Liputan6.com, Jakarta - Jamkrindo sebagai penyedia penjaminan kredit bagi UMKM membukukan kinerja yang gemilang. Seperti dipaparkan Direktur Bisnis Penjaminan Jamkrindo Henry Panjaitan pada Selasa (28/3/2023) melalui webinar “Digitalisasi Dalam Mendukung Akses Permodalan UMKM”.
Henry bercerita, Jamkrindo sudah menjamin kredit atau pembiayaan Rp 312 triliun hingga akhir 2022. Angka ini merupakan perkembangan yang pesat karena tumbuh 62 persen dari sebelumnya. Begitu pula dengan angka UMKM yang sudah dilayani sebesar 10,6 juta.
Advertisement
Jamkrindo diketahui mampu mencapai angka tersebut karena kemudahan yang ditawarkan. Terlebih melalui layanan daring yang dapat diakses, yaitu Jamkrindo Online Suretyship (JOS) untuk melayani penjaminan dan sistem host to host melayani semua klaim untuk mempercepat proses yang berhubungan dengan mitra.
Dari sisi bisnisnya sendiri, Jamkrindo yang saat ini tersebar 55 kantor cabang mengaku masih mampu untuk terus memberi pinjaman kepada UMKM.
Dalam webinar tersebut, audiens juga penasaran mengenai kontribusi Jamkrindo mengatasi kendala masyarakat terkait infrastruktur internet dan teknologi di daerah. Terlebih Jamkrindo ini menggunakan sistem daring.
Menanggapi hal ini, Henry mengaku bahwa terkait pembinaan UMKM dalam hal fasilitas tidak spesifik menjadi peran Jamkrindo sendiri. Ini memerlukan kerjasaman antara Jamkrindo dan pelaku BUMN juga.
Pelaku UMKM tersebut bisa menggunakan network dari himbara, ada BNI dan juga BRI yang titik penyebarannya luas hingga ke pelosok, menurut Henry.
Jamkrindo sendiri terbatas, hanya ada 55 di Indonesia dan berfokus pada kelayakan usaha. Terkait pelaksanaannya, UMKM bisa mendekatkan diri dengan himbara.
Jamkrindo Targetkan Penjaminan Kredit Rp 340 Triliun di 2023
Menyambut tahun 2023, Jamkrindo optimis dapat meraih kinerja baik di tahun 2023. Hal ini mengingat pengalaman perusahaan yang berhasil menorehkan kinerja positif di tahun-tahun menantang khususnya di masa pandemi Covid-19.
Di tahun 2023 ini, Jamkrindo menetapkan tema “Retained Growth and Profitability” yang berfokus mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas bisnis penjaminan, serta mengembangkan/memperkuat jejaring dan peran dalam pengembangan UMKMK dan industri penjaminan.
“Di tahun 2023 kami optimis dapat memperoleh volume penjaminan sebesar Rp 340 triliun, yang didukung dengan peningkatan volume penjaminan KUR, dan volumen penjaminan non KUR,” ujar Direktur Utama PT Jamkrindo Hendro Padmono, Rabu (15/2/2023).
Adapun realisasi volume penjaminan Jamkrindo di tahun 2022 ialah sebesar Rp 312,36 triliun, yang terdiri dari jumlah penjaminan KUR sebesar Rp 201,30 triliun dan jumlah penjaminan Non KUR sebesar Rp 111,05 triliun.
Raih Peringkat idAA+ dari Pefindo
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sebagai lembaga pemeringkat, kembali memberikan peringkat idAA+ untuk PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), dengan prospek stabil untuk periode 27 Desember 2022 sampai dengan 1 Desember 2023.
Pefindo menyatakan, perusahaan penjaminan dengan peringkat idAA memiliki karakteristik keamanan keuangan yang sangat kuat dibandingkan perusahaan lainnya di Indonesia, dengan hanya sedikit perbedaan dibandingkan peringkat yang lebih tinggi. Adapun tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori.
Advertisement
Motivasi Perusahaan
Hendro mengungkapkan raihan peringkat tersebut akan menjadi motivasi perusahaan untuk bekerja lebih keras dalam menghasilkan kinerja terbaik.
Perolehan peringkat tersebut, tidak terlepas dari komitmen, integritas dan kolaborasi semua pihak, khususnya Insan Jamkrindo dalam melaksanakan strategi dan kebijakan perusahaan dengan tata kelola bisnis, keuangan dan operasional yang prudent berlandaskan prinsip good corporate governance.
“Peringkat tersebut mencerminkan peran perusahaan yang penting bagi pemerintah Indonesia. Dengan posisi usaha yang sangat kuat di bidang bisnis jasa penjaminan kredit dan tingkat permodalan yang juga kuat, Jamkrindo dapat berkontribusi optimal dalam mendukung program-program strategis Pemerintah antara lain penjaminan kredit program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Modal Kerja dalam rangka Pemulihan Ekonomi (KMK PEN),” ujar Hendro.