hong Rela Jual Vila demi Beli Saham TINS

Investor kawakan Lo Kheng Hong membeli saham TINS pada 2002 seharga Rp 290 per saham, kemudian menjualnya dua tahun dengan kenaikan 900 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Mar 2023, 18:05 WIB
Investor Lo Kheng Hong menuturkan, dirinya beli saham dengan mempertimbangkan prospek sahamnya. (Foto: Sinarmas Sekuritas)

Liputan6.com, Jakarta - Investor kawakan Lo Kheng Hong atau biasa disebut Warren Buffett Indonesia mengaku rela menjual vila mewah miliknya demi membeli saham emiten pelat merah, PT Timah Tbk (TINS).

Lo Kheng Hong bilang, ia membeli saham TINS pada 2002 dengan harga Rp290 per saham. Lalu, ia pun menjualnya dua tahun kemudian dengan kenaikan harga 900 persen menjadi Rp 2.900 per saham. Dengan demikian, ia pun meraup keuntungan dari investasi saham Timah tersebut. Padahal, saat membeli saham TINS, Lo Kheng Hong mengaku kehabisan uang sehingga rela menjual aset propertinya.

"Saya juga pernah beli saham PT Timah Tbk habis saya beli saham PT Timah Tbk Rp 290 per saham naik ke Rp 2.900 saya jual. Bahkan saya beli (saham) Timah saya jual vila saya yang mewah saya tidak punya uang lagi," kata Lo Kheng Hong dalam Seminar Saham Spesial Lo Kheng Hong di GBI WTC Serpong secara virtual, dikutip Selasa (28/3/2023).

Di sisi lain, ia menyebut, dirinya tidak membedakan emiten BUMN atau swasta. Lantaran, jika sahamnya bagus dan valuasinya murah, ia akan tetap membelinya. Dalam membeli saham, Lo Kheng Hong juga selalu melihat prospek kinerja keuangan emiten di masa mendatang. 

"Kita membeli saham melihat prospek ke depan, justru prospek ke depan segalanya. Membeli saham perusahaan itu karena kinerja di masa yang akan datang," kata dia.

Sebagai contoh, pada saat Lo Kheng Hong membeli saham perusahan yang rugi, orang pun bertanya-tanya, padahal ia melihat prospek ke depannya. Dengan begitu, ia memanfaatkan momentum tersebut sebagai peluang di masa yang akan datang.

"Banyak orang yang bertanya kepada saya kenapa beli saham yang rugi. Tapi dia tidak tahu yang rugi itu valuasinya (rendah), di dalem ada isinya (aset) ada sesuatu di dalamnya," tandasnya.

 


Lo Kheng Hong Kembali Beli Saham BMTR

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Warren Buffett Indonesia alias Lo Kheng Hong kembali membeli saham emiten milik Hary Tanoesoedibjo, PT Global Mediacom Tbk (BMTR).

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Rabu, 8 Maret 2023, Lo Kheng Hong tercatat membeli saham BMTR sebanyak 300.000 atau 300 ribu lembar saham. 

Dengan demikian, saat ini investor kawakan Lo Kheng Hong menggenggam saham BMTR sebanyak 1.063.874.000 atau setara 6,42 persen. Sebelumnya ia menggenggam saham BMTR sebanyak 1.063.574.000 atau setara 6,41 persen lembar saham.

Sementara itu, jika dihitung dari harga penutupan terakhir, saham Global Mediacom ditutup di level Rp 290 per saham. Dengan begitu, Lo Kheng Hong menggelontorkan dana sebanyak Rp 87 juta. 

Mengutip data RTI, saham BMTR dibuka naik Rp 2 ke posisi Rp 292 per saham dari harga awal Rp 290. Harga saham BMTR berada di posisi Rp 286 atau koreksi 1,38 persen pada penutupan perdagagan Jumat (10/3/2023).

