Perbengkelan Alsintan Jadi Pendukung Keberlanjutan Mekanisasi dan Produktivitas Pertanian

Sejalan dengan semakin meningkatnya penggunaan alsintan dibutuhkan perbengkelan guna keberlanjutannya.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 29 Mar 2023, 11:15 WIB
Alsintan. (Dok. Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mendukung keberlanjutan mekanisasi pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian telah menghadirkan program perbengkelan alsintan. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, sektor pertanian Indonesia saat ini sudah berjalan dengan era 4.0 yang ditandai dengan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) sebagai stimulus untuk menggenjot produktivitas. 

Sejalan dengan semakin meningkatnya penggunaan alsintan, menurut Mentan SYL keberadaan perbengkelan sangat penting untuk mendukung keberlanjutan mekanisasi pertanian.

“Perbengkelan ini menjadi penting untuk pemeliharaan dan perawatan alsintan. Perbengkelan alsintan ini juga sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Mentan SYL, Selasa (28/3/2023).

Direktur Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Ali Jamil menjelaskan, perbengkelan ini direalisasikan untuk memperbaiki dan merawat alsintan yang sering digunakan. Selain itu juga menyediakan spare part, sehingga dapat membantu petani dalam proses budidaya pertanian. Ketika terjadi kerusakan, perbengkelan dapat dengan sigap memperbaiki alsintan sehingga tidak mengganggu kinerja petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

“Perbengkelan alsintan ini juga melakukan service atau perawatan alsintan untuk mengantisipasi kerusakan yang terjadi. Di sisi lain, perbengkelan alsintan dimaksudkan untuk terus menjaga produktivitas pertanian dan meningkatkan pendapatan petani,” terangnya.


Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Pertanian Nasional

Alsintan. (Dok. Kementan)

Lebih lanjut, Ali mengatakan bahwa program perbengkelan alsintan ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.

“Sejauh ini, Kementan telah menyalurkan alsintan ke daerah-daerah sentra produksi pangan untuk mendukung budidaya pertanian mereka. Dukungan juga diberikan berupa perbengkelan alsintan agar keberlanjutannya dapat terus berlangsung, sehingga memerlukan layanan pemeliharaan, perbaikan dan penyediaan suku cadang,” imbuhnya.

Bantuan perbengkelan berada di bawah pengelolaan UPJA. Dari sini diharapkan ada dua keuntungan yang didapat yakni jaminan keberlanjutan penggunaan alsintan dan menjadi sumber pendapatan UPJA selain dari usaha jasa sewa alsintan, jasa olah tanah dan jasa perbengkelan.

"Bantuan sarana perbengkelan dilakukan melalui pembangunan workshop yang berfungsi sebagai tempat kerja operasional bengkel dan penyimpanan suku cadang alsintan, juga kantor administrasi, alat perbengkelan dan fasilitas lainnya," kata Ali Jamil.


Program Taksi Alsintan

Alsintan. (Dok. Kementan)

Direktur Alat dan Mesin Pertanian Ditjen PSP, Muhammad Hatta menambahkan, bantuan ini, merupakan percontohan agar petani di daerah lainnya turut membuat perbengkelan karena prospek bisnisnya bagus. Sehingga dengan adanya bengkel, petani tidak ragu lagi untuk membeli alsintan.

"Bisnis perbengkelan alsintan ini bagus. Bengkel bantuan dari pemerintah ada yang digratiskan biaya service namun tidak dengan sparepartnya. Tapi bengkel yang swakelola Poktan tidak gratis," ujarnya

Selain itu, Kementan juga meluncurkan taksi alsintan dalam rangka membantu menyediakan alsintan secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian melalui fasilitasi bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Saya kira akan banyak sekali daerah-daerah, desa-desa, provinsi, kabupaten akan banyak para petani yang mau beli alat dan mesin pertanian baik itu apa rice mill unit (RMU), baik dryer, baik combine harvester, traktor dan lain-lain dengan pola program taksi alsintan,” ujarnya.

Muhammad Hatta menjelaskan program tersebut merupakan inovasi Kementan untuk mengurangi beban APBN dan melatih kemandirian petani.

“Taksi alsintan itu inovasi kita untuk mengurangi beban APBN. Program ini berkaitan langsung dengan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga petani bisa lebih mandiri,” pungkas Muhammad Hatta.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya