Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah resmi menyepakati dan menetapkan perubahan hari libur nasional dan cuti bersama Lebaran 2023. Tanggal merah tersebut dimajukan dua hari dari sebelumnya 21 April menjadi 19 April.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, tujuan perubahan cuti bersama Lebaran tersebut salah satunya untuk menghindari penumpukan mudik di satu waktu.
Advertisement
Untuk itu, para pemudik diminta ambil cuti lebih awal agar bisa pulang kampung lebih cepat. Sehingga kepadatan mudik bisa terurai dan tidak terjadi tepat bersamaan saat hari H Lebaran Idul Fitri 1444 H.
"Pertimbangan menggeser tanggal cuti bersama dan menambah satu hari ini adalah untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil cuti lebih awal. Sehingga dapat menghindarkan dari penumpukan masa pada puncak mudik yang waktunya diperkirakan bersamaan dengan perayaan Idul Fitri 2023, yakni 21 April 2023," jelasnya, Rabu (29/3/2023).
Muhadjir pun berharap, seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan assesment secara berkala guna mengantisipasi pergerakan atau mobilitas masyarakat dalam rangka mudik Lebaran 2023.
"Sehingga pelaksanaan operasional dalam mengendalikan arus mudik bisa bejalan dengan baik," ungkapnya.
Adapun cuti bersama Lebaran 2023 secara total bertambah dari 6 hari menjadi 7 hari. Sebelumnya, hari libur nasional tersebut dijadwalkan berlangsung pada 21-26 April, berubah menjadi 19-25 April.
Perubahan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama tiga menteri, yakni Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Cuti Bersama Lebaran Sudah Dimajukan, Pengamat Minta Diperpanjang Lagi
Pemerintah telah menetapkan waktu cuti bersama Lebaran 2023 selama 7 hari selama 19-25 April 2023. Jadwal cuti bersama itu berubah dari ketetapan semula yang 6 hari pada 21-26 April 2023.
Kebijakan itu diambil untuk menghindari potensi penumpukan puncak arus mudik pada 21 April jika skenario jadwal libur sebelumnya diterapkan. Terlebih menurut prediksi, akan ada sebanyak 123,8 juta orang yang berpergian saat musim mudik Lebaran 2023.
Namun, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno berharap pemerintah masih bisa lebih luwes dalam menerapkan kebijakan tersebut.
Pasalnya, ia khawatir pergeseran waktu cuti bersama Lebaran 2023 malah merugikan sejumlah pemudik yang sudah memesan tiket untuk pemberangkatan pulang.
"Kemudian waktu baliknya jangan diubah. Karena orang sudah terlanjur pesan tiket kan. Itu bisa dipertimbangkan lagi. Bila perlu kalau bisa dimundurin lagi baliknya. Saya kira harus luwes lah kondisi pas balik nanti," ujar Djoko kepada Liputan6.com, Rabu (29/3/2023).
Advertisement
Lebih Fleksibel
Lebih lanjut, ia juga berharap pemerintah lebih bisa fleksibel dalam melakukan manajemen waktu. Sebab, realita di lapangan saat mudik bisa saja berbeda dengan perkiraan di atas kertas.
Oleh karenanya, Djoko pun mendesak operator moda transportasi terus bersiaga untuk menambah jumlah angkutan guna menampung potensi penumpang mudik yang lebih besar.
"Selain itu juga manajemen kapasitas. Misal untuk pemberangkatan ada tambahan pelabuhan, diurai lah. Kemudian pesawat-pesawat bisa beroperasi sampai malam hari," tuturnya.
"Bus-bus juga, bisa ada tambahan. Kapal laut yang untuk sepeda motor juga dipebesar. Mudik gratis bisa ditambahkan juga," pinta Djoko.