Liputan6.com, Jakarta - Alibaba mengumumkan rencana untuk membagi perusahaannya menjadi enam grup bisnis. Masing-masing disiapkan untuk menghimpun dana dari luar lewat go public. Aksi ini menjadi reorganisasi paling signifikan dalam sejarah raksasa e-commerce China.
Setiap grup bisnis akan dikelola oleh CEO dan dewan direksi sendiri. Alibaba mengatakan dalam sebuah pernyataan langkah tersebut dirancang untuk membuka nilai pemegang saham (unlock shareholder value) dan mendorong daya saing pasar. Saham Alibaba ditutup 14 persen lebih tinggi di AS menyusul pengumuman itu.
Advertisement
Melansir CNBC, Rabu (29/3/2023), rencana aksi dilakukan setelah beberapa tahun yang sulit bagi Alibaba, di mana perusahaan menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dan peraturan yang lebih keras dari Beijing, mengakibatkan hilangnya miliaran dolar dari harga sahamnya.
Alibaba telah berjuang dengan pertumbuhan selama beberapa kuartal terakhir. Alibaba sekarang ingin menghidupkan kembali pertumbuhan dengan reorganisasi.
Berikut rinciannya:
- Cloud Intelligence Group: CEO Alibaba Daniel Zhang akan memimpin bisnis ini, yang akan menampung aktivitas cloud dan kecerdasan buatan perusahaan.
- Taobao Tmall Commerce Group: Entitas ini akan mencakup platform belanja online perusahaan termasuk Taobao dan Tmall.
- Local Services Group: Yu Yongfu akan menjadi CEO, dan bisnis ini akan mencakup layanan pengiriman makanan Alibaba Ele.me serta pemetaannya.
- Cainiao Smart Logistics: Wan Lin akan melanjutkan sebagai CEO bisnis ini yang menaungi layanan logistik Alibaba.
- Global Digital Commerce Group: Jiang Fan akan menjabat sebagai CEO. Unit ini mencakup bisnis e-commerce internasional Alibaba termasuk AliExpress dan Lazada.
- Digital Media and Entertainment Group: Fan Luyuan akan menjadi CEO unit yang mencakup bisnis streaming dan film Alibaba.
Kejar Penggalangan Dana
Masing-masing unit ini dapat mengejar penggalangan dana independen dan daftar publik ketika mereka siap, kata Zhang. Pengecualiannya adalah Taobao Tmall Commerce Group, yang akan tetap dimiliki sepenuhnya oleh Alibaba.
"Transformasi ini akan memberdayakan semua bisnis kami untuk menjadi lebih gesit, meningkatkan pengambilan keputusan, dan memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar,” kata Zhang dalam sebuah pernyataan.
Reorganisasi juga terjadi pada saat ada tanda-tanda bahwa Beijing kembali ke bisnis teknologi, karena pemerintah berusaha untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi di kawasan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Bersamaan dengan itu, Jack Ma, pendiri Alibaba yang sempat menghilang dari pandangan publik dan bepergian ke luar negeri selama beberapa bulan, telah kembali ke China.
Advertisement
Saham Alibaba Melambung di Bursa Hong Kong
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Rabu, (29/3/2023) seiring investor cermati saham Alibaba di Hong Kong. Alibaba mengumumkan akan membagi enam grup bisnis.
Dikutip dari CNBC, di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,15 persen jelang rilis inflasi pada Februari diperkirakan mencapai 7,1 persen. Di Jepang, indeks Nikkei melemah, indeks Topix naik 0,13 persen. Indeks Kospi Korea Selatan merosot, sedangkan indeks Kosdaq naik 0,03 persen. Indeks Hang Seng melonjak 2,85 persen yang dipimpin saham Alibaba. Saham Alibaba melonjak 15 persen, sedangkan indeks Hang Seng teknologi bertambah 4,16 persen.
Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,17 persen dan indeks Shenzhen bertambah 0,35 persen. Di Australia, indeks ASX 200 mendaki 0,11 persen, setelah inflasi Februari lebih lemah dari yang diperkirakan 6,8 persen.
Di bursa saham Amerika Serikat atau wall street kompak tertekan. Indeks Nasdaq melemah 0,45 persen, indeks S&P 500 susut 0,16 persen dan indeks Dow Jones susut 0,12 persen.
Saham raksasa teknologi China Alibaba melonjak 15 persen pada awal perdagangan Rabu pekan ini. Hal ini mencerminkan pergerakan sahamnya yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat.
Penguatan saham Alibaba mengumumkan reorganisasi perusahaan dalam semalam yang akan membuat perusahaan terpecah menjadi enam unit berbeda. Saham tersebut catat kenaikan terbesar di indeks Hang Seng bersama dengan JD.com, dan anak perusahaan teknologi informasi kesehatan Alibaba.
Jack Ma Dikabarkan Kembali ke China
Sebelumnya, Jack Ma, miliarder sekaligus pendiri Alibaba Group Holding, dikabarkan telah kembali ke China baru-baru ini setelah lebih dari setahun bepergian ke luar negeri.
Melansir Channel News Asia, Senin (27/3/2023) sebuah sumber mengatakan Jack Ma mengunjungi sekolah yang didirikannya di kota Hangzhou, tak lama setelah kembali ke China.
Pada Senin (27/3/2023), Jack Ma dilaporkan bertemu dengan guru dan pelajar di Sekolah Yungu, sekolah swasta yang mencakup taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, yang didanai oleh para pendiri Alibaba pada 2017.
Dalam kunjungan itu, Jack Ma mendiskusikan isu pendidikan dan teknologi ChatGPT dengan sekolah tersebut.
Seperti diketahui, Jack Ma kembali ke China setelah singgah di Hong Kong, di mana dia bertemu rekan rekannya dan juga mengunjungi Art Basel. Miliarder itu dikenal sangat bersemangat dalam melukis dan seni.
Jack Ma, yang pensiun sebagai ketua Alibaba pada hari ulang tahunnya yang ke-55 pada tahun 2019, telah melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk belajar tentang teknologi pertanian. Rencana perjalanannya diikuti oleh pengamat China.
Sementara Jack Ma secara bertahap hilang dan muncul dari pandangan publik, keberadaannya diawasi dengan ketat, terutama setelah perusahaan yang ia dirikan – termasuk Alibaba dan afiliasi tekfinnya, Ant Group – berada di bawah pengawasan di tengah tindakan keras China yang intensif terhadap sektor teknologi.
Jack Ma juga pernah mengungkapkan dia ingin mendedikasikan masa pensiunnya untuk kegiatan filantropi, pendidikan pedesaan, dan mengejar minatnya untuk menghidupkan kembali sektor pedesaan di China.
Advertisement