Liputan6.com, Jakarta Tiktok telah menjadi lapak bagi iklan perusahaan bahkan bagi siaran acara olahraga, ini menjadi sebuah langganan. Platfom ini tetap jadi primadona iklan di tengah rongrongan Pemerintah Amerika Serikat (AS) perihal keberadaannya.
Diketahui, Platform media sosial telah berada di bawah pengawasan pemerintah AS dan menghadapi larangan. Anggota parlemen DPR memarahi CEO TikTok Shou Zi Chew dalam sebuah sidang di Capitol Hill pekan lalu.
Advertisement
Namun, pendapatan iklan di platform ini tetap diminati dengan jumlah miliaran dolar karena perusahaan besar ingin menjangkau audiens yang lebih muda.
Keuntungan lainnya beriklan dari platform ini, membantu pengiklan memotong biaya iklan TV yang lebih mahal terutama terkait acara olahraga yang banyak ditonton di luar negeri, seperti Super Bowl NFL dan turnamen bola basket March Madness NCAA.
Selama Super Bowl tahun ini, State Farm memilih keluar dari iklan TV selama pertandingan besar, sebagai gantinya menggunakan kampanye iklan yang berfokus pada TikTok dan media sosial.
Seperti produsen otomatif Hyundai memprioritaskan TikTok tahun ini karena banyak pembuat mobil melewati iklan TV selama Super Bowl untuk menghemat uang atau membelanjakan iklan di tempat lain.
Terlepas dari harga yang tinggi dan permintaan yang tinggi untuk iklan TV selama acara langsung besar, pasar iklan secara keseluruhan telah melambat dalam beberapa bulan terakhir karena ketidakpastian ekonomi, membebani perusahaan media tradisional seperti Paramount Global dan Warner Bros. Discovery.
Proyeksi Pendapatan
Pendapatan iklan TikTok pada tahun 2023 diproyeksikan mencapai USD 6,83 miliar, naik dari lebih dari USD 5 miliar pada tahun 2022, menurut data dari Insider Intelligence.
Meskipun ini merupakan sekitar 2 persen dari keseluruhan belanja iklan digital, pertumbuhan belanja untuk platform ini sangat pesat. Insider Intelligence mengharapkan pendapatan iklan TikTok di AS melampaui $8 miliar pada tahun 2024.
“TikTok telah benar-benar beralih dari permainan eksperimental menjadi yang harus dibeli oleh banyak pengiklan. Pada titik ini kami melihat banyak pengiklan mengandalkan TikTok, beberapa mungkin terlalu banyak dengan apa yang terjadi,” kata Jasmine Enberg, analis media sosial di Insider Intelligence.
Advertisement