Liputan6.com, Jakarta Indonesia masih kekurangan jumlah dokter umum maupun dokter spesialis. Dilihat jumlah dokter, Indonesia kalah dari negara tetangga padahal data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio kebutuhan dokter untuk secara umum adalah 1 banding 1.000 penduduk.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menuturkan untuk mencapai standar kebutuhan dokter yang sejalan dengan populasi penduduk Indonesia, perlu ada rencana membuat kebutuhan jumlah dan produksi dokter.
Advertisement
Salah satu negara yang ingin ditiru Budi Gunadi adalah Inggris. Inggris mempunyai rencana kebutuhan dokter dalam 10 tahun ke depan.
Artinya, terdapat target berapa jumlah dokter yang harus dipenuhi tiap tahunnya selama 10 tahun ke depan dan jenis dokter apa yang dibutuhkan pada tahun-tahun mendatang.
“Soal rencana kebutuhan dokter dan rencana produksinya, saya setuju sekali itu. Itu bagus. Saya sekarang udah lihat, kami jalan (berkunjung) ke Royale College London, kami minta mereka jadi konsultan,” jelasnya saat sesi ‘Public Hearing RUU Kesehatan Bersama Dinkes Seluruh Indonesia, IDI dan PDGI’ di Gedung Kemenkes RI Jakarta, ditulis Rabu (29/3/2023).
“Tim saya udah datang ke sana saya, lihat mereka di Inggris punya rencana 10 tahun ke depan kebutuhan dokter by sites. Saya enggak apa-apa minta (rencana kebutuhan dokter).”
Kebutuhan Dokter di RI Seharusnya 270 Ribu-an
Jumlah dokter di Indonesia yang masih sedikit untuk jumlah rakyat Indonesia sebesar 277,4 juta. Rasio dokter di Indonesia masih kalah dari negara tetangga termasuk Timor Leste. Apalagi dengan Singapura yang merupakan negara maju dengan rasio 3 dokter per 1.000 penduduk.
"Kita sama Vietnam kalah, sama Filipina kalah, sama Thailand kalah. Apalagi sama Malaysia. Di Timor Leste saja perbandingan jumlah dokter per populasi lebih banyak Timor Leste," kata Budi Gunadi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (9/2/2023).
Saat ini, jumlah dokter di Indonesia ada 175.662 dan 51.949 dokter spesialis. Bila mengacu pada rasio kebutuhan dokter seharusnya Indonesia memiliki sekitar 270.000-an dokter.
Butuh Banyak Dokter Tangani Diabetes dan Kanker
Rencana pemenuhan kebutuhan dokter sebagaimana Inggris turut diiringi dengan kisaran penambahan jumlah populasi penduduk dan penyakit apa saja yang kemungkinan meningkat di masa depan. Dengan demikian, kebutuhan dokter yang menangani penyakit tertentu juga dapat diharapkan bertambah.
Perencanaan kebutuhan dokter ini, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membantu.
Apalagi melihat kenaikan beberapa penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan kanker yang diperkirakan meningkat di tahun-tahun mendatang.
“Saya rasa saya harus minta bantuan IDI itu bikin (perencanaan kebutuhan dokter) karena populasi kita beda. Kalau dulu yang banyak obgyn sama dokter anak, mohon maaf mungkin ya nanti penyakit dalam, ahli cancer (kanker) mungkin lebih banyak,” paparnya.
“Karena trennya cancer naiknya tinggi, diabetes kita juga naik terus. Menurut saya, 5 tahun, 10 tahun ke depan akan menjadi big problem (masalah besar). Nah, kita butuh banyak dong dokter spesialis yang tangani diabetes.”
Target Pembuatan Rencana Kebutuhan Dokter
Kebutuhan dokter spesialis untuk penanganan diabetes dan kanker, lanjut Budi Gunadi, harus diupayakan sejak sekarang. Perencanaan kebutuhan dokter ini nantinya lengkap dengan daerah-daerah mana saja yang memang membutuhkan dokter sehingga persebaran dokter merata.
Pembuatan rencana kebutuhan dokter ini ditargetkan selesai sebelum Juni 2023.
“Butuh banyak dokter ini dibikinnya dari sekarang. Daerah-darahnya di mana aja itu. Saya setuju sekali ya dan saya akan minta itu selesai sebelum Juni,” kata Budi Gunadi.
Advertisement
Pemenuhan Dokter Spesialis di Tiap RSUD
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, akan memenuhi kebutuhan dokter spesialis di setiap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Hal itu disampaikan saat kunjungan kerja ke RSUD Dr. Moewardi, Solo, Sabtu (10/12/2022).
“Jadi rumah sakit umum daerah pasti akan aku isi, fasilitasnya aku isi, dan SDM-nya saya kasih beasiswa, beasiswanya bisa fellowship,” ujarnya.
Upaya itu dilakukan untuk mengejar kekurangan dokter spesialis dan menambah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan spesialis.
“Supaya lebih cepat karena waktu saya (sebagai Menkes) tinggal 1 tahun 11 bulan,” sambung Budi Gunadi.
Dikatakan Menkes Budi, upaya pemenuhan dokter spesialis dan fasilitas penunjang dilakukan dalam rangka transformasi sistem kesehatan Indonesia. Ini sesuai mandat dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kepada Budi Gunadi untuk melakukan transformasi kesehatan besar-besaran.
Jenis Dokter Spesialis yang Prioritas Dipenuhi
Dokter spesialis yang menjadi prioritas pemenuhan di RSUD adalah spesialis penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Dokter spesialis yang dimaksud antara lain, spesialis onkologi untuk penyakit kanker, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis neurologi untuk penyakit stroke, serta spesialis nefrologi untuk penyakit ginjal.
Menkes Budi Gunadi menginisiasi adanya transformasi di bidang kesehatan. Ia telah menetapkan ada 6 jenis transformasi yang akan dilakukan, yakni transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan.
Pemenuhan dokter spesialis di RSUD merupakan bagian dari transformasi layanan rujukan. Transformasi ini akan dimulai dengan tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Target Lebih dari 6.000 Dokter Umum di Inggris
Mengutip Royal College of General Practitioners pada informasi berjudul, Fit for the Future: a new plan for GPs and their patients, terpapar rencana baru untuk pemenuhan dokter umum (General Practitioner/GP) dan meningkatkan layanan pasien di Inggris ke depannya.
Upaya ini harus mencakup beberapa hal, antara lain:
- Strategi perekrutan dan retensi baru yang memungkinkan melampaui target 6.000 lebih banyak dokter, didukung oleh dana retensi GP tahunan sebesar £150 juta, meningkatkan jumlah tempat pelatihan GP setidaknya 10 persen dari tahun ke tahun, dan perubahan pada aturan visa saat ini untuk memudahkan peserta pelatihan GP internasional untuk tinggal dan bekerja di Inggris.
- Kampanye luas National Health Service (NHS) untuk membebaskan dokter agar menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasien dengan memotong beban kerja dan birokrasi yang tidak perlu, termasuk melalui tinjauan persyaratan kontrak dan meningkatkan koordinasi antara perawatan layanan primer dan sekunder.
- Meningkatkan pengalaman pasien mengakses perawatan dengan berinvestasi dalam rangkaian baru produk teknologi dan dukungan untuk praktik, sehingga memudahkan pasien untuk memilih dokter umum yang sama atau anggota tim berikutnya yang tersedia.
- Alokasikan lebih besar dari anggaran NHS untuk praktik umum demi dana hingga 11 persen dari total pengeluaran kesehatan - dengan investasi tambahan £1 miliar di tempat dokter umum, lebih banyak dana untuk praktik yang melayani masyarakat yang kekurangan, dan uang ekstra untuk jaringan perawatan primer dalam memberikan pencegahan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Konsultasi Pasien Lebih Lama
Jika upaya di atas diterapkan sepenuhnya, maka perubahan ini berarti:
- Setiap pasien dapat dengan cepat mendapatkan janji temu yang mereka butuhkan, baik secara tatap muka melalui telepon atau video.
- Pasien yang ingin dapat membuat janji temu dengan dokter yang mereka kenal dan mengenal mereka.Konsultasi GP yang lebih lama tersedia untuk pasien yang membutuhkannya
- Dokter umum dapat memainkan peran kunci dalam mendukung inisiatif masyarakat, mendukung kesejahteraan, dan membantu orang menjalani hidup lebih sehat.
- Dokter bekerja keras mewujudkan visi ini bagi pasien, sekarang saatnya pemerintah untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan dokter.
Advertisement