Saham BMTR berada di level tertinggi Rp 292 dan terendah Rp 286 per saham. Total frekuensi perdagangan 897 kali dengan volume perdagangan 150.231 lot saham. Nilai transaksi harian Rp 4,3 miliar. 

 


Respons Lo Kheng Hong Terkait Ancaman Resesi Global ke Indonesia

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Warren Buffett Indonesia alias Lo Kheng Hong buka suara terkait ancaman resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023. Ia menilai, resesi yang terjadi tidak akan berdampak secara signifikan bagi ekonomi Indonesia.

"Saya optimis tahun depan (2023) negara kita tidak resesi. Semoga yang saya harapkan terjadi, tidak resesi," kata Lo Kheng Hong dalam kanal YouTube WinMax, ditulis Senin (16/1/2022).

Dia menjelaskan, IMF dan Bank Dunia memperkirakan terjadi resesi pada 2023. Namun, fundamental ekonomi Indonesia terbilang masih sangat baik. Hal itu tercermin dari jumlah ekspor komoditas, batu bara, dan kelapa sawit (CPO) yang mengalami pertumbuhan alias masih banyak melakukan ekspor.

"Katanya IMF, World Bank bilang 2023 akan resesi, tapi sebetulnya hari esok itu misteri. Tidak ada seorang pun yang tahu pasti apa yang akan terjadi hari esok. Bisa resesi artinya bisa juga tidak, saya termasuk orang yang optimis melihat negara kita. Rasanya tidak resesi," kata dia.

Sementara itu, Lo Kheng Hong menyebutkan, sektor perbankan di Indonesia masih mencatatkan kinerja positif. Bahkan, untuk bank kapitalisasi besar mencatatkan all time high (ATH). 

"Saya lihat bank-bank nya, ini bank cuan, BCA dalam 9 bulan laba Rp 28 triliun tertinggi (ath), Bank Mandiri 9 bulan laba nya Rp 30 triliun, BRI 9 bulan laba nya Rp 39 triliun," ujar dia.

Kemudian, pasar modal Indonesia juga mencatatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di level 7.000. Namun, di tengah berbagai kondisi global yang ada, pasar modal akan lebih dahulu terkena dampaknya.

"Kalau resesi, Bursa jalan duluan, sebelum resesi jalan duluan. Tahun depan resesi, saham terjun bebas duluan, dia lari duluan baru resesi datang," ujar dia.

 


Divestasi Saham PTRO, Lo Kheng Hong Investasi di Sektor Batu Bara hingga Bank

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, investor Lo Kheng Hong melepas saham PT Petrosea Tbk (PTRO) pada 29 September 2022. Dari divestasi saham PTRO tersebut, Lo Kheng Hong kembali investasi saham di sektor batu bara dan perbankan.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Lo Kheng Hong divestasi 151.432.100 saham PTRO dengan harga penjualan Rp 3.118 per saham. Dengan demikian, ia meraup dana Rp 472,16 miliar dari divestasi saham PTRO tersebut.

Adapun usai transaksi tersebut, Lo Kheng Hong tidak memilii saham PTRO. Sebelumnya, ia memiliki 15,01 persen saham PTRO. “Tujuan dari transaksi divestasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis Lo Kheng Hong, dikutip Selasa, 4 Oktober 2022.

Lo Kheng Hong kembali memakai dana penjualan saham PTRO tersebut untuk investasi saham. “Tentu saja (invetasikan kembali ke saham-red). Saya investor saham,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (9/10/2022).

Lo Kheng Hong pun investasikan dana di saham sektor saham tambang batu bara dan perbankan. Lo Kheng Hong mengatakan, pembelian saham di sektor batu bara dan tambang tersebut karena  mencatat kinerja keuangan yang baik dengan laba di atas Rp 10 triliun. Ia pun sedang merilik saham perusahaan yang menarik. “Lagi melirik saham wonderful company,” kata dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya