Liputan6.com, Jakarta - Selama ini piring plastik digunakan sebagai alas makanan serba guna untuk kepraktisan. Namun piring plastik sangat tidak ramah lingkungan. Sampah plastik dari peralatan makan itu juga akan memberi masalah di kemudian hari jika dibuang sembarangan.
Inovasi piring yang terbuat dari daun jadi solusinya. Memproduksi piring daun bahkan jadi mata pencaharian perempuan di Sundargarh, India. Mereka membuat piring dari daun Sal dan Siali dengan menggunakan alat cetakan mesin modern.
Advertisement
Peningkatan permintaan untuk piring dan mangkuk daun ini bahkan membuat lebih dari 2.700 perempuan dari Sundargarh terlibat dalam pembuatan piring daun dan menjadi mandiri. Produk ramah lingkungan ini dibuat sebagai bagian dari Van Dhan Vikas Karyakram (VDVK) di bawah Integrated Tribal Development Agency (ITDA) Sundargarh.
ITDA memberikan pelatihan dan dukungan yang diperlukan kepada para wanita ini yang membantu mereka mendapatkan harga yang wajar untuk produknya di pasar. "Sebelumnya, perempuan suku biasa menyiapkan piring daun dengan tangan dan menjualnya secara lokal yang tidak memberi mereka harga yang layak," ungkap Administrator Proyek ITDA Sundargarh, Ramkrishna Gond dikutip dari laman Orissadiary, Rabu, 29 Maret 2023.
Mengingat hal ini, di bawah VDVK, anggota Women SHG telah dilatih untuk menyiapkan piring daun ramah lingkungan menggunakan mesin modern. Keterkaitan pasar untuk hal yang sama juga diperluas oleh ITDA. Kedepannya, industri ini bertujuan untuk menambah lapangan kerja perempuan dan mengubah perdagangan rumahan menjadi Usaha Kecil dan Mikro.
Industri Peralatan Makan Daun Memberdayakan Perempuan Desa
Mesin Jahit, Mesin Press dan Weighting disediakan dan ITDA Sundargarh memberikan pelatihan yang diperlukan kepada para wanita untuk mengoperasikan mesin tersebut. "Kami memiliki 300 anggota di unit VDVK. Kami melakukan segalanya mulai dari mengumpulkan daun hingga mengembangkan produk jadi. Kami memiliki mesin untuk membuat piring daun ramah lingkungan ini melalui ITDA Sundargarh sehingga kami dapat menjual produk di pasar dan mendapatkan mata pencaharian," kata Sekretaris Unit Subdega VDVK, Sabita Majhi.
Wanita dari unit VDVK mengumpulkan daun Sal dan Siali dari hutan terdekat dan mengeringkannya di bawah sinar matahari untuk mempersiapkan jahitan. Daunnya terlebih dahulu dijahit dengan tangan sebelum melalui jahitan mesin. Kemudian, daunnya dimasukkan ke dalam alat press untuk diratakan serta dibuat piring dan mangkuk.
Menggunakan mesin canggih telah menghasilkan peningkatan efisiensi dan sekarang, setiap unit VDVK menghasilkan lebih dari 1.500 piring dan mangkuk per hari. "Ada permintaan untuk piring daun yang diproduksi oleh kami. Kami menjualnya di pasar lokal serta membawanya ke berbagai pameran dan festival. Orang-orang telah menunjukkan minat yang besar untuk membeli produk kami. Ini juga meningkatkan pendapatan kami, ”kata anggota unit VDVK Pinky Meher.
Advertisement
Startup Jerman Pernah Membuat Piring Daun tapi Bangkrut
Sebelumnya sebuah perusahaan startup Jerman, Leaf Republic meluncurkan koleksi peralatan makan inovatif yang terbuat dari daun pada 2016. Dibuat dengan kecanggihan yang mengagumkan, Leaf Republic menawarkan rangkaian peralatan makan daun yang mencakup mangkuk, piring, dan baki.
Piring daun ini terdiri dari empat lapisan dengan dua lapisan daun dijahit bersama dengan serat palem, lapisan kertas berbasis daun tahan air di tengah dan penutup bioplastik di atasnya. Melalui proses produksi yang sepenuhnya otomatis, Leaf Republic mengklaim bahwa mereka benar-benar organik, bebas dari jejak plastik, minyak, lem, atau bahan kimia apa pun.
Tdak hanya dapat terurai secara hayati, produk terurai di luar ruangan dalam waktu satu bulan dan tahan air. Sementara produk plastik, dapat memakan waktu lebih dari dua tahun.
Terlepas dari desainnya yang mengesankan dan pemasaran yang kuat, Leaf Republic ditutup pada 2018, setelah insiden yang tidak menguntungkan karena semua bahan mentah mereka dari India terkontaminasi dalam perjalanan. Tetapi, Leaf Republic bukan satu-satunya perusahaan Jerman yang berada di jalur 'berangkat ke meja' ini.
Industri Peralatan Makan Daun Dibuat Ulang Startup India
Perusahaan Jerman lainnya dengan brand bernama Leef juga telah menjual peralatan makan yang dapat terurai secara hayati dan bangga sebagai portofolio produk daun palem terluas di Eropa. Leef, yang mengiklankan dirinya sebagai spesialis dunia masih beroperasi sebagai salah satu pemasok terkemuka peralatan makan daun palem untuk sektor katering di Jerman.
Namun, ini bukan hanya inovasi yang dijiplak tapi harga jual yang cukup mahal. Leaf Republic menjualnya seharga 8,50 euro per buah atau setara Rp149 ribu sementara Leef masih menjual piring daun seharga 11,50 euro per buah atau setara Rp192 ribu.
Peralatan makan dari daun selama beberapa dekade telah memicu industri rumahan di India modern dan beberapa negara Asia. Industri rumahan ini direvitalisasi oleh masyarakat India sendiri untuk memutar roda perekonomiannya yakni dilakukan oleh startup asal Hyderabad bernama Vistaraku.
Startup yang didirikan oleh Venugopal dan Madhavi Vippulancha pada 2019 ini membuat perkakas daun serupa. Orang-orang di Vistaraku memastikan bisnisnya membantu industri rumahan di Telangana dan Andhra Pradesh berkembang. Berkat mereka, ratusan perempuan pedesaan kini memiliki mata pencaharian dan kemandirian finansial.
Advertisement