Indonesia Pasarkan Kopi hingga Promosi Budaya ke Pasar Nigeria

ITPC Lagos bersama Kedutaan Besar RI (KBRI) Abuja menyelenggarakan pameran Indonesia Mini Expo (IME) yang diselenggarakan di kantor ITPC Lagos, Nigeria, pada 15-17 Maret 2023.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Mar 2023, 19:45 WIB
Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos kembali mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia di pasar Nigeria.

 

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos kembali mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia di pasar Nigeria.

Kali ini, ITPC Lagos bersama Kedutaan Besar RI (KBRI) Abuja menyelenggarakan pameran Indonesia Mini Expo (IME) yang diselenggarakan di kantor ITPC Lagos, Nigeria, pada 15-17 Maret 2023.

“Pameran ini merupakan pameran tunggal yang menampilkan produk dan jasa Indonesia dengan mengundang lebih dari 500 pebisnis Nigeria yang berasal dari berbagai negara bagian. Tercatat pengusaha Nigeria yang hadir sebanyak 250 orang dan mencatatkan sebanyak 67 permintaan inquiry yang diterima KBRI dan ITPC,” jelas Duta Besar RI untuk Abuja Nigeria Usra Hendra Harahap dikutip Selasa (28/3/2023).

Dubes Usra menerangkan, diselenggarakannya pameran ini bertujuan untuk membangun relasi bisnis dengan pengusaha Nigeria untuk menjadi importir, distributor, dan subdistributor produk dan jasa Indonesia.

Selain itu, pameran ini juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan inquiry produk Indonesia, hingga promosi kebudayaan dan kopi Indonesia.

Pameran

IME menampilkan pameran produk, klinik konsultasi bisnis, penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), pariwisata, hingga beasiswa bagi mahasiswa Nigeria.

Adapun perusahaan Indonesia yang berpartisipasi secara langsung antara lain PT Dexa Medica yang menampilkan produk farmasi; Wings Group Nigeria yang menampilkan produk deterjen; PT Kalbe International Plc yang produk makanan dan minuman kesehatan; serta PT Otsuka Indah Permai yang menampilkan produk minuman. Terdapat juga perusahaan yang hadir secara daring dan menitipkan produknya untuk ditampilkan dengan total keseluruhan sebanyak 103 perusahaan.

 


Potensi Nilai Transaksi

Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos kembali mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia di pasar Nigeria.

Kepala ITPC Lagos, Hendro Jonathan, menjelaskan, secara khusus berdasarkan inquiry produk display dan binaan ITPC Lagos, pameran ini mencatatkan potensi nilai transaksi sebesar USD 1,93 juta atau sekitar Rp29,45 miliar baik melalui formulir inquiry, penjajakan kesepakatan bisnis hibrida, dan kegiatan diskusi pengusaha Indonesia dan Nigeria. Permintaan terbesar berupa produk peralatan hotel senilai USD 1 juta.

Selain itu, terdapat juga permintaan atas produk CPO dan turunan, produk perawatan tubuh, produk spa, batik, sepatu pengaman, kimia, dan kembang gula. Adapun total keseluruhan transaksi masih terus berkembang.

“Selanjutnya, ITPC Lagos akan menindaklanjuti kegiatan ini melalui pertemuan daring dengan calon penyuplai serta memposting beberapa e-inquiry pada situs Inaexport. Di samping itu, terdapat juga rencana kunjungan calon pembeli Nigeria ke Indonesia yang kami arahkan untuk bisa mengikuti Trade Expo Indonesia,” pungkas Hendro.


3 Negara Primadona Tujuan Ekspor Terbesar Indonesia

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor non migas dari Indonesia masih paling banyak menyasar ke China dengan nilai USD 5,04 miliar pada periode Februari 2023. Kendati pada periode yang sama, ada penurunan yang cukup besar terhadap ekspor non migas ke China.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah mengatakan China masih memegang pangsa pasar ekspor non migas Indonesia dengan 24,93 persen. Diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, India, dan Malaysia.

"3 negara pangsa ekspor non migas terbesar itu Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang," kata dia dalam konferensi pers BPS, Rabu (15/3/2023).

"Tiongkok sebesar USD 5,04 miliar dengan pangsa sebesar 24,93 persen. Untuk Amerika Serikat dengan nilai USD 1,91 miliar dengan pangsa pasar 9,46 persen. Jepang USD 1,74 miliar dengan pangsa 8,60 persen," sambung Habibullah.

Mengacu data yang ditampilkannya, India juga turut jadi tujuan ekspor Indonesia dengan nilai USD 1,61 miliar atau pangsa pasar 7,98 persen. Kemudian Malaysia dengan USD 910 juta dengan pangsa pasar 4,51 persen.

Selanjutnya, ada Singapura dengan nilai USD 810 juta atau 4,02 persen pangsa pasar. Korea Selatan dengan USD 710 juta atau 3,52 persen pangsa pasar.

Lalu, Thailand dengan nilai USD 560 juta atau 2,75 persen pangsa pasar. Taiwan dengan nilai USD 540 juta atau 2,66 persen pangsa pasar. Serta, Belanda dengan USD 310 juta atau 1,53 persen pangsa pasar.

 

 


Secara Agregat

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengacu pada komposisi ekspor ini, Habibullah mengatakan kalau secara agregat negara Asia Tenggara masih menjadi pangsa pasar terbesar ekspor non migas Indonesia.

"Jika kita lihat secara agregat total ekspor untuk wilayah ASEAN itu sebesr USD 3,97 miliar dengan pangsa pasar 19,65 persen. Untuk total ekspor Indonesia ke wilayah Uni Eropa itu sebesar USD 1,25 miliar dengan pangsa pasar 6,17 persen," urainya.

"Kalau kita lihat 10 negara pangsa pasar ekspor terbesar ini memberikan share sebesar 68,96 persen terhadap total ekspor non migas Indoneisa," pungkas Habibullah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya