Liputan6.com, Jakarta - Transisi menuju menopause dapat menyebabkan wanita merasa tidak subur dan menarik lagi. Umumnya, wanita mulai bertransisi ke masa menopause ketika menginjak usia 45 tahun.
Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami karena berhentinya aktivitas ovarium, melansir laman World Health Organization (WHO). Seorang wanita dikatakan sudah menopause jika tidak menstruasi lagi selama minimal 12 bulan.
Advertisement
Adapun kebanyakan wanita mengalami menopause saat memasuki usia 45 hingga 55 tahun.
Transisi menuju menopause ini dapat memengaruhi senyawa kimia di otak wanita. Alhasil hal ini dapat memengaruhi suasana hati.
Menurut seorang psikiater Cleveland Clinic, Lilian Gonsalves, perubahan kadar hormon akibat menopause memang dapat menimbulkan rasa cemas.
“Akan tetapi, kepanikan, kecemasan, dan depresi yang parah dan berkelanjutan bukanlah hal yang sering terjadi,” ungkap wanita lulusan kedokteran University of Mumbai, India tersebut.
Tak hanya itu, seorang ahli kesehatan wanita di University of Michigan, Carrie Karvonen-Gutierrez, mengungkap pentingnya menjaga kesehatan sebelum memasuki masa menopause.
"Memasuki masa menopause benar-benar menentukan prediksi penting tentang seperti apa pengalaman menopause Anda nantinya, juga seperti apa kesehatan Anda setelah menopause," ungkap Carrie yang juga merupakan profesor epidemiologi di University of Michigan, Amerika Serikat itu.
Semakin banyaknya mengetahui informasi mengenai menopause saat ini adalah hal yang baik. Sebab, wanita akan mempersiapkan kesehatan mereka menuju transisi ke menopause.
Jalani Gaya Hidup Sehat
Perubahan hormon adalah ciri khas dari transisi menopause, terutama ketika estrogen terus berfluktuasi, lalu turun, melansir laman Very Well Health.
Diet sehat dan tidur malam yang nyenyak bisa membantu menyeimbangkan hormon. Seperti diketahui, pada wanita kerap terjadi perubahan hormon seperti saat mengalami pubertas, hamil, saat stres, atau akibat penggunaan obat-obatan tertentu.
Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan Wanita
Saat menopause datang disertai dengan penurunan kekuatan tulang. Perubahan ini sangat terasa oleh wanita pada tahun-tahun awal menopause.
Oleh karena itu, latihan menahan beban dapat membantu menjaga kesehatan tulang. Olahraga dan aktivitas yang mengerahkan kekuatan pada kerangka tulang, seperti menari dan berlari, dapat menjaga tulang tetap kuat.
“Berjalan lebih baik daripada bersepeda dalam hal menjaga kesehatan tulang,” kata direktur medis di North Americcan Menopause Society, Stephanie Faubion.
Tak hanya itu, menurunnya massa otot juga merupakan masalah penting bagi orang-orang dalam transisi menopause. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon mereka.
Carrie mengungkap, lebih penting bagi wanita untuk fokus mendapatkan komposisi tubuh yang sehat daripada menurunkan berat badan.
"Wanita khusunya yang sedang transisi menopause dapat memperoleh manfaat dari latihan kekuatan dan latihan ketahanan, baik untuk mempertahankan massa otot maupun untuk meningkatkan kesehatan tulang," ia menambahkan.
Advertisement
Pil KB Mempercepat Menopause, Benarkah?
Menurut seorang ahli ginekologi, Mary Jane Minkin, penggunaan KB hormonal jangka panjang tidak menunda atau mempercepat menopause.
"Jika Anda menggunakan pil KB, kondisi indung telur akan sama seperti jika Anda tidak menggunakannya," ungkap wanita lulusan Yale School of Medicine, Amerika Serikat tersebut.
Lebih lanjut, menurut Carrie, memang tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan KB pada usia muda memengaruhi usia menopause.
“Kami memiliki studi yang bisa menjawab pertanyaan itu secara hipotetis. Akan tetapi, tipe hormon wanita yang sudah menopause saat ini ketika mereka muda, mungkin berbeda dengan tipe hormon anak-anak muda yang saat ini masih berusia 20-an,” ia menjelaskan.